Ada cerita yang sangat menarik tentang orang suci yang memberikan karunia kepada berbagai jenis orang yang berbeda. Jadi dia pertama-tama melihat seorang anak laki-laki, ia adalah seorang pangeran, anak seorang raja. Jadi dia memberinya karunia, raja-putra “pangeran ku tercinta,” ciram jiva, “kau hiduplah selamanya.” Kemudian dia melihat seorang brahmacari, seorang murid dari guru kerohanian, ia berkata, ma jiva muni-putraka : “Oh kau adalah seorang murid dari orang suci. Kau jangan hidup. Kau matilah segera.” Raja-putra ciram jiva. “Oh, pangeran, anak seorang raja, kau hiduplah selamanya; dan kau seorang brahmacari, muni-putra, anak dari orang suci, kau matilah segera.” Kemudian ada seorang suci yang lain, ia mengatakan kepadanya…ia memberikan karunia kepada orang suci itu, jiva va mara va sadhoh. Sadhoh artinya orang suci, sadhu. “Temanku orang suci, kau dapat hidup dan mati sesukamu.” Dan ada seorang tukang jagal. Dia mengatakan untuk tukang jagal itu, ma jiva ma mara iti : “Kau sebaiknya jangan hidup ataupun mati.”
Jadi apa arti dari empat jenis karunia ini ? Artinya adalah ia memberikan karunia kepada putra raja, pangeran kerajaan, untuk hidup selamanya karena apapun kenikmatan yang ia miliki, itu hanya untuk hidup saat ini saja. Kehidupan selanjutnya sangatlah buruk baginya, kehidupan selanjutnya. Seperti pada umumnya di negara maju seperti America dan negara eropa lainnya, mereka sangat kaya secara material, mereka tidak mengkhawatirkan sesuatu. Mereka melakukan apapun yang mereka suka, karena mereka menjadi sangat sombong dengan kekayaan material mereka. Tetapi mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada mereka dikehidupan selanjutnya, kau lihat. Untuk itu semakin lama mereka hidup, itu baik untuk mereka. Setelah mereka mati, mereka akan pergi ke wilayah paling gelap di neraka. Oleh karena itu sang pangeran, anak raja, dikaruniai, “Kau hiduplah selamanya,” dan sejauh untuk brahmacari, brahmacari atau anak dari seorang muni, ia melakukan penebusan dosa, pertapaan, puasa, kehidupan yang sangat tidak nyaman. Jadi dia diberikan karunia bahwa “Kau matilah segera.” Karena dengan kegiatan salehnya itu ia telah mengangkat dirinya sangat tinggi jadi disaat ia mati, ia pergi ke Vaikuntha, kerajaan Tuhan. Untuk itulah, makin cepat ia mati itu lebih baik. Jadi muni-putra, ma jiva muni putraka. Untuk orang suci, sadhu, ia berkata jiva va mara va. Untuk orang suci, “apakah kau hidup atau mati itu adalah hal yang sama. Karena kau melayani Krishna di kehidupan ini, dan disaat kau mati, kau akan melayani Krishna secara langsung. Jadi ini adalah hal yang sama.” Dan sejauh untuk tukang jagal yang mengkhawatirkan itu, ia berkata, ma jiva ma mara : “ kau jangan mati jangan hidup.” “jangan hidup” berarti “kau hidup didalam keadaan yang sangat malang, membunuh setiap hari. Kehidupan yang buruk. Kehidupanmu sangat buruk, dan jika kau mati, kau akan pergi ke wilayah paling gelap di dalam neraka. Jadi baik hidup atau mati, itu sangat mengerikan untukmu. Jadi kau jangan hidup, jangan mati.” Jadi itulah karunia untuk si tukang jagal, “Jangan hidup, jangan mati.” Keahidupannya sudah mengerikan, dan setelah kematian juga sangat mengerikan. Tetapi sayangnya, kita semua melakukan pembunuhan dengan tidak mengerti keinsafan diri, apa itu sang diri, “siapakah saya.” Untuk itulah Vedanta-sutra mengatakan, “berusahalah mengerti dirimu.” Athato brahma jijnasa. Kehidupan manusia ini untuk mencari pengertian, bertanya, tentang Brahman. Kita semua adalah Brahman. Karena kita adalah bagian percikan dari Brahman Tertinggi, untuk itulah kita semua Brahman. Jadi jika kita tidak bertanya apa itu Brahman, maka itu adalah bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar