Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Senin, 28 Februari 2011

PRABHU GUNA AVATARA DAS, BERBICARA DALAM DISKUSI DI GEDUNG DPR RI JAKARTA

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, moderator Zuhairi Misrawi, Prabu Guna Avatar (Hindu) dan Ienar Sitompul (Kristen)

Jumat, 23 Februari 2011
Dalam hubungan negara dan agama serta antarumat beragama tidak boleh ada saling intervensi namun harus tetap mencegah konflik yang memicu tindak kekerasan.

Diskusi ‘Meneguhkan Kebhinnekaan, Menyelamatkan Bangsa” di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat (25/2).

Hadir dalam bedah buku Hamka Haq “Islam Rahmah untuk bangsa” yang diselenggarakan FPDIP DPR itu antara lain mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. Sirajuddin Syamsuddin atau lebih dikenal sebagai Din Syamsuddin Prabu Guna Avatar (Hindu) dan Ienar Sitompul (Kristen) dengan moderator Zuhairi Misrawi.
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, moderator Zuhairi Misrawi, Prabu Guna Avatar (Hindu), Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi

Yang pasti lanjut Din, kekerasan yang muncul belakangan ini akibat terjadi kesalahpahaman pemeluk agama terhadap agamanya sendiri. Selain adanya factor social, ekonomi dan rekayasa politik yang terorganisir. Karena itu kekerasan itu harus dikutuk dan dikecam termasuk pengabaian Negara terhadap terjadinya kekerasan tersebut.

Sebab kata Din, kalau kekerasan itu dibiarkan maka akan menggoyang pilar-pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, kehinnekaan, konstitusi, NKRI. Di mana kemajemukan dan pluralism bagi Indonesia itu suatu keniscayaan, sunnatullah. Untuk itu bangsa ini harus membangun kesamaan-kesamaan (kalimatun tsawa’) untuk menghadapi musuh bersama. Yaitu keimskinan, kebodohan, ketertindasan, kedzaliman dan sebagainya.

Dengan demikian sambung Prabhu Guna Avatar das, Indonesia ini membutuhkan pemimpin yang bukan saja negarawan, melainkan juga kuat agamanya. Sebab, kalau tidak, maka dia akan menjadi pemimpin yang dzalim, menipu dan mencuri hak-hak rakyat dan kekayaan Negara.

“Kesalahpahaman sering terjadi karena kebodohan. Karena itu kita wajib mencerdaskan anak bangsa ini demi Indonesia yang maju dan beradab,” ujarnya



Sumber :
http://www.bisnis.com/umum/sosial/13989-negara-tidak-boleh-paksakan-ideologi
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=273418

Kamis, 24 Februari 2011

FOTO-FOTO KIRTAN DI TEMPAT PRABHU KETUT TRI BAYUNA

 Pr Sundara Gopala dasa on Harmonium and Lead Vocal
 Pr Made Pusarkaya on Karatala
TheParticipant
 Pr Sundara Gopala dasa, Kripa Nidhi dasa, Made Toya
Pr Kripa Nidhi das on mrdanga


 BANK INDONESIA SANKIRTANA BOOKS

 Bank Indonesia
Pr. Kripa Nidhi das dan Pr made Toya, Sankirtana Books in BI

MEMBUNUH RAKSASA PRALAMBASURA

Suatu hari ketika anak-anak gembala sapi sedang asyik dalam permainan rohani mereka, sesosok raksasa bernama Pralambasura menyelinap ke dalam kelompok mereka, dengan keinginan untuk menculik Balarama dan Krishna. Walaupun Krishna sedang memainkan peran sebagai anak gembala, sebagai Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Dia dapat mengetahui segalanya - masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Jadi, ketika Pralambasura masuk ke tengah-tengah kelompok mereka, Krishna mulai memikirkan cara untuk membunuh raksasa itu, namun dalam penampilan luar-Nya Dia menyambut iblis itu sebagai seorang teman. Krishna berkata, "Wahai teman-Ku, sangat bagus engkau datang bergabung dalam permainan kami." Kemudian Krishna memanggil semua temanNya dan memerintahkan mereka, "Sekarang, kita akan bermain dengan membentuk kelompok. Kita akan menantang satu lawan satu dalam kelompok. Mendengar usulan ini, semua anak-anak gembala berkumpul serentak. Beberapa diantara mereka bergabung di pihak Krishna, dan yang lain bergabung di pihak Balarama, dan mereka mengatur permainan satu lawan satu. Anggota-anggota yang kalah dalam permainan tersebut harus menggendong anggota-anggota yang menang, seperti seekor kuda ditunggangi oleh tuannya. Mereka mulai bermain, sambil mengawasi sapi-sapi ketika sedang melewati hutan Bhandiravana. Kelompok Balarama yang disertai oleh Sridama dan Vrsabha, keluar sebagai pemenang, dan kelompok Krishna harus menggendong mereka melewati hutan Bhandiravana. Karena berada di pihak yang kalah Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, harus menggendong Sridama, dan Bhadrasena menggendong Vrsabha. Dengan meniru permainan mereka, Pralambasura, yang hadir di sana sebagai seorang anak gembala sapi, menggendong Balarama di punggungnya. Pralambasura adalah yang terkuat di antara para raksasa, dan dia telah memperhitungkan Krishna sebagai yang terkuat di antara anak-anak gembala tersebut.

Untuk menghindari Krishna, Pralambasura membawa Balarama menjauh. Tak diragukan lagi bahwa raksasa itu sangat kuat, namun ia sedang menggendong Balarama yang beratNya setara dengan berat gunung, karena itu, Pralambasura mulai merasakan kelebihan beban, dan dengan demikian sosoknya kembali ke wujud aslinya. Ketika tamppil dalam wujud iblis yang sesungguhnya, dia bermahkota dan beranting-anting emas dan kelihatan seperti awan berpetir sedang mengusung rembulan. Balarama merasakan tubuh raksasa itu membesar hingga ke batas awan, matanya berpijar menyilaukan bagaikan kobaran api dan di mulutnya ada gigi-gigi tajam mengkilat. Awalnya Balarama terkejut melihat penampilan raksasa tersebut, dan bertanya-tanya "Bagaimana ini, orang yang menggendong-Ku tiba-tiba berubah sedemikian rupa? Namun dengan satu pemikiran jernih, Balarama langsung mengerti bahwa Dia sedang dijauhkan dari teman-temanNya oleh iblis yang bermaksud membunuhNya. Balarama segera menghantam kepala raksasa itu dengan kepalan tanganNya yang kuat persis seperti raja planet-planet surga menghantam sebuah gunung dengan petirnya. Karena dihantam oleh kepalan tangan Balarama, raksasa itu ambruk lalu tewas, seperti seekor ular yang dihantam bagian kepalanya, dan dari mulutnya keluar darah segar. Ketika iblis itu roboh, dia menimbulkan suara menggelegar, dan terdengar seakan sebuah bukit besar ambruk akibat hantaman petir raja Indra. Kemudian semua anak-anak gembala sapi berlarian ke arah suara itu. Karena heran melihat pemandangan yang mengerikan itu, mereka mulai memuji Balarama dengan ucapan, "Hebat! Hebat!" Lalu mereka semua memeluk Balarama dengan perasaan sayang, berpikir bahwa Balarama baru selamat dari kematian, dan mereka memberikan ucapan selamat kepadaNya. Semua dewa di planet-planet surga menjadi sangat gembira dan kemudian menaburkan bunga di atas badan rohani Sri Balarama, dan mereka juga memberikan berkat serta ucapan selamat karena Sri Balarama telah berhasil membunuh raksasa besar Pralambasura.
Demikianlah berakhir penjelasan, Bhaktivedanta mengenai Bab delapanbelas dari Krsna yang berjudul , "Raksasa Pralambasura Terbunuh."

*Sumber : Buku Krsna, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, karya Sri Srimad AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada

Rabu, 23 Februari 2011

RAJA SERIGALA

Cerita pendek Srila Prabhupada

Ada sebuah cerita tentang seekor serigala. Seekor serigala datang ke sebuah desa dan dia jatuh ke dalam sebuah bak yang berisi air berwarna biru yang digunakan untuk mencelup/mewarnai pakaian. Jadi si tukang cuci menyimpan air di dalam sebuah bak, dan serigala itu jatuh ke dalamnya. Serigala itu pun berubah menjadi biru, semuanya biru. Kemudian ia lari, dan semua binatang lainnya berkata, “ Binatang apakah ini? Binatang apa? Binatang apa? Oh?” Semuanya, bahkan singa menjadi terkejut. “Kita belum pernah melihat ini.” “Siapakah diri anda, tuan?” Serigala itu berkata, “Saya dikirim oleh Tuhan untuk berkuasa atas anda.” “Oh?” Jadi binatang-binatang itu mulai memujanya sebagai Tuhan, sebagai pemimpin. Kemudian suatu hari serigala yang lain mulai menangis, “Wa, wa,” serigala itu tidak bisa menahan diri. Jika serigala yang lain menangis, serigala tidak bisa menahan diri. Jadi dia pun mulai untuk “Wa, wa.” Oh, kemudian mereka, binatang lainya menyadari oh, bajingan ini adalah seekor serigala.

Yavat kincin na bhavate. Mereka berpakaian sangat baik, tetapi ketika mereka berbicara kita dapat mengenalinya, bajingan ini adalah seekor serigala. Mereka berbicara yang bukan-bukan. Kita dapat mendeteksinya “Inilah seekor serigala” Jadi kita harus mengungkap mereka. Mereka bukanlah pemimpin; mereka para serigala. Jadi para serigala tidak bisa memimpin lagi. Itulah yang harus menjadi propaganda kita. Bukan hanya di dalam bidang ilmiah saja, semua bidang politik, bidang sosial, semuanya. Mereka semua harus ditendang keluar. Mereka harus diganti dengan Kesadaran Krishna. Maka masyarakat akan bahagia. Inilah yang harus menjadi program kita. Propaganda kita berarti untuk membuat masyarakat berbahagia. Ini bukanlah bisnis, membuat sebuah bisnis dan menerima sejumlah uang. Banyak serigala seperti ini yang telah ditangkap/dipenjara dan dipecat di dalam suatu pemerintahan.

GLADSTONE

Cerita pendek Srila Prabhupada
 Jika Krishna adalah Tuhan, kemudian kenapa ibu Yasoda mengikat Dia?
Mereka tidak mengetahui bahwa ini adalah hubungan cinta kasih. Terdapat sebuah cerita berkenaan dengan hal ini.
Ada seorang perdana menteri terhormat di Inggris, bernama Gladstone, perdana menteri dimasa kepemimpinan ratu Victoria.
Pada suatu hari seseorang datang untuk bertemu dengannya, dan tuan Gladstone memberitahukan bahwa saat ini dirinya sedang sibuk, sehingga orang itu harus menunggu. Dia pun menunggu, satu jam berlalu dan belum ada pesan untuk masuk. Akhirnya dia membuka pintu karena penasaran ingin meihat apa yang sedang dilakukan oleh perdana menteri. Kemudian dia melihat perdana menteri sedang berperan menjadi seekor kuda dan cucunya yang baru berumur 5 tahun sedang menungganginya.

Ini adalah kebahagiaan. Tuan Gladstone adalah seorang perdana menteri, ia yang mengendalikan kerajaan Inggris, tetapi karena cinta kasih ia dikendalikan oleh cucunya, ia telah menjadi kuda bagi cucunya. Itulah posisi Krishna. Krishna adalah Pengendali Tertinggi :
īśvarah paramah krsnah
sac-cid-ānanda-vigrahah
anādir ādir govindah
sarva-kārana-kāranam

(Brahma Samhita 5.1)
Krishna adalah Pengendali Tertinggi (Isvarah Paramah), tetapi Dia dikendalikan oleh penyembahNya. Tidak mudah mengerti kegiatanNya. Tetapi Krishna setuju untuk dikendalikan oleh penyembahNya. Inilah sifat alami Krishna.

Rabu, 16 Februari 2011

NITYANANDA TRAYODASI


Tuhan Nityananda, yang tidak lain adalah Balarama sendiri, perwujudan atau perluasan langsung yang pertama dari Krishna, adalah guru kerohanian yang asli. Dia membantu Tuhan Krishna di dalam kegiatan-kegiatanNya, dan Dia adalah seorang pelayan Tuhan. Tuhan Caitanya adalah Tuhan Krishna yang sama, dan Tuhan Nityananda adalah Tuhan Balarama. Tuhan Nityananda memenuhi semua keinginan-keinginan dari Tuhan Caitanya. Sumber semua sikap pelayanan sebenarnya adalah Tuhan Balarama, dan perbanyakan paripurnaNya yang mengikutiNya semuanya dipengaruhi oleh kebahagiaan seperti itu. Sri Rama, atau Balarama, adalah pelindung dari penyembah Tuhan. Baladeva berperan sebagai guru kerohanian untuk semua penyembah, dan atas karuniaNya yang tanpa sebab roh-roh yang jatuh dibebaskan. Balarama datang bersama Sri Caitanya Mahaprabhu, dan keduaNya begitu penuh karunia bahwa di zaman Kali sekarang ini seseorang dapat dengan mudah berlindung kepada kaki padma Mereka. Mereka khususnya datang untuk membebaskan roh-roh jatuh di zaman ini. Senjata mereka adalah Sankirtana, Hari-nama. Dengan demikian seseorang harus menerima pedang pengetahuan dari Krishna dan menjadi kuat atas karunia Balarama.

Narottama dasa Thakura berkata bahwa Balarama dan anak dari Maharaja Nanda telah menghadirkan Diri Mereka sebagai Gaura-Nitai. Untuk menyebarkan prinsip mendasar ini, kita mendirikan sebuah kuil Krishna- Balarama untuk menyebarkan kepada dunia bahwa pemujaan kepada Gaura-Nitai adalah sama dengan pemujaan Krishna-Balarama.
Meskipun sangat sulit untuk masuk ke dalam kegiatan Radha-Krishna, kebanyakan dari penyembah di Vrndavana tertarik pada Radha-Krishna lila. Bagaimanapun juga, sejak Nitai-Gaurachandra merupakan inkarnasi langsung dari Balarama dan Krishna, kita dapat secara langsung berhubungan dengan Tuhan Balarama dan Tuhan Krishna melalui Sri Caitanya Mahaprabhu dan Nityananda Prabhu. Mereka yang sangat-sangat maju di dalam kesadaran Krishna dapat masuk ke dalam kegiatan Radha-Krishna atas karunia Sri Caitanya Mahaprabhu. Dikatakan bahwa : sri-krsna-caitanya radha-krsna nahe anya. Sri Krishna Caitanya Mahaprabhu adalah kombinasi atau gabungan dari Radha dan Krishna.
Balarama berarti guru-tattva. Balarama mewakili guru. Yasya prasadad bhagavat-prasadah. Jika kita ingin mengerti Caitanya Mahaprabhu, jika kita ingin mengerti Krishna, maka kita harus berlindung pada Balarama. Nayam atma bala-hinena labhyah. Bala-hinena labhyah ini, aturan veda ini, berarti “Tanpa karunia dari Balarama kau tak dapat mengerti, kau tidak dapat menginsafi identitas rohanimu. Jadi Balarama datang sebagai Nityananda Prabhu.Balarama haila nitai. Untuk itu kita harus berlindung pada Balarama.”
(Pelajaran oleh Srila Prabhupada, 02-02-77, Bhubaneswara)

Kemunculan Nityananda Rama

Sri Nityananda Prabhu, Tuhannya Gaudiya Vaisnava, muncul di desa Ekachakra. Ayahnya adalah seorang brahmana bernama Hadai Pandita dan ibunya adalah Srimati Padmawati devi. Sejak Dia masih anak-anak Sri Nityananda Prabhu memiliki watak yang tenang dan sangat cerdas. Dia adalah gudangnya kualitas baik. Ketampanannya yang menarik hati mengalihkan ketertarikan berjuta-juta dewa asmara. Sejak saat kelahiran Nityananda, semuanya menjadi begitu menguntungkan di distrik / wilayah Radhadesha. Kelaparan, kemiskinan dan semua jenis penderitaan sepenuhnya dihilangkan.
Pada hari kemunculan Tuhan Caitanya di Navadvipa. Sri Nityananda. Yang masih tinggal di Radhadesha, meraung sorak sorai kegirangan. Suara dari raungan itu memenuhi alam semesta dan mencuri indria-indria semua orang. Beberapa orang berspekulasi, “Itu pasti sebuah sambaran petir.” yang lainnya berpikir itu adalah suara dari beberapa bencana yang akan datang. Masih saja yang lain berkata, “Kita mengetahui alasan untuk suara ini. Tuhan Nityananda, Tuhannya Gaudiya Vaisnava, sedang meraung dalam kebahagiaan rohani.”
Orang-orang memberikan pendapatnya yang berbeda-beda pada masalah ini, tetapi tidak satupun yang dapat mengetahui Tuhan Nityananda dengan sebenarnya. karena pengaruh tenaga mengkhayalkannya. Tuhan Nityananda menyembunyikan identitasnya dan bermain riang gembira dengan anak-anak lain seumurannya. Berbagai permainan yag dimainkan Tuhan Nityananda dengan teman-teman mudanya sebenarnya adalah perwujudan dari kegiatan Tuhan Krishna yang berbeda-beda.
Anak-anak berkumpul bersama dan membentuk perkumpulan rohani dimana beberapa lainnya memerankan Ibu bumi dan mengajukan permohonan. Anak-anak itu ditemani oleh banyak lainnya ketika mereka sampai di tepi lautan susu dan mempersembahkan doa-doa pilihan mereka kepada Tuhan Krishna. Seorang anak laki-laki tidak terlihat oleh yang lainnya memanggil dengan suara keras, “Aku akan muncul di Gokula, Mathura.”
Pada suatu senja, Tuhan Nityananda mengumpulkan teman-teman mudanya dan memerankan pernikahan Sri Vasudeva dan Devaki devi. Menutup semua pintu dan jendela pada kamar untuk membuat sebuah kamar bawah tanah, Tuhan Nityananda memainkan kelahiran Tuhan Krishna yang mengambil tempat di gelapnya malam dimana seluruh dunia tertidur. Kemudian mereka membawa bayi Tuhan Krishna ke Gokula dhama khayalan mereka dan menukarNya dengan bayi perempuan Mahamaya, tenaga luar Tuhan. dnegan demikian menipu si Raja yang kejam Kamsa…


Narottama das Thakura di Ekachakragrama

Desa bernama Ekachakra di Radhadesha adalah tempat kelahiran dari Prabhu Nityananda Rama. Ketika Narottama memasuki Ekachakra, Prabhu Nityananda hadir di hadapannya dalam penyamaran sebagai seorang brahmana tua. Dia menunjukan Narottama tempat-tempat dimana Mahaprabhu dan rekan-rekanNya biasa berkelana. Tetapi Nityananda gagal memperdaya Narottama yang langsung mengenali brahmana tua dalam identitas aslinya, Mengetahuinya sebagai Nityananda Balarama, Narottama pingsan tidak sadarkan diri di tanah dan air mata terus mengalir dari kedua matanya. Memohon pada Tuhan, Narottama mengendalikan emosinya tetapi Nityananda melarang Narottama untuk memberitahukan kepada semua orang tentang kejadian ini. Setelah mempersembahkan dirinya kepada kaki padma Nityananda Prabhu, Narottama mengitari seluruh desa Ekachakra dan membawa karunia Prabhu Nityananda, Narottama melanjutkan perjalanan ke Khetari.

Maha-mantra

Di dalam maha-mantra – hare krishna hare krishna krishna krishna hare hare hare rama hare rama rama rama hare hare—kata Rama menunjukan Balarama. Karena Tuhan Nityananda adalah perbanyakan dari Balarama, rama juga ditujukan kepada Tuhan Nityananda. Dengan demikian Hare Krishna, hare rama menunjukkan tidak hanya Krishna dan Balarama tetapi Tuhan Caitanya dan Tuhan Nityananda juga.
Terdapat tiga Rama. Satu Rama adalah Parasurama (Jamadagnya), Rama lainnya adalah Tuhan Ramachandra, dan Rama ketiga adalah Tuhan Balarama. Inilah beberapa alasan kenapa Balarama dikenal sebagai Sankarsana, Balarama atau terkadang Rama. Di dalam maha-mantra – hare krishna hare krishna krishna krishna hare hare hare rama hare rama rama rama hare hare—orang-orang terkadang keberatan ketika kata Rama diterima sebagai Balarama. Tetapi meskipun para penyembah dari Tuhan Rama mungkin keberatan, mereka harus tahu bahwa tidak ada perbedaan antara Balarama dan Tuhan Rama. Srimad Bhagavatam menjelaskan pernyataan bahwa Balarama juga dikenal sebagai Rama (rameti). Untuk itulah, ini bukan dibuat-buat untuk membicarakan Tuhan Balarama sebagai Tuhan Rama.

Jika seseorang memanggil Tuhan Ramachandra dengan getaran Hare Rama, atau jika ia mengerti “Ramachandra” dia sudah benar. Begitu juga, jika seseorang berkata Hare Rama berarti Sri Balarama, dia juga benar. Mereka yang benar-benar menyadari visnu-tattva tidak bertengkar terhadap semua perincian ini.

Selasa, 15 Februari 2011

BRAHMANA YANG BUTA HURUF

Cerita pendek Srila Prabhupada
Dia mungkin saja seseorang yang buta huruf., tetapi jika ia mengikuti guru-parampara, rangkaian garis perguruan, dia adalah orang yang tepat. Dia adalah orang yang tepat. Mungkin saja dia buta huruf, tidak bisa baca. Mungkin dia tidak tahu. Seperti halnya Sri Caitanya meyakinkan seorang brahmana, dia seorang yang buta huruf, tidak bisa baca, tetapi dia mempelajari Bhagavad Gita, dan Caitanya Mahaprabhu berkata, “ya.” Dia memeluknya. “Brahmana-Ku tercinta, kau mengerti Bhagavad Gita dengan sebenarnya.” Karena ia mengetahui inti pokok bahasan Bhagavad Gita. Inti pokok bahasan.

Saya telah ceritakan beberapa kali cerita ini, Caitanya Mahaprabhu, ketika ia melakukan perjalanan ke India Selatan, Ia melihat ada seorang brahmana sedang membaca Bhagavad Gita, dan para tetangganya, mereka mengetahui hal ini “Brahmana ini buta huruf dan ia bahkan tidak mengetahui apa itu ABCD, dan tetap ia membaca Bhagavad Gita.” Jadi mereka bersenda-gurau, terkadang mengkritiknya. Tentu saja brahmana itu, ia membaca semampunya. Apa kemampuannya? Jadi Caitanya Mahaprabhu melihat senda-gurau itu dan mendekati sang brahmana., “Oh, brahmana-Ku tercinta, apa yang kau baca?” Brahmana itu mengerti, “Ada Seorang yang sungguh-sungguh. Dia tidak memperolokku. Dia hanya bertanya.” Jadi brahmana itu berkata, “Tuanku tercinta, saya buta huruf. Aku bahkan tidak mengetahui apa itu abjad. Tetapi Guru Maharaja-ku memintaku untuk membaca kedelapan belas bab Bhagavad Gita setiap hari. Jadi apa yang harus saya lakukan? Aku telah membawa Bhagavad Gita ini atas perintah guru kerohanianku. aku hanya melihat sampul luarnya dan mencoba mengerti maksudnya.” Dia adalah seorang yang buta huruf. Hanya dengan melihat sampul luarnya, ia mencoba untuk mengerti Bhagavad Gita atas perintah guru kerohaniannya. Inilah yang disebut Kesadaran Krishna. “Karena guru kerohanianku telah memerintahkanku untuk membaca Bhagavad Gita- Aku tahu aku buta huruf, aku tidak bisa baca- Oh, coba aku lihat apakah ini.” Caitanya Mahaprabhu bertanya kepadanya, “Baiklah kau adalah seorang yang buta huruf, tetapi Aku melihat bahwa dengan perasaanmu kau menangis.” “Ya Tuan aku menangis.” “kenapa?” ”Sekarang, ketika aku melihat buku ini, gambaran Krishna dan Arjuna hadir di hadapanku. Aku melihat Krishna sedang mengemudikan kereta dan Arjuna sedang mendengarkan, dan aku mengerti, ‘ Oh Krishna begitu murah hati Dia telah menjadi kusir kereta bagi penyembahNya.’ Untuk itulah aku menangis, Oh Dia begitu murah hati.“ Caitanya Mahaprabhu berkata,”Kau telah membaca Bhagavad Gita.”Saat itu juga Ia memeluknya.

Inilah membaca Bhagavad Gita. Penjelasan Bhagavad Gita yang menghilangkan Krishna, semua adalah bajingan, kurang ajar. Berhati-hatilah dengan ini, semua jenis kebodohan dan kekurangajaran ini. Ini bukanlah Bhagavad Gita. Mungkin Dr. Radhakrishnan, Swami Nikhilananda…Semua orang kurang ajar mereka telah menghilangkan Krishna. Mereka ingin menafsirkan. Begitu juga mereka menafsirkan Vedanta dan semuanya dengan menghilangkan Tuhan, minus Tuhan. Jadi Krishna, Caitanya Mahaprabhu mengingatkan anda bahwa “Jangan pergi ke bajingan seperti itu.” Tidak ada kesalahan di dalam Bhagavad Gita. Cobalah mengerti Bhagavad Gita atau Vedanta Sutra atau kitab suci lainnya menurut aslinya. Jangan mencoba untuk mengubahnya.

Minggu, 13 Februari 2011

ORANG EROPA MELIHAT KRISHNA SEBAGAI YANG TERTINGGI

Cerita pendek Srila Prabhupada
Salah seorang saudara seguru Srila Prabhupada E.G.Schulz berasal dari jerman, datang ke India pada awal 1930 bersama rekannya. E.G.Schulz kemudian memperoleh inisiasi dari Bhaktisiddhanta Sarasvati dan namanya pun kini menjadi Sadananda. Tujuan sebelumnya mereka datang ke India adalah untuk mencari kebenaran tertinggi dalam hidup. Mereka mengunjungi beberapa kuil serta altar dengan arca yang berbeda-beda.
E.G.Schulz tidak tahu apapun tentang Hindu, namun hanya dengan melihat arca-arca pada kuil yang berbeda-beda, dia berkesimpulan bahwa pastilah Krishna yang tertinggi dari semuanya. Mengapa dia bisa menyimpulkan hal seperti ini ?
Kemudian dia ceritakan alasannya , "Ketika saya lihat arca yang berbeda-beda, mereka selalu terlihat melakukan berbagai kegiatan. Ada yang aktif dalam meditasi, seperti Siva. Kemudian ada yang lain sedang menggenggam beberapa senjata, satu pedang atau satu trisula. Semua arca tersebut terlibat dalam kegiatan yang berbeda-beda, tampak seolah-olah melakukan puja dan pelayanan terhadap figur ataupun sosok yang lebih tinggi kedudukannya dari mereka. Bahkan mereka terlihat seperti sedang memohon sesuatu kepada yang lebih tinggi, melalui meditasi atau apapun itu. Hal ini jelas terlihat melalui beranekaragam aktivitas yang mereka lakukan.


Ada sesuatu yang lain ketika aku melihat Radha dan Krishna, aku melihat bahwa kedua arca ini tampak berbahagia tanpa rasa cemas, menikmati kesibukanNya. Sri Krishna tampak asyik bermain seruling, ditemani Srimati Radharani yang berdiri di sampingNya. Mereka berdua tersenyum, tampak sangat berbahagia."

Maka dia berkesimpulan bahwa pastilah Radha dan Krishna yang Tertinggi, karena mereka tidak melakukan apapun kecuali berbahagia asyik menikmati. 

ATURAN UMUM BERTAHAN HIDUP


Śrīmad Bhāgavatam 1.13.47

ahastāni sahastānām
apadāni catuṣ-padām
phalgūni tatra mahatāḿ
jīvo jīvasya jīvanam

"Makhluk -makhluk yang tidak bertangan adalah mangsa bagi yang bertangan; yang tidak berkaki adalah mangsa bagi yang berkaki empat. Yang lemah adalah mangsa bagi yang kuat, dan aturan umum untuk bertahan adalah satu makhluk hidup adalah makanan bagi yang lain."

Prabhupada lecture, Mayapura, 20 Juni 1973 :
Jadi, Dengan cara ini, ada sebuah aturan bahwa hidup seseorang dimaksudkan untuk dimakan oleh yang lainnya. Inilah hukum alam, Tetapi kita harus membedakan jenis makanan apa, jenis makhluk hidup apa yang harus kita makan. Meskipun seekor binatang adalah makanan bagi binatang lainnya, mereka menggunakan pembedaan menurut hukum alam. Seekor harimau tidak akan datang ke kebun anda untuk makan buah-buahan dan sayur-sayuran. Tidak. Menurut hukum alam, harimau memiliki gigi dan cakar untuk membunuh binatang lainnya. Mereka ingin makan,minum darah, darah segar. Alam telah memberi mereka semua persediaan untuk itu. Begitu juga, kita manusia, gigi kita dimaksudkan untuk makan buah-buahan. Ada seorang ilmuwan, Dr. Cooney di Jerman. Ia berkata …Sebenarnya, jika anda memakan buah-buahan dan susu, anda tidak akan pernah merasa sakit apapun. Itu adalah sebuah fakta. Jadi mereka juga makhluk hidup.


Jadi kita harus membedakan. Urusan kita satu-satunya adalah untuk menjadi sadar akan Krishna. Untuk itu di bawah kesadaran Krishna, kita tidak bisa memakan apapun sebelum dipersembahkan kepada Krishna. Krishna berkata :
patram puspam phalam toyam
yo me bhaktyā prayacchati
tad aham bhakty-upahrtam
aśnāmi prayatātmanah

“Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah atau air, dengan cinta bhakti, Aku akan menerimanya.” (Bhagavad Gita 9.26)

Krishna tidak berkata “kau berikan aku daging, telur dan ikan.” Krishna tidak berkata demikian. Ketika anda menerima Krishna sebagai tamu anda. Krishna dengan senang hati telah datang untuk bisa dirawat olehmu. Dia tidak terbatas. Tetapi Dia telah setuju untuk menjadi terbatas oleh tanganmu yang terbatas. Inilah Krishna, dalam bentuk Arca-vigraha. Jika anda ingin merawat Krishna dalam bentuk semesta yang sangat besar. anda tidak memiliki kemampuan untuk itu. Untuk itulah, Krishna telah menjadi begitu kecil, dan Dia memberimu kesempatan untuk melayaniaNya, untuk menghiasNya, memandikanNya, mempersembahkan makanan kepadaNya, mempersembahkan aratika. Krishna telah memberikan kesempatan ini.

Jadi apapun yang Krishna katakan. “Berikan saya jenis makanan seperti ini.” Adalah tugas anda untuk memberikan jenis makanan seperti itu. patram, puspam, phalam…daun, bunga, buah, dan air… Anda tidak bisa mengatakan”Krishna telur dan ikan juga adalah makanan yang bagus.” Tidak, itu tidak bisa anda lakukan.

Jumat, 11 Februari 2011

MENDADAK KAYA

SEORANG SUPIR TAKSI yang hidup sederhana tidak pernah menyangka jika dirinya mendapat rejeki nomplok. Namun kebaikan yang dia lakukan kepada penumpang, justru menghantarkannya ke gerbang kesejahteraan. Don Pratt adalah nama supir taksi itu. Dia menerima sebuah warisan dari seorang nenek senilai miliaran rupiah. Nenek itu Mary Watson. Dia meninggalkan seluruh hartanya berupa perkebunan, rumah mungil dan tabungan 250 ribu poundsterling atau setara dengan Rp3,357 miliar (Rp13.431 per poundsterling).
Menurut pengacara Mary Watson, supir tersebut dan istrinya, Gill,  berhak menerima warisan setelah kedua namanya tertera dalam surat wasiat. Pratt dinilai telah melayani nenek tersebut dengan baik hati selama 20 tahun. Namun sayang, Mary Watson menghembuskan nafas terakhirnya pada Desember lalu.
“Saya selalu mencoba untuk membantu orang tua, karena suatu hari Anda akan membutuhkan bantuan, seperti apa yang Anda telah lakukan,” ujarnya, seperti dikutip orange.co.uk, Senin (21/6/2010).

Liputan6.com, Parepare: Alimin, pria yang kesehariannya bekerja sebagai petani di Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, bagaikan tertimpa bulan jatuh. Saat melihat rekening usai mencetak buku tabungannnya di Bank Mandiri Cabang Parepare, Alimin kaget bukan kepalang. Pasalnya, saldo dibuku tabungan miliknya tertulis angka Rp 13 triliun.
Alimin heran lantaran uang sebanyak itu bukan hasil jerih payahnya selama ini. Ia hanya berniat mengambil uang enam juta rupiah yang dikirim menantunya di Kalimantan Timur.
Akibat kejadian itu, Alimin didampingi keluarganya sempat diperiksa Badan Intelejen dan Strategis (BAIS) di Jakarta dan Direktur Bank Mandiri Pusat di Jakarta beberapa hari lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, uang triliunan rupiah itu diduga hasil pencucian uang dan kini tengah diselediki Mabes Polri.
Alimin berharap Bank Mandiri tidak mengambil uangnya karena rencananya akan ia pakai untuk mensejahterakan keluarga dan warga sekitar.(IAN)

Śrīmad Bhāgavatam 1.5.18

tasyaiva hetoh prayateta kovido
na labhyate yad bhramatām upary adhah
tal labhyate duhkhavad anyatah sukham
kālena sarvatra gabhīra-ramhasā

"Orang yang benar-benar cerdas dan berkecenderungan terhadap filsafat hendaknya berusaha hanya untuk mencapai tujuan penuh makna yakni tujuan yang tidak dapat diperoleh bahkan dengen mengembara dari planet tertinggi (Brahmaloka) sampai planet yang paling rendah (Patala) sekalipun. Sejauh menyangkut kebahagiaan yang diperoleh dari kenikmatan indria, hal itu dapat diperoleh dengan sendirinya seiring dengan perjalanan waktu, seperti halnya seiring dengan perjalanan waktu kita memperoleh kesengsaraan meskipun kita tidak menginginkannya"

Penderitaan-penderitaan dan kesenangan-kesenangan yang tercampur yang dialami semua insan hanya berbeda dalam tingkat dan kualitasnya, tetapi tiada seorang pun yang bebas dari penderitaan berupa kelahiran, kematian, usia tua, dan penyakit. Demikian pula halnya, semua orang juga akan memperoleh kesenangan yang sudah ditakdirkan baginya. Tiada seorang pun yang dapat memperoleh lebih atau kurang dari penderitaan dan kebahagiaan tersebut hanya melalui usaha-usaha pribadi. Kalaupun didapatkan, bisa hilang lagi. 
Oleh karena itu, orang hendaknya tidak membuang-buang waktu dengan hal-hal yang remeh tersebut; sebaiknya ia hanya berusaha untuk pulang, kembali kepada Tuhan. Hendaknya ituah tujuan hidup semua orang.
Prabhupada : "Seperti halnya seseorang ditempatkan dalam keadaan menderita karena takdir, takdir dapat juga menempatkan seseorang dalam situasi yang membahagiakan. Takdir sangatlah kuat, tetapi seseorang dapat merubah takdir jika seseorang sampai pada tataran kesadaran Krishna, karmani nirdahati kintu ca bhakti-bhajam (BS 5.54)."

* Takdir disebabkan oleh Karmaphala di kehidupan kita sebelumnya (Prarabda Karmaphala)

Selasa, 08 Februari 2011

SIAPAKAH SAYA?

Apakah anda adalah sekantong daging yang seharga Rp. 220.000 saja ?

Masalah terbesar adalah krisis identitas siapa saya? Apakah saya badan, pikiran, kecerdasan, atau kepala, atau hidung? Jika seseorang menemukan identitas aslinya, mereka dapat bekerja untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal. Kita bukan badan ini; kita adalah roh yang rohani sepenuhnya (atma). Keberadaan dari sang roh tidak didasarkan atas keyakinan yang buta dari sebuah kelompok pengikut keagamaan, seperti beberapa orang berpikir secara salah. Hal ini dapat dibuktikan dengan logika dan pengertian.

Suatu ketika seorang ilmuwan menganalisa keberadaan semua zat-zat kimia yang ada pada badan dan total "Harga Pasar" dari komponen badan itu hanya seharga Rp. 220.000 !!! Ada yang berargumentasi bahwa badan ini adalah segalanya, dan bahwa di sana tidak ada sesuatu seperti roh yang dimensinya lebih tinggi di dalam badan, orang tersebut harus bertanya kepada dirinya sendiri, apakah orang tuanya akan menjualnya seharga Rp. 220.000?


Jika seorang teman bepergian menggunakan sepedanya dan jatuh, apa yang akan anda lakukan? Anda akan melupakan sepeda yang berharga Rp.400.000 di jalanan dan berlari secepatnya menuju badan teman anda yang seharga Rp. 220.000 membawanya menuju rumah sakit terdekat. Bahkan jika teman anda, mengendarai sebuah Mercedez Benz, menghadapi tabrakan dengan mobil yang lain anda akan secara cepat berlari membawa badan berharga Rp.220.000, ke rumah sakit,dengan tidak mempedulikan mobil seharga Rp. 500.000.000 yang berada di tepi jalan. Jadi itu tidak begitu sulit bagi orang yang sadar untuk menghargai bahwa di sana pasti ada sesuatu berharga dan lebih tinggi di dalam sebuah badan yang hidup, yang setiap orang menghargainya begitu besar, mungkin saja seseorang tidak mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang keberadaan roh yang kekal. Roh adalah kepribadian kekal yang sejati yang tinggal di dalam badan yang sifatnya sementara. Meskipun seluruh dunia dengan kemajuannya, hanya belajar untuk menghargai badan yang tidak berguna ini seharga Rp.220/000 yang mana tidak lebih dari sekantong zat-zat kimia.

Roh dapat diibaratkan sebagai seorang pengemudi dan badan sebagai kendaraan. Roh adalah percikan dari kehidupan yang membuat badan hidup dan ketika sang roh meninggalkan badan, kita mengatakan orang itu 'mati'.
 
Sumber : Buku "Seni Mengendalikan Pikiran", dikompilasi oleh Radhesyam dasa

Senin, 07 Februari 2011

HAL-HAL YANG DAPAT MENGURANGI UMUR MANUSIA


1. Tidak adanya perlindungan terhadap pada Brahmana.
Karena memelihara institusi varna dan asrama merupakan suatu budaya ilmiah untuk mencapai kehidupan spiritual.

2. Tidak adanya perlindungan terhadap sapi-sapi.
Perlindungan terhadap sapi-sapi berarti menjaga bentuk makanan yang paling menakjubkan, yaitu susu, untuk memelihara bagian-bagian otak yang lebih halus guna mengerti tujuan-tujuan hidup yang lebih tinggi.
3. Tidak adanya perlindungan terhadap kaum perempuan
Perlindungan terhadap kaum perempuan berarti memelihara kesucian masyarakat. Dengan demikian, kita mendapatkan generasi penerus yang baik untuk kedamaian, ketenangan dan kemajuan dalam kehidupan.
 4. Tidak adanya perlindungan terhadap anak.
Perlindungan terhadap anak-anak berarti memberikan kesempatan yang terbaik kepada kehidupan manusia untuk membuka jalan pembebasan dari ikatan material. Perlindungan terhadap anak-anak tersebut di mulai sejak orang tua berusaha mendapatkan anak melalui proses penyucian yang disebut garbhadana-samskara, yang merupakan awal kehidupan yang suci.
5. Tidak adanya perlindungan terhadap orang tua.
Perlindungan terhadap orang yang lanjut usia berarti memberi mereka kesempatan menyiapkan diri untuk kehidupan yang lebih baik sesudah meninggal.

     Pada zaman Kali-yuga ini, mereka tidak dilindungi dengan cara yang benar, sehingga usia hidup generasi zaman sekarang telah sangat berkurang.

sumber : Srimad Bhagavatam Skanda 1 bab 8, penjelasan Srila Prabhupada pada Sloka 5, 
Buku Karya Sri Srimad AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada.

Sabtu, 05 Februari 2011

KRISHNA MENGINGKARI JANJI

Cerita pendek Srila Prabhupada
 
 Setiap kata yang digunakan di dalam kitab suci memiliki makna yang sangat dalam. Arjuna berkata : senayor ubhayor madhye ratham sthapaya me ‘cyuta… Arjuna bisa saja memanggilNya “Krishna”. Tetapi tidak, “Acyuta. Kau selalu menepati janjiMu.” Dan di bagian lainnya lagi, Krishna berkata, kaunteya pratijanihi na me bhaktah pranasyati. [Bg.9.31] . Krishna meminta pada Arjuna “Kau nyatakanlah kepada dunia bahwa penyembahKu tidak akan pernah binasa.” 

Mengapa Krishna meminta Arjuna untuk menyatakannya? Dia dapat menyatakannya. Dia dapat menyatakannya Sendiri, tetapi artinya adalah terkadang demi kepentingan penyembahNya, Krishna dapat mengingkari janjiNya. Demi kepentingan PenyembahNya. Contohnya seperti Bhisma. Bhisma berjanji, “Krishna, saya putuskan sekarang, besok salah satunya apakah temanMu Arjuna akan mati, atau Kau akan mengingkari janjiMu.” Karena Krishna berkata, “Aku tidak akan bertempur.” Tetapi ketika Arjuna hampir hancur oleh panah-panah Bhisma, Arjuna jatuh, keretanya hancur, semuanya hancur. Krishna melihat itu, “Sekarang Arjuna akan mati.” Dengan segera Krishna mengambil roda kereta dan pergi ke hadapan Bhisma “Sekarang kau hentikan; atau Aku akan membunuhMu.”

Jadi inilah pertempuran. Bhisma melihatnya, “Sekarang Krishna telah mengingkari janjiNya. Saya akan berhenti.” Jadi untuk menunjukan janji Bhisma, Bhisma berjanji “Arjuna akan mati, atau Krishna akan mengingkari janjiNya,” ada dua hal, dan Krishna berkata, “Ya, Aku akan mengingkari janji. Jangan membunuh Arjuna.” Untuk itulah, demi kepentingan penyembahNya, Krishna terkadang mengingkari janjiNya.

Tetapi Jika penyembahNya berjanji, “Aku harus melakukannya,” Krishna akan memberikannya segala perlindungan: “Ya, itu harus dilakukan. Di segala keadaan itu harus dilakukan.” Inilah Krishna. Jika penyembahNya berjanji sesuatu, bahwa “Ini harus dilakukan,” Krishna memberikan semua perlindungan. Untuk itu di sini dinyatakan, ajitasrayah. Kau tidak dapat berhasil tanpa menjadi ajitasrayah. Ajita berarti Krishna. Tak ada seorangpun yang dapat menaklukanNya. Ajita.

Jumat, 04 Februari 2011

LALU DAN KALU


Seorang pedagang memiliki dua orang anak - Lalu dan Kalu - . Ia ingin agar mereka belajar dasar-dasar pengukuran pada mesin timbangan, dan sebagainya, ia mempercayakan anak-anaknya pada seorang pengajar.
Anak-anaknya sangat tidak tahu aturan dan nakal, sudah beberapa pengajar membuktikan dirinya tidak mampu menanamkan instruksi dasar ini kepada mereka.
Akhirnya, pedagang itu harus mengumumkan bahwa ia akan memberikan sebagian usaha dagangnya kepada siapapun yang mampu mengajarkan kedua anaknya ilmu berhitung paling tidak sampai seratus.
Seorang brahmana tua yang miskin, tertarik dengan keuntungan yang ditawarkan, menerima pekerjaan itu, mengajarkan anak-anaknya. Ayah mereka membuat suatu rencana yang sangat matang sehingga anak-anaknya akan selalu bersama pengajar mereka.
Suatu hari, Lalu dan Kalu pergi keluar jalan-jalan dengan pengajar mereka. Ketika mereka sedang berjalan, mereka melewati seekor sapi dan sang pengajar bertanya pada Lalu, “Dapatkah kalian mengatakan berapa banyak kaki yang dimiliki sapi ini ?”
Si Lalu mulai menghitung kaki sapi itu – satu, dua, tiga…Tiba-tiba, Kalu menghentikan saudaranya dengan menutup mulut saudaranya dengan tangannya, ia berkata, “Oh saudaraku! jangan menghitung – ia mencoba dengan lihai mengajarkanmu ilmu berhitung.” Oleh sebab itu Lalu berhenti menghitung karena ia menyadari metode pengajaran yang ahli dari pengajar itu.
Di hari lainnya, Lalu dan Kalu sedang beristirahat di dalam sebuah ruangan, bersama dengan pengajar mereka. Kedua anak itu mulai mendengkur mereka berpura-pura terlihat seperti tertidur lelap, sehingga pengajarnnya akan mengira mereka benar-benar dalam tidur yang lelap.
Pengajarnya, kedua matanya tidak tidur, memutuskan bahwa ia juga akan istirahat. Setelah beberapa saat, Lalu dan Kalu mulai berusaha memastikan jika pengejarnya tertidur dan mereka menjadi yakin, mereka bangun, dan pergi keluar untuk merokok untuk mengisi jantungnya. Setelah selesai menghabiskan rokoknya, mereka kembali ke kamar dan berpura-pura tertidur lagi.
Setelah beberapa waktu, ketika sang pengajar bangun, ia mencium bau yang kuat dari asap rokok di dalam kamar. Dengan segera ia membangunkan anak-anak itu dari “tidur“ mereka dan mulai bertanya tentang bau itu. Kecurigaannya semakin kuat ketika ia mencium tangan kedua anak itu.
Lalu dan Kalu melanjutkan untuk membela diri mereka, “O tuan, kami sedang tertidur dihadapan anda, kami baru saja bangun sekarang. Bagaimana mungkin kami merokok, tuan? Tetapi mungkin beberapa orang kurang ajar, mereka  merokok dengan bantuan kedua tangan kami. tanpa sepengetahuan kami ketika kami sedang tertidur lelap.”

PENJELASAN
Mereka yang berusaha untuk tidak menerima saran atau perintah untuk perkembangan diri mereka, tergambarkan dalam bentuk karakter yang diperlihatkan kedua anak licik ini, Lalu dan Kalu. Cukup sering, kebanyakan dari kita tidak suka memperhatikan pesan-pesan dan aturan di dalam kegiatan kita sehari-hari, hanya karena keprihatinan kita bahwa mungkin mereka akan membawa kita ke wilayah damai dan sejahtera.
Seperti halnya Lalu dan Kalu, sebagian besar mesyarakat pada umumnya tidak pernah menerima jalan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebenarnya – mereka akan lebih memilih sebuah keinginan untuk menjaga pergaulan orang-orang suci dan pada saat yang bersamaan meneruskan kegiatan mereka dalam kepuasan indriya-indriya seperti mengejar kekayaan, wanita, dan minuman keras.
Ini disebabkan karena kita tidak mampu untuk melepaskan kemunafikan kita dan sifat individual dan kebebasan kita yang bodoh, sehingga orang-orang suci gagal membawa kita pada kearifan yang sebenarnya. Kapanpun guru spiritual kita melihat kecenderungan kita pada kegiatan yang tidak berguna seperti itu, kita mencoba untuk membela diri kita dengan sebuah alasan yang salah bahwa kita tidak benar-benar tertarik di dalam kegiatan seperti itu dan karena itulah beberapa agama atau kepercayaan yang tidak mengikuti ajaran kitab suci atau pemimpin masyarakat telah memaksa kita menjadi terpikat merosot ke dalam mereka.
Secara alami, semua orang jahat bertindak seperti ini dan mereka menempatkan semua kesalahan pada pihak lainnya untuk menyembunyikan kesalahan mereka. Mereka berusaha mengarahkan rasa haus akan kenikmatan indriya-indriya mereka pada orang-orang yang tulus.


Sumber : Upakhyane Upadesa, Instruksi di dalam cerita, oleh Srila Bhaktisiddhanta Saraswati Thakura.

Rabu, 02 Februari 2011

PENTINGNYA SEBUAH PERGAULAN

Buletin bulan Februari 2011
 Ketika kita masih kecil, tidak berdosa, kita tidak memiliki kebiasaan buruk, tetapi begitu kita tumbuh dewasa dan bergaul dengan teman-teman yang buruk, kita juga menerima semua kebiasaan - kebiasaan buruk. Untuk menghilangkan semua kebiasaan buruk artinya kita harus bergaul dengan para Sadhu atau penyembah, orang suci. Maka kita akan dapat menghilangkannya. Ini disebut anartha - nivrtti, artinya menghilangkan semua kebiasaan buruk yang tidak diinginkan.
 - Srila Prabhupada.


PERGAULAN DI ZAMAN MODERN
   
    Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dibantah lagi, anda dapat melihat langsung brutalnya remaja jaman sekarang. Pesatnya perkembangan media informasi sekarang ini, membuat masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi melalui internet, televisi, dan media cetak. Hal ini telah mengakibatkan  penyimpangan prilaku remaja dalam beberapa kasus. Iklan produk-produk tertentu telah merubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya, segmen-segmen tertentu dari suatu media diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya kepekaan sosial dan dampak buruk lainnya. (sumber: www.beritanet.com)
    Karena bergaul dengan hal-hal tersebut setiap hari, manusia di zaman modern ini lupa akan tujuan hidupnya sebagai manusia. Kehidupan sebagai manusia ini tidaklah mudah didapatkan durlabha manava-janma, ini didapatkan setelah perputaran kelahiran dan kematian yang sangat panjang. Melalui 8.400.000 jenis kehidupan, barulah seseorang mendapatkan bentuk kehidupan sebagai manusia ini. Karena tercemarnya kecerdasan mereka, mereka tidak tahu betapa pentingya kehidupan sebagai manusia ini. Sayangnya mereka menggunakan kehidupan ini untuk kepuasan indria-indria mereka belaka, seperti binatang.
    Tujuan kehidupan manusia ini adalah untuk mengerti Tuhan dan mencintaiNya. Untuk itulah perkumpulan Kesadaran Krishna ini ada untuk memberikan keuntungan berupa pergaulan dengan para sadhu atau orang suci. Sekarang anda telah mendapatkan badan manusia yang sangat jarang ini. Bergaulah dengan para sadhu, penyembah, orang suci, dan sibukan diri anda dalam pelayanan pada kaki padma Sri Krishna.

BURUNG GAGAK DAN BURUNG ANGSA

    Burung gagak dan burung angsa bukanlah burung dari jenis yang sama karena sikap mentalnya yang berbeda. Orang yang bertindak demi hasil atau pahala, atau orang yang berambisi mengejar hal-hal material diumpamakan sebagai burung gagak, sedangkan orang suci yang serba sempurna diumpamakan sebagai burung angsa. Burung gagak senang berada di tempat pembuangan sampah, seperti halnya orang yang bertindak demi hasil untuk dapat bersenang hati dengan minuman keras, perempuan tuna susila, dan tempat-tempat kenikmatan indera. Burung angsa tidak bersuka ria di tempat burung gagak berkumpul untuk bertemu dan bertukar kata, melainkan mereka biasa ditemukan di tempat yang bersuasana keindahan alam, tempat adanya sumber-sumber air yang jernih dan berhiaskan tangkai-tangkai bunga padma dalam warna-warni keindahan alam. Itulah perbedaan antara dua jenis burung tersebut. (Penjelasan Srila Prabhupada Srimad Bhagavatam 1.5.10).
   
PENTINGNYA PERGAULAN SUCI

    Pelayanan dalam cinta kasih rohani kepada Tuhan adalah kecenderungan alamiah setiap insan. Insting tersebut sedang berada dalam keadaan tertidur di dalam hati setiap orang. Namun, akibat pergaulan dengan alam material, sifat-sifat nafsu dan kebodohan menutupi insting tersebut sejak waktu yang tidak dapat diingat lagi.
    Apabila, atas karunia Tuhan dan para penyembah Tuhan yang merupakan insan-insan yang mulia, satu makhluk hidup menjadi cukup beruntung hingga ia bisa bergaul dengan para penyembah-murni Tuhan dan mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan keagungan tiada bernoda milik Tuhan, maka terciptalah arus aliran bhakti yang mengalir bagaikan sebuah sungai. Seperti halnya sebuah sungai mengalir terus sampai kelautan, begitu pula bhakti yang murni terus mengalir melalui pergaulan para penyembah murni sampai ke tujuan tertinggi, yakni cinta kasih rohani kepada Tuhan. Aliran arus bhakti tersebut tidak bisa berhenti, melainkan bertambah terus semakin deras tanpa batas. Aliran arus bhakti tersebut begitu kuatnya hingga siapa pun yang hanya menyaksikannya saja juga dibebaskan dari pengaruh sifat-sifat nafsu dan kebodohan. Dua sifat alam tersebut dihilangkan dengan cara seperti itu dan makhluk hidup terbebaskan, dengan menjadi mantap dalam kedudukan aslinya. (Penjelasan Srila Prabhupada, Srimad Bhagavatam 1.5.28).

KISAH HIDUP NARADA MUNI

    Di dalam Srimad Bhagavatam (Bhagavata Purana) ada cerita tentang Narada Muni. Ia menceritakan tentang kehidupan masa lalunya.
    Pada jaman dahulu kala, di maha-kalpa yang telah lalu (Beribu-ribu tahun dewa Brahma), aku hidup sebagai seorang Gandharva bernama Upabarhana. Ketika itu aku sangat dihormati oleh Gandharva lainnya. Aku memiliki wajah yang tampan dan menyenangkan, bentuk tubuh yang menarik. Aku sangat disenangi oleh gadis-gadis di kotaku. Oleh karena itulah aku menjadi dibingungkan, dan selalu merasakan keinginan - keinginan  nafsu birahi. Suatu ketika ada suatu festival sankirtana untuk mengagungkan Tuhan di dalam pertemuan para dewa, para Gandharva, Apsara diundang oleh para Prajapati untuk ikut serta.
    Gerakan Sankirtana Hare Krishna bukanlah sebuah gerakan baru, seperti yang secara salah dipikirkan sebagian orang. Gerakan Hare Krishna ini hadir disetiap millennium masa hidup dewa Brahma. Nama suci diucapkan di semua sistem planet yang lebih tinggi, termasuk Brahmaloka dan Chandraloka. apalagi di Gandharvaloka dan Apsaraloka (planet para penyanyi surga). Jadi gerakan sankirtana yang dimulai di dunia ini lima ratus tahun lalu oleh Sri Caitanya Mahaprabhu bukanlah suatu gerakan yang baru.
    Narada Muni menlanjutkan : Karena diundang ke festival itu akupun ikut serta dan dikelilingi oleh para gadis aku mulai menyanyikan keagungan para dewa. Karena hal ini, para Prajapati mengutukku dengan berkata “Karena kau telah berbuat kesalahan, semoga kau segera menjadi seorang sudra, dan kehilangan ketampanan.”
    Sastra mengatakan Sravanam kirtanam Visnoh (SB 7.5.23) seseorang harus mengucapkan keagungan Tuhan dan nama suci Tuhan. Secara jelas disebutkan seseorang harus mengucapkan tentang keagungan Sri Visnu, bukan keagungan dewa tertentu. Kadang seseorang melakukan Kali Kirtana, Siva Kirtana dengan menyatakan seseorang dapat mengucapkan nama apa saja dan mendapatkan hasil yang sama. Ini adalah sebuah kesalahan. Dan Narada muni ketika itu mengabaikan perintah untuk mengucapkan keagungan Tuhan, malahan menjadi gila dalam pergaulan gadis-gadis,  sambil mengucapkan hal lainnya. Karena itulah ia melakukan kesalahan dan dikutuk menjadi seorang sudra.
    Di kehidupan selanjutnya Narada muni lahir sebagai putra seorang pembantu miskin yang baik, sibuk melayani para Brahmana yang mengikuti prinsip-prinsip Vedanta. Ketika itu para brahmana suci itu tinggal di tempat dimana ibunya menjadi pembantu, mereka hidup bersama selama empat bulan dimusim hujan, ia sibuk dalam pelayanan pribadi kepada para brahmana itu diusia yang masih muda, kurang dari lima tahun, bergaul dengan mereka dan pintu kebebasannya  pun terbuka. Ia mendapatkan karunia tanpa sebab dari para brahmana itu, mereka melihat anak ini tidak terikat untuk bermain, tidak nakal, dan berbicara seperlunya.
    Pergaulannya dengan para penyembah itu menjadi sempurna ketika ia mendapatkan sisa makanan mereka. Dengan melakukan hal itu, semua dosanya dihilangkan. Sebagai pembantu ia bersih-bersih untuk penyembah itu, mengambil sisa makanan di piring mereka. Karena mereka adalah penyembah murni, para Bhakti-vedanta (yang mengetahui Vedanta melalui pelayanan suci), mereka hanya makan prasadam makanan yang telah dipersembahkan kepada Tuhan terlebih dahulu. Harus dimengerti prasadam bukan makanan biasa, setelah diterima oleh Tuhan itu menjadi sebaik Tuhan Sendiri, sebagai karuniaNya.
    Jadi anak ini mendapatkan karunia dari para Bhakti-vedanta ini dan menjadi terpengaruh oleh kualitas kesucian mereka. Karena pergaulan dengan mereka, dan memakan sisa makanan mereka Narada menjadi ahli dalam kehidupan spiritual. Kemudian ia mulai mendengarkan dari mereka tentang Kebenaran Mutlak. Hanya dengan mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai Personalitas Tuhan Yang Maha Esa dari otoritas yang dapat dipercaya semua dosa-dosanya dihilangkan dan ia menjadi terbebas dari semua pergaulan duniawi.
    Demikian meskipun Narada muni lahir sebagai seorang sudra di dalam kandungan seorang pembantu ia melakukan pelayanan suci dalam pergaulan para Vaisnava, akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk dilahirkan sebagai anak dari dewa Brahma.

PERGAULAN SEMPURNA

    Kita semua sedang mencari kebahagiaan di dunia material ini, tapi kebahagiaan seperti apa? Bahkan seekor babi pun merasa bahagia dengan makan kotoran. Manusia bahagia dengan memiliki banyak harta, wajah rupawan, dan berpendidikan tinggi, tapi sampai kapan? Kenyataannya kebahagiaan yang ada di dunia material ini relatif dan bersifat sementara. Sifat alami kita adalah sac - cit - ananda, penuh kebahagiaan dan pengetahuan yang sejati, karena tertutupi oleh tenaga material, kita menjadi lupa. Kebahagiaan yang sejati itu dapat dihidupkan kembali melalui proses mendengar tentang kegiatan – kegiatan Krishna. Dan minat untuk mendengar akan muncul dengan bergaul dan melayani para sadhu, guru, vaisnava, penyembah Tuhan.  Dengan melayani mereka kita juga akan tertular kualitas mereka. Jadi pergaulan sempurna adalah pergaulan tulus dengan insan yang sudah menginsafi jati diri seperti itu dan mendengarkan dengan rendah hati tentang amanat rohani yang ada dalam kegiatan Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Krishna. Langkah
praktisnya adalah dengan mulai mengucapkan mantra:
hare krishna hare krishna
krishna krishna hare hare
hare rama hare rama
rama rama hare hare

sumber :
•    Srimad Bhagavatam, Skanda I, AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada

KEGIATAN SANKIRTANA PENYEMBAH JAGANATHA JAKARTA

 Sankirtana di rumah salah satu penyembah jakarta
 (pr Sudhir Krishna das, pr Isha Prakash das, pr Ram Gopal das)



Sankirtana di pantai Ancol
(pr Sudhir Krishna das, Sriharsa das, Kripa Nidhi das, Raghava Pandit das, Ketu Mala das, Sananda das, Abhay Kumar das, Ram Gopal das, Made Toya, Made Pusarkaya.)
Made Pusarkaya Sankirtana Book
foto-foto oleh Ram Gopal das.

Selasa, 01 Februari 2011

RAJA DAN TUKANG SAPU

Mereka yang cerdas tidak pernah meminta apapun kepada Krishna. Mereka hanya menginginkan Krishna. Meskipun rupa mereka telihat sangat miskin, buruk dan menderita, sebenarnya mereka adalah orang yang sangat-sangat kaya. Untuk itulah mereka dikenal sebagai maharaja, raja dari para raja (raja diraja). Raja-raja agung datang dan bersujud padanya.
Suatu ketika ada seorang raja yang sangat kaya, yang juga sangat dermawan. Suatu hari dia memberitahukan kepada semua menteri-menterinya, panglimanya, dan semua pejabat lainnya yang bekerja di bawahnya, dimulai dari yang terendah sampai pejabat yang paling penting. “Kalian dapat meminta apapun yang kalian inginkan dariku, aku akan memberikanya padamu” menteri-menteri, panglima, dan semua pejabat lainnya meminta banyak hal-hal yang mewah. Seseorang meminta istri yang baik, yang lainnya meminta kekayaan yang berlimpah. Yang lain meminta bangunan yang indah. Begitu banyak hal ! Sang raja juga memiliki orang kelas sangat rendah yang bertugas membersihkan tempat sampah. Dia adalah seorang tukang sapu yang sangat miskin. Sang raja menanyakan kepadanya “Apa yang kau inginkan?” Tukang sapu itu berkata “Oh Raja hamba tidak menginginkan apapun, hamba hanya ingin bahwa kaki padma anda menyentuh gubuk reyot hamba. Inilah permintaan hamba. Hamba tidak menginginkan hal lain lagi darimu. “
Ia adalah orang yang paling cerdas, karena ia tidak meminta kekayaan, kenaikan jabatan, ataupun hal yang lainnya yang diminta oleh orang lain. Ia hanya meminta agar sang raja bisa datang ke gubuk reyot miliknya. Sang raja mengabulkan permintaannya : “Baiklah. Pada saat yang tepat kita akan pergi ke sana.” Ketika seorang raja bepergian ke suatu tempat, ia tidak pernah pergi sendiri. Dia pergi bersama dengan semua perlengkapannya, menteri-menterinya dan para panglimanya, dengan kemegahan dan perayaan dengan iring-iringan hebat.  Dan dimanapun sang raja tinggal, kerajaan megah harus dibangun, kalau tidak bagaimana sang raja bisa tinggal di sana? Dengan demikian untuk menyambut sang raja gubuk reyot milik tukang sapu itu dirubah menjadi kerajaan mewah seperti milik raja.
Mempertimbangkan apa yang didapat si tukang sapu dan apa yang didapat orang lainnya. Si tukang sapu benar-benar cerdas. Untuk itulah di dalam Siksastakanya, Mahaprabhu berkata :
na dhanam na janam na sundarim
kavitam va jagad isa kamaye
mama janmani janmanisvare
bhavatad bhaktir ahaituki tvayi

Oh Tuhan Yang Maha Kuasa, saya tidak berkeinginan untuk mengumpulkan kekayaan, tidak juga ingin menikmati wanita cantik, tidak juga ingin beberapa orang pengikut. Hamba hanya ingin pelayanan cinta kasih rohani yang tanpa sebab kepadaMu di dalam kehidupan hamba, kelahiran demi kelahiran.

Ini adalah sebuah prarthana atau doa yang cerdas. “Hamba tidak menginginkan apapun. Hamba hanya ingin melayani kaki padmaMu.” Seperti si tukang sapu yang hanya menginginkan agar sang raja menempatkan kakinya di rumahnya, kita juga sebaiknya hanya menginginkan kaki padma Krishna ada di sini. Mungkin ini terlihat sebagai sebuah tempat yang buruk. Tetapi tidak, ini adalah tempat Krishna. Brahma samhita 5.29 menyebutkan,
cintamani-prakara-sadmasu kalpa-vrksa-
laksavrtesu surabhir abhipalayantam
laksmi-sahasra-sata-sambhrama-sevyamanam
govindam adi-purusam tam aham bhajami
“Dewi keberuntungan yang tidak terhitung jumlahnya akan datang untuk melayani Krishna. Orang seperti itu yang berdoa hanya menginginkan Krishna adalah orang yang paling cerdas. Krishna adalah Param Brahman. Dia sepenuhnya lengkap. Jika seseorang memiliki Krishna, bagaimana mungkin akan ada kekurangan ? Seseorang yang mengerti hal ini memiliki KECERDASAN YANG SEBENARNYA.