Buletin bulan Februari 2011
Ketika kita masih kecil, tidak berdosa, kita tidak memiliki kebiasaan buruk, tetapi begitu kita tumbuh dewasa dan bergaul dengan teman-teman yang buruk, kita juga menerima semua kebiasaan - kebiasaan buruk. Untuk menghilangkan semua kebiasaan buruk artinya kita harus bergaul dengan para Sadhu atau penyembah, orang suci. Maka kita akan dapat menghilangkannya. Ini disebut anartha - nivrtti, artinya menghilangkan semua kebiasaan buruk yang tidak diinginkan.
- Srila Prabhupada.
PERGAULAN DI ZAMAN MODERN
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dibantah lagi, anda dapat melihat langsung brutalnya remaja jaman sekarang. Pesatnya perkembangan media informasi sekarang ini, membuat masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi melalui internet, televisi, dan media cetak. Hal ini telah mengakibatkan penyimpangan prilaku remaja dalam beberapa kasus. Iklan produk-produk tertentu telah merubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya, segmen-segmen tertentu dari suatu media diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya kepekaan sosial dan dampak buruk lainnya.
(sumber: www.beritanet.com)
Karena bergaul dengan hal-hal tersebut setiap hari, manusia di zaman modern ini lupa akan tujuan hidupnya sebagai manusia. Kehidupan sebagai manusia ini tidaklah mudah didapatkan
durlabha manava-janma, ini didapatkan setelah perputaran kelahiran dan kematian yang sangat panjang. Melalui 8.400.000 jenis kehidupan, barulah seseorang mendapatkan bentuk kehidupan sebagai manusia ini. Karena tercemarnya kecerdasan mereka, mereka tidak tahu betapa pentingya kehidupan sebagai manusia ini. Sayangnya mereka menggunakan kehidupan ini untuk kepuasan indria-indria mereka belaka, seperti binatang.
Tujuan kehidupan manusia ini adalah untuk mengerti Tuhan dan mencintaiNya. Untuk itulah perkumpulan Kesadaran Krishna ini ada untuk memberikan keuntungan berupa pergaulan dengan para sadhu atau orang suci. Sekarang anda telah mendapatkan badan manusia yang sangat jarang ini. Bergaulah dengan para sadhu, penyembah, orang suci, dan sibukan diri anda dalam pelayanan pada kaki padma Sri Krishna.
BURUNG GAGAK DAN BURUNG ANGSA
Burung gagak dan burung angsa bukanlah burung dari jenis yang sama karena sikap mentalnya yang berbeda. Orang yang bertindak demi hasil atau pahala, atau orang yang berambisi mengejar hal-hal material diumpamakan sebagai burung gagak, sedangkan orang suci yang serba sempurna diumpamakan sebagai burung angsa. Burung gagak senang berada di tempat pembuangan sampah, seperti halnya orang yang bertindak demi hasil untuk dapat bersenang hati dengan minuman keras, perempuan tuna susila, dan tempat-tempat kenikmatan indera. Burung angsa tidak bersuka ria di tempat burung gagak berkumpul untuk bertemu dan bertukar kata, melainkan mereka biasa ditemukan di tempat yang bersuasana keindahan alam, tempat adanya sumber-sumber air yang jernih dan berhiaskan tangkai-tangkai bunga padma dalam warna-warni keindahan alam. Itulah perbedaan antara dua jenis burung tersebut.
(Penjelasan Srila Prabhupada Srimad Bhagavatam 1.5.10).
PENTINGNYA PERGAULAN SUCI
Pelayanan dalam cinta kasih rohani kepada Tuhan adalah kecenderungan alamiah setiap insan. Insting tersebut sedang berada dalam keadaan tertidur di dalam hati setiap orang. Namun, akibat pergaulan dengan alam material, sifat-sifat nafsu dan kebodohan menutupi insting tersebut sejak waktu yang tidak dapat diingat lagi.
Apabila, atas karunia Tuhan dan para penyembah Tuhan yang merupakan insan-insan yang mulia, satu makhluk hidup menjadi cukup beruntung hingga ia bisa bergaul dengan para penyembah-murni Tuhan dan mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan keagungan tiada bernoda milik Tuhan, maka terciptalah arus aliran bhakti yang mengalir bagaikan sebuah sungai. Seperti halnya sebuah sungai mengalir terus sampai kelautan, begitu pula bhakti yang murni terus mengalir melalui pergaulan para penyembah murni sampai ke tujuan tertinggi, yakni cinta kasih rohani kepada Tuhan. Aliran arus bhakti tersebut tidak bisa berhenti, melainkan bertambah terus semakin deras tanpa batas. Aliran arus bhakti tersebut begitu kuatnya hingga siapa pun yang hanya menyaksikannya saja juga dibebaskan dari pengaruh sifat-sifat nafsu dan kebodohan. Dua sifat alam tersebut dihilangkan dengan cara seperti itu dan makhluk hidup terbebaskan, dengan menjadi mantap dalam kedudukan aslinya.
(Penjelasan Srila Prabhupada, Srimad Bhagavatam 1.5.28).
KISAH HIDUP NARADA MUNI
Di dalam Srimad Bhagavatam (Bhagavata Purana) ada cerita tentang Narada Muni. Ia menceritakan tentang kehidupan masa lalunya.
Pada jaman dahulu kala, di maha-kalpa yang telah lalu (Beribu-ribu tahun dewa Brahma), aku hidup sebagai seorang Gandharva bernama Upabarhana. Ketika itu aku sangat dihormati oleh Gandharva lainnya. Aku memiliki wajah yang tampan dan menyenangkan, bentuk tubuh yang menarik. Aku sangat disenangi oleh gadis-gadis di kotaku. Oleh karena itulah aku menjadi dibingungkan, dan selalu merasakan keinginan - keinginan nafsu birahi. Suatu ketika ada suatu festival sankirtana untuk mengagungkan Tuhan di dalam pertemuan para dewa, para Gandharva, Apsara diundang oleh para Prajapati untuk ikut serta.
Gerakan Sankirtana Hare Krishna bukanlah sebuah gerakan baru, seperti yang secara salah dipikirkan sebagian orang. Gerakan Hare Krishna ini hadir disetiap millennium masa hidup dewa Brahma. Nama suci diucapkan di semua sistem planet yang lebih tinggi, termasuk Brahmaloka dan Chandraloka. apalagi di Gandharvaloka dan Apsaraloka (planet para penyanyi surga). Jadi gerakan sankirtana yang dimulai di dunia ini lima ratus tahun lalu oleh Sri Caitanya Mahaprabhu bukanlah suatu gerakan yang baru.
Narada Muni menlanjutkan : Karena diundang ke festival itu akupun ikut serta dan dikelilingi oleh para gadis aku mulai menyanyikan keagungan para dewa. Karena hal ini, para Prajapati mengutukku dengan berkata “Karena kau telah berbuat kesalahan, semoga kau segera menjadi seorang sudra, dan kehilangan ketampanan.”
Sastra mengatakan Sravanam kirtanam Visnoh (SB 7.5.23) seseorang harus mengucapkan keagungan Tuhan dan nama suci Tuhan. Secara jelas disebutkan seseorang harus mengucapkan tentang keagungan Sri Visnu, bukan keagungan dewa tertentu. Kadang seseorang melakukan Kali Kirtana, Siva Kirtana dengan menyatakan seseorang dapat mengucapkan nama apa saja dan mendapatkan hasil yang sama. Ini adalah sebuah kesalahan. Dan Narada muni ketika itu mengabaikan perintah untuk mengucapkan keagungan Tuhan, malahan menjadi gila dalam pergaulan gadis-gadis, sambil mengucapkan hal lainnya. Karena itulah ia melakukan kesalahan dan dikutuk menjadi seorang sudra.
Di kehidupan selanjutnya Narada muni lahir sebagai putra seorang pembantu miskin yang baik, sibuk melayani para Brahmana yang mengikuti prinsip-prinsip Vedanta. Ketika itu para brahmana suci itu tinggal di tempat dimana ibunya menjadi pembantu, mereka hidup bersama selama empat bulan dimusim hujan, ia sibuk dalam pelayanan pribadi kepada para brahmana itu diusia yang masih muda, kurang dari lima tahun, bergaul dengan mereka dan pintu kebebasannya pun terbuka. Ia mendapatkan karunia tanpa sebab dari para brahmana itu, mereka melihat anak ini tidak terikat untuk bermain, tidak nakal, dan berbicara seperlunya.
Pergaulannya dengan para penyembah itu menjadi sempurna ketika ia mendapatkan sisa makanan mereka. Dengan melakukan hal itu, semua dosanya dihilangkan. Sebagai pembantu ia bersih-bersih untuk penyembah itu, mengambil sisa makanan di piring mereka. Karena mereka adalah penyembah murni, para Bhakti-vedanta (yang mengetahui Vedanta melalui pelayanan suci), mereka hanya makan prasadam makanan yang telah dipersembahkan kepada Tuhan terlebih dahulu. Harus dimengerti prasadam bukan makanan biasa, setelah diterima oleh Tuhan itu menjadi sebaik Tuhan Sendiri, sebagai karuniaNya.
Jadi anak ini mendapatkan karunia dari para Bhakti-vedanta ini dan menjadi terpengaruh oleh kualitas kesucian mereka. Karena pergaulan dengan mereka, dan memakan sisa makanan mereka Narada menjadi ahli dalam kehidupan spiritual. Kemudian ia mulai mendengarkan dari mereka tentang Kebenaran Mutlak. Hanya dengan mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai Personalitas Tuhan Yang Maha Esa dari otoritas yang dapat dipercaya semua dosa-dosanya dihilangkan dan ia menjadi terbebas dari semua pergaulan duniawi.
Demikian meskipun Narada muni lahir sebagai seorang sudra di dalam kandungan seorang pembantu ia melakukan pelayanan suci dalam pergaulan para Vaisnava, akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk dilahirkan sebagai anak dari dewa Brahma.
PERGAULAN SEMPURNA
Kita semua sedang mencari kebahagiaan di dunia material ini, tapi kebahagiaan seperti apa? Bahkan seekor babi pun merasa bahagia dengan makan kotoran. Manusia bahagia dengan memiliki banyak harta, wajah rupawan, dan berpendidikan tinggi, tapi sampai kapan? Kenyataannya kebahagiaan yang ada di dunia material ini relatif dan bersifat sementara. Sifat alami kita adalah sac - cit - ananda, penuh kebahagiaan dan pengetahuan yang sejati, karena tertutupi oleh tenaga material, kita menjadi lupa. Kebahagiaan yang sejati itu dapat dihidupkan kembali melalui proses mendengar tentang kegiatan – kegiatan Krishna. Dan minat untuk mendengar akan muncul dengan bergaul dan melayani para sadhu, guru, vaisnava, penyembah Tuhan. Dengan melayani mereka kita juga akan tertular kualitas mereka. Jadi pergaulan sempurna adalah pergaulan tulus dengan insan yang sudah menginsafi jati diri seperti itu dan mendengarkan dengan rendah hati tentang amanat rohani yang ada dalam kegiatan Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Krishna. Langkah
praktisnya adalah dengan mulai mengucapkan mantra:
hare krishna hare krishna
krishna krishna hare hare
hare rama hare rama
rama rama hare hare
sumber :
• Srimad Bhagavatam, Skanda I, AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada