Cerita pendek Srila Prabhupada
Dia mungkin saja seseorang yang buta huruf., tetapi jika ia mengikuti guru-parampara, rangkaian garis perguruan, dia adalah orang yang tepat. Dia adalah orang yang tepat. Mungkin saja dia buta huruf, tidak bisa baca. Mungkin dia tidak tahu. Seperti halnya Sri Caitanya meyakinkan seorang brahmana, dia seorang yang buta huruf, tidak bisa baca, tetapi dia mempelajari Bhagavad Gita, dan Caitanya Mahaprabhu berkata, “ya.” Dia memeluknya. “Brahmana-Ku tercinta, kau mengerti Bhagavad Gita dengan sebenarnya.” Karena ia mengetahui inti pokok bahasan Bhagavad Gita. Inti pokok bahasan.
Saya telah ceritakan beberapa kali cerita ini, Caitanya Mahaprabhu, ketika ia melakukan perjalanan ke India Selatan, Ia melihat ada seorang brahmana sedang membaca Bhagavad Gita, dan para tetangganya, mereka mengetahui hal ini “Brahmana ini buta huruf dan ia bahkan tidak mengetahui apa itu ABCD, dan tetap ia membaca Bhagavad Gita.” Jadi mereka bersenda-gurau, terkadang mengkritiknya. Tentu saja brahmana itu, ia membaca semampunya. Apa kemampuannya? Jadi Caitanya Mahaprabhu melihat senda-gurau itu dan mendekati sang brahmana., “Oh, brahmana-Ku tercinta, apa yang kau baca?” Brahmana itu mengerti, “Ada Seorang yang sungguh-sungguh. Dia tidak memperolokku. Dia hanya bertanya.” Jadi brahmana itu berkata, “Tuanku tercinta, saya buta huruf. Aku bahkan tidak mengetahui apa itu abjad. Tetapi Guru Maharaja-ku memintaku untuk membaca kedelapan belas bab Bhagavad Gita setiap hari. Jadi apa yang harus saya lakukan? Aku telah membawa Bhagavad Gita ini atas perintah guru kerohanianku. aku hanya melihat sampul luarnya dan mencoba mengerti maksudnya.” Dia adalah seorang yang buta huruf. Hanya dengan melihat sampul luarnya, ia mencoba untuk mengerti Bhagavad Gita atas perintah guru kerohaniannya. Inilah yang disebut Kesadaran Krishna. “Karena guru kerohanianku telah memerintahkanku untuk membaca Bhagavad Gita- Aku tahu aku buta huruf, aku tidak bisa baca- Oh, coba aku lihat apakah ini.” Caitanya Mahaprabhu bertanya kepadanya, “Baiklah kau adalah seorang yang buta huruf, tetapi Aku melihat bahwa dengan perasaanmu kau menangis.” “Ya Tuan aku menangis.” “kenapa?” ”Sekarang, ketika aku melihat buku ini, gambaran Krishna dan Arjuna hadir di hadapanku. Aku melihat Krishna sedang mengemudikan kereta dan Arjuna sedang mendengarkan, dan aku mengerti, ‘ Oh Krishna begitu murah hati Dia telah menjadi kusir kereta bagi penyembahNya.’ Untuk itulah aku menangis, Oh Dia begitu murah hati.“ Caitanya Mahaprabhu berkata,”Kau telah membaca Bhagavad Gita.”Saat itu juga Ia memeluknya.
Inilah membaca Bhagavad Gita. Penjelasan Bhagavad Gita yang menghilangkan Krishna, semua adalah bajingan, kurang ajar. Berhati-hatilah dengan ini, semua jenis kebodohan dan kekurangajaran ini. Ini bukanlah Bhagavad Gita. Mungkin Dr. Radhakrishnan, Swami Nikhilananda…Semua orang kurang ajar mereka telah menghilangkan Krishna. Mereka ingin menafsirkan. Begitu juga mereka menafsirkan Vedanta dan semuanya dengan menghilangkan Tuhan, minus Tuhan. Jadi Krishna, Caitanya Mahaprabhu mengingatkan anda bahwa “Jangan pergi ke bajingan seperti itu.” Tidak ada kesalahan di dalam Bhagavad Gita. Cobalah mengerti Bhagavad Gita atau Vedanta Sutra atau kitab suci lainnya menurut aslinya. Jangan mencoba untuk mengubahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar