Suatu hari ketika anak-anak gembala sapi sedang asyik dalam permainan rohani mereka, sesosok raksasa bernama Pralambasura menyelinap ke dalam kelompok mereka, dengan keinginan untuk menculik Balarama dan Krishna. Walaupun Krishna sedang memainkan peran sebagai anak gembala, sebagai Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Dia dapat mengetahui segalanya - masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Jadi, ketika Pralambasura masuk ke tengah-tengah kelompok mereka, Krishna mulai memikirkan cara untuk membunuh raksasa itu, namun dalam penampilan luar-Nya Dia menyambut iblis itu sebagai seorang teman. Krishna berkata, "Wahai teman-Ku, sangat bagus engkau datang bergabung dalam permainan kami." Kemudian Krishna memanggil semua temanNya dan memerintahkan mereka, "Sekarang, kita akan bermain dengan membentuk kelompok. Kita akan menantang satu lawan satu dalam kelompok. Mendengar usulan ini, semua anak-anak gembala berkumpul serentak. Beberapa diantara mereka bergabung di pihak Krishna, dan yang lain bergabung di pihak Balarama, dan mereka mengatur permainan satu lawan satu. Anggota-anggota yang kalah dalam permainan tersebut harus menggendong anggota-anggota yang menang, seperti seekor kuda ditunggangi oleh tuannya. Mereka mulai bermain, sambil mengawasi sapi-sapi ketika sedang melewati hutan Bhandiravana. Kelompok Balarama yang disertai oleh Sridama dan Vrsabha, keluar sebagai pemenang, dan kelompok Krishna harus menggendong mereka melewati hutan Bhandiravana. Karena berada di pihak yang kalah Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, harus menggendong Sridama, dan Bhadrasena menggendong Vrsabha. Dengan meniru permainan mereka, Pralambasura, yang hadir di sana sebagai seorang anak gembala sapi, menggendong Balarama di punggungnya. Pralambasura adalah yang terkuat di antara para raksasa, dan dia telah memperhitungkan Krishna sebagai yang terkuat di antara anak-anak gembala tersebut.
Untuk menghindari Krishna, Pralambasura membawa Balarama menjauh. Tak diragukan lagi bahwa raksasa itu sangat kuat, namun ia sedang menggendong Balarama yang beratNya setara dengan berat gunung, karena itu, Pralambasura mulai merasakan kelebihan beban, dan dengan demikian sosoknya kembali ke wujud aslinya. Ketika tamppil dalam wujud iblis yang sesungguhnya, dia bermahkota dan beranting-anting emas dan kelihatan seperti awan berpetir sedang mengusung rembulan. Balarama merasakan tubuh raksasa itu membesar hingga ke batas awan, matanya berpijar menyilaukan bagaikan kobaran api dan di mulutnya ada gigi-gigi tajam mengkilat. Awalnya Balarama terkejut melihat penampilan raksasa tersebut, dan bertanya-tanya "Bagaimana ini, orang yang menggendong-Ku tiba-tiba berubah sedemikian rupa? Namun dengan satu pemikiran jernih, Balarama langsung mengerti bahwa Dia sedang dijauhkan dari teman-temanNya oleh iblis yang bermaksud membunuhNya. Balarama segera menghantam kepala raksasa itu dengan kepalan tanganNya yang kuat persis seperti raja planet-planet surga menghantam sebuah gunung dengan petirnya. Karena dihantam oleh kepalan tangan Balarama, raksasa itu ambruk lalu tewas, seperti seekor ular yang dihantam bagian kepalanya, dan dari mulutnya keluar darah segar. Ketika iblis itu roboh, dia menimbulkan suara menggelegar, dan terdengar seakan sebuah bukit besar ambruk akibat hantaman petir raja Indra. Kemudian semua anak-anak gembala sapi berlarian ke arah suara itu. Karena heran melihat pemandangan yang mengerikan itu, mereka mulai memuji Balarama dengan ucapan, "Hebat! Hebat!" Lalu mereka semua memeluk Balarama dengan perasaan sayang, berpikir bahwa Balarama baru selamat dari kematian, dan mereka memberikan ucapan selamat kepadaNya. Semua dewa di planet-planet surga menjadi sangat gembira dan kemudian menaburkan bunga di atas badan rohani Sri Balarama, dan mereka juga memberikan berkat serta ucapan selamat karena Sri Balarama telah berhasil membunuh raksasa besar Pralambasura.
Demikianlah berakhir penjelasan, Bhaktivedanta mengenai Bab delapanbelas dari Krsna yang berjudul , "Raksasa Pralambasura Terbunuh."
*Sumber : Buku Krsna, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, karya Sri Srimad AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Izin buat copas di blog sy untuk memperbanyak pembaca...
BalasHapusDandavat pranam...!!!!
Hariboll