Kisah Rsayasringa
Kemudian Vasistha menceritakan kisah Rsayasrnga. Srnga berarti “tanduk’ atau “orang yang memiliki tanduk.” Rsa berarti “rusa”, jadi Rsayasringa berarti, “seorang manusia yang memiliki tanduk”. Dia adalah manusia dengan tanduk rusa yang melakukan Yajna dan berbicara Sansekerta. Vasistha berkata, “Aku akan ceritakan padamu tentang kisah Rsayasringa. Pada zaman dahulu kala, Kashyapa Muni menghasilkan seorang putra ketika sedang bermeditasi pada sinar matahari. Ketika ia sedang bemeditasi pada sinar matahari, tiba-tiba dia berpikir tentang sesosok pribadi. Ketika ia bepikir demikian, orang itu akan muncul. Dan dia akan keluar dari pikirannya. Kashyapa adalah seorang Prajapati. “Leluhur”. Dan orang ini dikenal dengan Vibondaka. Begitu Vibondaka keluar dari pikiran Kashyapa, dia pergi ke tengah hutan di Madhya Pradesh yang sekarang terkenal sebagai Bukit chandal. Semua perampok ada di sana. di sanalah Vibondaka pergi, dan ia menjalankan ugra-tapasa, pengekangan diri yang sangat hebat. Dia hanya menjalankannya untuk keinsafan diri, tetapi Indra menjadi khawatir. Indra memiliki sekertaris spesial untuk urusan ini. Dia memberikan daftar orang-orang yang melaksanakan pertapaan, karena ia khawatir bahwa mereka akan menjadi lawannya dan bahkan berusaha untuk merampas kedudukannya. Jadi ketika ia mendengar nama Vibondaka ia bertanya, “Jenis tapasya apa yang dijalankannya?” Sang sekertaris menyebutkan, “Dia menjalankan pertapaan yang begitu hebat bahwa jika ia menjadi marah seluruh alam semesta ini akan terbakar menjadi debu. Dan jika ia berpiir pada sesuatu, itu secara otomatis akan datang kepadanya tanpa harus melaksanakan suatu korban suci apapun. Inilah kemampuan dari tapovalamnya. “Indra berkata, “Dialah calonku. aku akan mengganggunya.” Dia berpikir tentang semua gadis di planetnya, dan dia memutuskan, “Ini tidak baik.” Jadi dia pergi ke Satyaloka, planet dewa Brahma. Di Satyaloka ada gadis-gadis yang merupakan roh-roh yang insaf diri. Mereka menari untuk kepuasan para arca yang dipuja Brahma. Indra, untuk tujuan politisnya, ingin mencemari gadis-gadis ini. Jadi ia pergi kepada Brahma, tetapi ia tidak dapat menghabiskan banyak waktu di sana karena jika kau terlalu lama di planet dewa Brahma karena ketika disaat anda kembali waktumu akan habis. Jadi Indra berkata, “ Berikan aku gadis terbaik, cepat! Aku harus pergi! Lalu Brahama berkata, “Baiklah, bawalah yang satu ini.” Ada seorang wanita yang bernama Harsha, karena ia selalu tersenyum. Harsha datang bersama Indra dan bahkan ketika terbang bersama Harsha Indra dapat mengerti bahwa ia sangat rakus dan bernafsu, dan wanita ini begitu suci dan tenang, selalu bermeditasi pada Kebenaran Mutlak. Indra berpikir, “Apa yang terjadi jika aku mengirimnya dan mereka berdua menjadi insaf diri?” Indra ingin ada sesuatu yang salah terjadi. Jadi dia tertunduk di kaki Harsha, dan berkata, “Mohon, lindungi kedudukanku.” Harsha berkata, “Aku pikir bahwa Vibondaka ini tidak ingin ingin menikmati apapun.” Karena ia ada di Satyaloka ia dapat melihat Vibondaka dan jenis pertapaan sepert apa yang dilakukannya. Dia berkata,” Kau tidak perlu mengirim aku ke sna, dan aku mungkin akan terbakar oleh amarahnya. Tetapi karena Brahma memerintahkannya maka aku ikut denganmu. Vibondaka tidak memiliki keinginan material apapun. Dia bahkan tidak akan melihatku. Aku tidak tahu bagaimana aku akan mencoba menarik perhatiaannya dan membuatnya jatuh.” Indra berkata,” Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan, tetapi setidaknya dapatkan kepastian bahwa dia tidak ingin menjadi Indra. Maka kedudukanku akan aman.” Kemudian Hrarsha berkata, “Baiklah, aku akan melakukannya. Apapun yang diberikan padaku sebagai misi aku akan melaksanakannya.” Lalu Harsha datang ke bukit itu, dan Vibondaka baru datang dari sungai Ganga dan menuju ke asramanya. Kemudian Harsha datang dan duduk di sana dan mengucapkan mantra. Ada berbagai macam cara untuk menjatuhkan orang. Apapun kelemahanmu, hal itu dapat digunakan. Kelemahan Vibondaka adalah mantra dan meditasi, jadi gadis itu mulai mengucapkan mantra. Vibondaka menjadi begitu hanyut, dan kemudian tiba-tiba ia mendengar pengucapan yang jelas dari mantra Weda ini. Lebih jelas dari hal lainnya yang pernah ia dengar di manapun di ketiga planet. Dia berpaling dan melihat pada Harsha, dan segera Harsha jatuh di kakinya . Dia berkata, “ Hanya berdoa demi mendapatkan sampah. Mantra-mantra Weda yang diucapkan seharusnya tidak untuk disia-siakan. Seseorang harus memberikan sebuah karunia, dan aku tidak menginginkan karunia ini dari siapapun, bahkan tidak dari Brahma. Aku hanya ingin darimu. Jika anda tidak menerima permintaan ini, maka aku akan menjalankan pertapaan dan aku akan meninggalkan badanku. Dan brahma-hatya akan datang padamu.” Dengan cara ini gadis itu menipunya. Lalu Vibondaka berkata, “Apa ini? Aku hanya berusaha secara damai memikirkan Tuhan. Mengapa masalah ini muncul?” Dia melihat gadis itu dan berkata,” Aku Vibondaka, dan aku tidak tertarik pada dunia ini. Aku bahkan tidak tahu mengapa aku dikirim ke sini, tetapi Kashyapa telah menciptakanku. Aku hanya berusaha untuk pergi jauh dari sini. Apa ini, memberimu seorang putra? Kau bisa mendapatkannya dari orang lain? Sebutkanlah orang lain, dan aku akan memerintahkannya untuk memberimu seorang putra. Jika kau menginginkan seorang putra dari Brahma, aku akan meminta kepadanya. Jika kau menginginkannya dari ayahku Kashyapa, aku akan memintanya. Mengapa aku, di selurih ciptaan ini?” Lalu Harsha berkata, “Tidak hanya anda. Andalah satu-satunya orang yang harus memberikanku seorang putra “. Ia menjawab,” Tidak itu tidak mungkin. Aku tidak inginmelakukannya. JIka kau bahkan pernah berpikir tentangku seperti itu, itu buruk bagiku.” Kemudian ia berkata,” Ini adalah potensi dari tubuhku. Kau dapat merencanakan untuk mendapatkan seorang putra.” Dan ia meneteskan air mani dan pergi. Harsha kemudian mengerti bahwa Indra tidak perlu mengkhawatirkan apapun, jadi misinya telah terpenuhi. Tetapi sukhla ini keluar dari badan Vibondaka, ada di sana dan akan membakar seluruh dunia. Dia sekarang menjadi bertanggung jawab akan hal ini, dia harus membuangnya ke suatu tempat. Gadis itu tidak ingin memegangnya dan menciptakan seorang putra, karena itu hanyalah trik yang digunakannya. Tetapi ketika ia melihat ke atas ia melihat seekor rusa rohani bergerak di sekitar tempat itu. Jadi segera dengan kemampuannya, dia menempatkan air mani itu ke dalam badan rusa, dan rusa itu mengandung seorang anak. Karena itu adalah benih seorang resi, itu tidak bertahan di dalam kandungan lebih dari satu malam. Kessokan paginya, rusa itu melahirkan bayi. Bayi itu memiliki bentuk manusia, tetapi dengan tanduk rusa.
Inilah Rsayasringa. Jadi rusa ini lari menuju asrama Vibondaka dan mulai menangis. Vibondaka melihat hal ini dan berpikir, “Mengapa hal ini terjadi padaku? Ada wanita menginginkan seorang putra, dan sekarang seekor rusa menangis di asrama-ku.” Kemudian Vibondaka bertanya kepada rusa itu, “Apa yang salah? Siapa yang memberimu masalah?” Sang rusa mulai berjalan dan Vibondaka mengikutinya. Sang rusa membawanya ke tempat di mana Rsayasringa berada, dan Vibondaka melihat bayi yang bersinar dengan tanduk rusa. Ia berpikir, “Oh, ini adalah anakku. Jika tidak ada yang menginginkannya, maka aku akan merawatnya.” Kemudian Vibondaka berpikir, “Sekarang aku tahu mengapa aku di kirim ke sini, untuk suatu alasa. Kashyapa tidak menciptakanku dengan sia-sia. Aku telah menciptakan anak ini, danTuhan mengetahui apa yang akan ia ciptakan. “ Jadi Vibondaka membawanya ke asrama dan memberinya susu. Dia mengajarkannya Weda dan Upanishad-Upanishad dan filsafat. Tidak ada wanita di hutan itu, seluas satu yojana. Bahkan tidak ada macan betina, hanya macan jantan. Jadi Rsayasringa tidak mengetahui tentang wanita. Dia tumbuh dewasa, dan untuk segalanya ia bergantung pada ayahnya. Dia akan bertanya kepada ayahnya, “Ayah, dapatkah saya membawa buku ini dan membacanya?” Dan ayahnya berkata ya., kemudian ia aka melakukannya. Ia akan bertanya, “Ayah haruskah aku menggosok gigiku?” Dan ayahnya berkata ya, dan ia akan menggosok giginya. Dia begitu bergantung kepada ayahnya. Dia akan berjalan kemana saja dengan memegang tangan ayahnya. Dengan cara ini Rsayasringa tumbuh menjadi sosok murni tak berdosa di seluruh ciptaan ini. Sri Ramachandra ingin muncul, dan jika ia akan muncul maka yajna-purusa harus memberikan khir, dan jika khir itu akan datang, maka yajna harus dilaksanakan oleh seseorang yang tidak pernah melihat seorang wanita. Kemunculan Sri Ramachandra tidaklah mudah. Seluruh kisah ini telah ada dalam Visnu Purana. Dengan cara ini Rsayasringa tumbuh dewasa, tidak pernah mendengar tentang wanita. Dasaratha, ketika putrinya lahir dari Kausalya, ia berpikir, “Apa yang harus saya lakukan pada anak gadis ini?” Kemudian pada suatu hari, dari anga desha, negeri Anga, teman Dasaratha Romapada (yang berarti kaki berbulu) sedang menginginkan seorang anak juga. Dia telah memiliki beberapa anak laki-laki, tetapi ia belum memiliki anak perempuan. Inilah dunia material. Dia yang memiliki anak perempuan, menginginkan anak laki-laki. Dan dia yang memiliki anak laki-laki, menginginkan anak perempuan. Dan dia yang tidak memiliki anak, mereka mengharapkan seorang anak, dan mereka yang memiliki anak berpikir, “Bagaimana melenyapkan mereka,” dan mereka mengirimnya ke Gurukula. Romapada datang kepada Dasaratha dan berkata, “Kau adalah teman baikku, dan kau tidak memiliki putra. Kau selallu berpikir, Apa gunanya seorang putri? Dan aku ingin seorang putri, jadi mengapa kau tidak berikan kepadaku?” Dan Dasaratha berkata, ”Baiklah, kau dapat memilikinya”. Jadi ia memberi Shanti untuk diasuh raja Angadesha yang dikenal dengan Romapada. Romapada membawa Shanti ke kerajaannya. Dan apakah ini nasib buruk sang gadis atau nasib buruk raja, hari kedua adalah hari dimana seharusnya musim hujan dimulai tetapi tidak terjadi hujan. Seluruh musim hujan tiba tetapi tidak ada hujan. Musim hujan kedua pun berlalu dengan tidak ada hujan. Kelaparan besar tejadi. Sang raja pergi ke astrologis bertanya kepadanya, “Mengapa ada kelaparan di kerajaanku? Apakah karena putri ini? Semua orang berkata itu disebabkan karena dia.” Mereka menemukan bahwa selama beberapa yajna yang dilaksanakan Romapada dia telah menipu seorang Brahmin. Pertama-tama Romapada menjanjikannya, “Aku akan memberimu banyak permata,” tetapi ketika ia menghitung permata itu untuk diberikan sebagai dakshina, dia menemukan satu permata yang sangat berharga, dan ia berpikir, “Apa yang akan dilakukan Brahmin dengan permata ini? Jadi ia mengambilnya, dan menempatkan permata yang lebih besar di sana, sebuah permata yang kurang berharga. Ketika ia memberikan sekantung permata kepada Brahmin, sang Brahmin menyentuh kantung itu dan bekata, “Kau telah menipuku! Kau memindahkan satu permata dan menempatkan permata yang lebih besar untuk menipuku.” Itu ada di dalam kantung, sang raja berpikir, “Bagaimana ia mengetahui hal ini?” Brahmin itu berkata, “Aku seorang Brahmin, jadi aku tahu hal ini. Kau menipu jadi semua Brahmana akan meninggalkan negeri ini.” Lalu ia mengadakan sebuah pertemuan besar dan semua Brahmin keluar dari negeri itu. Tidak ada lagi Brahmin yang akan melaksanakan yajna, dan ketika itu adalah Treta-yuga, jadi tidak ada Yajna berarti tidak ada makanan. Sang raja berpikir apa yang harus dilakukan, jadi secara perlahan kesana kemari ia mengumpulkan Brahmin dari negeri lain, dan ia membawa mereka pada sebuah imigrasi, sehingga mereka tidak dapat tinggal lama. Brahmin ini datang dan pergi, dengan cara ini ia menjalankan kerajaannya. Sekarang kelaparan telah datang karena kutukan tersebut, dan faktanya semua Brahmin telah pergi dari negerinya. Lalu sag astrologis itu berkata,” Jadi untuk menyelesaikan masalah ini kau harus membawa semua Brahmin kembali.” Romapada berkata, “Tetapi Brahmin ini telah membentuk sebuah persatuan. Mereka tidak ingin kembali.” ”Mereka akan kembali jika kau membawa seseorang ke sini.” Romapada bertanya.” Siapaka itu?”. “Ada seorang resi. Dia tidak pernah melihat wanita. Dan ia bahkan tidak tahu apa itu wanita. Orang itu harus datang, dan menikahi putrimu. JIka resi itu tinggal di dalam kerajaanmu, maka para Brahmin tidak akan tinggal di tempat lainnya. Mereka akan datang ke sini, karena ia adalah seorang yang terpelajar. Untuk melihatnya, mereka akan datang. Dan setelah mereka datang, mereka akan tinggal. “Jadi sekarang ia harus mendapatkan Rsayasringa ini dan ia berpikir,” Bagaimana mendapatkannya?” Lalu ia bertanya kepada mentrinya, dan mereka berkata, “rsayasringa bukanlah obyek yang mudah, ayahnya adalah Vibondaka. Jika Vibondaka marah ia akan membakar seluruh alam semesta menjadi debu. JIka kau akan mengambil anaknya ia akan marah, kemudian tidak perlu lagi yajna atau hujan karena seluruh alam sesmta akan terbakar, dan kau juga terbakar.” “ Jadi apa yang harus dilakukan?” romapada bertanya. “Kau harus menggunakan beberapa trik,” mentrinya menjawab. Kemudian mereka mneyarankannya, “Kau harus pergi dan berunding dengan perkumpulan wanita dan pelacur terkenal di negeri ini.” Mereka semua datang, dan mereka berpikir ada yang harus dilakukan dengan tarian dan musik, atau sesuatu yang seperti itu. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa mereka harus membawa Rsayasringa, maka mereka kabur. Karena semua orang mengetahui sosok ini. Bagaimanapun, seorang wanita maju, dan ia berkata, “Untuk keuntungan negeriku, aku akan mengorbankan diriku. Aku akan berusaha; jika ia datang, itu baik. Maka kerajaan akan bahagia. Jika ia tidak datang, hanya seorang pelacur yang terbunuh. Apa masalahnya? Aku tidak peduli, aku akan pergi.” romapada bertanya, “Apa yang kau inginkan sebagai balasannya?” “Aku tidak menginginkan apapun, biarkan negeri ini bahagia.” “Bantuan apa yang kau butuhkan?” Romapada bertanya. “Bendaharamu, kemanapun aku pergi, aku harus terbuka. Dan jika aku ingin sesuatu dari departemen apapun mereka harus bekata ya, karena kau harus tahu aku sedang mengorbankan hidupku.” Jadi sang raja memberinya sebuah kartu hijau khusus. Kemanapun ia pergi, apapun yang ia inginkan ia akan dapatkan. Wanita itu membuat perahu sepanjang 4 mil, dan lebar 2 mil. Dia atas perahu itu, ia membuat sebuah asrama. Perahu ini secara keseluruhan ditutupi oleh pepohonan dan semak-semak, bunga, taman, danau dan rusa. Semua jenis benda ditempatkannya di sana. Dan beribu-ribu orang mendayung perahu ini, tetapi kau tidak dapat melihat apapun, semua tertutupi oleh semak-semak. Ada jalan, bukit-bukit, air terjun semua diciptakan. Itu terlihat seperti sebuah pulau, tetapi bergerak. Tidak seorangpun tahu apa itu. Mereka akan berpikir itu adalah Gandharva yang telah datang. Itu adalah asrama khusus, tidak ada laki-laki. Hanya wanita ada di sana. Tidak ada macan jantan, hanya betina. Itu dipenuhi dengan wanita, mereka semua memiliki rudrakshas, tulasi-mala, bunga melati naik ke atas rambut mereka, dan mereka semua berdoa, melakukan meditasi danmengucapkan mantra. Perahu ini mengapung begitu baiknya menuruni sungai, dan entah bagaimana mereka sampai Madhya Pradesh.
Jadi begitu mencapai Asrama Vibondaka, Vibondaka sedang keluar untuk menolong seorang resi yang tersangkut di dalam mulut seekor gajah. Dia memanggil, “Selamatkan aku! selamatkan aku!” Dan tidak ada seorangpun yang menolongnya, hanya Vibondaka. Jadi dia berkata kepada Rsayasringa,” Kau harus melaksanakan yajna tiga kali sehari setiap hari. Jangan khawatir tentang kebersihan asrama, karena itu terlalu besar untukmu. Lakukan saja Yajna sampai aku kembali.” Ketika Vibondaka pergi, para dewa membuat rencana dan membuatnya terlibat dalam berbagai hal lainnya sehingga Rsayasringa pergi dengan sendirinya. Rsayasringa pergi ke sungai dan mengambil air untuk yajna, dan ia melihat asrama bergerak ini. Dia tidak pernah ke mana-mana, tetapi ia telah mempelajari banyak sastra, dan ia belum pernah dengar tentang hal ini sebelumnya. Dan kapanpun ada deskripsi tentang wanita, Vibondaka tidak akan pernah menjelaskannya. Ia tidak akan pernah membaca bagian itu. Dengan cara ini ia tetap di cuci otaknya untuk menjadi seorang brahmacari. Dia melihat asrama itu, “Oh bagus sekali.” Dan kemudian ia meilhat beberapa sosok di dalamnya. “Resi-resi seperti apakah mereka ini? Ini adalah jenis resi yang berbeda.” Dia menjadi sangat penasaran. “bagaimanapun juga, jika mereka ada di dalam wilayah itu, mereka pasti akan mengunjungi asrama ayahku.” Dan mereka tidak datang. Mereka memastikan bahwa Vibondaka tidak ada di sekitar, dan kemudian tiga dari orang-orang suci yang agung itu berjalan keluar perahu. Dan akhirnya mereka datang, mengangkat tangan mereka dan memanggil “Rsayasringa! Rsayasringa!” Biasanya ketika para resi datang mereka memanggil Vibondaka. Jadi dia melihat para resi ini datang, dan ia pergi menemuinya. Dan setelah menyapa mereka ia bertanya,”Dari manakah asal anda?Dari planet yang mana? Mantra apa yang kau ucapkan? Bagaimana mungkin dengan sentuhan dari tubuh anda seluruh bulu romaku berdiri tegak.? Mengapa aku memiliki getaran seperti itu?” Mereka tersenyum satu sama lain, dan mereka berkata,” Kami resi dari tempat lain, delapan yojana dari sini. Itu adalah sebuah pulau, dan tidak ada manusia datang ke sana. Kami lahir dengan kesempurnaan. Kami datang untuk menemui ayahmu. Kami tahu bahwa anda sangat terpelajar, jadi dalam asrama kami yang bergerak, kami ingin kau ikut dan tinggal untuk beberapa hari,” Rsayasringa berkata, “Aku akan sangat senang melakukan hal itu, tetapi ayahku tidak di sini. Aku bahkan tidak menggosok gigiku kecuali ayahku memerintahkanku. Jadi bagaimana mungkin aku pergi jauh dari sini, dan siapa yang akan melaksanakan yajna tiga kali sehari?” salah seorang wanita berkata,”Aku akan mengerjakannya, aku sangat ahli dalam hal ini.” Dan ia duduk. Entah bagaimana Rsayasringa merenungkan hal ini. Mereka adalah orang-orang suci, jadi mengapa mereka tidak melakukan Yajna? Dan mereka terlihat berbeda, sangat menarik. Dia dapat mengerti teja apa yang keluar dari tubuh itu dan membuatnya tertarik. Ia tidak tahu kalau itu adalah nafsu. Hal ini tidak pernah dijelaskan kepadanya. Jadi ia meninggalkan gadis itu yang melakukan yajna, dan mereka memiliki tangga bunga dari asrama naik sampai ke tepi sungai. Asrama ini dipenuhi orang-orang suci, jadi entah bagaimana mereka menyibukan Rsayasringa dalam mendengarkan musik, dan menari dan begitu banyak hal lainnya, dan secara perlahan mereka sampai di Angadesha. Di Angadesha ada penyambutan yang diatur untuk Rsayasringa, inkarnasi brahmacari. Ada purna-kumbha dan di sana ada mantra-mantra dan para Brahmin. Semua Brahmin datang untuk mengetahui bahwa Rsayasringa datang dan mereka menunggu di sana. Rsayasringa dipuja sedemikian rupa. Dia melihat lebih banyak orang suci duduk di sana di negeri itu, dan mereka duduk bersama orang suci lainnya. Kemudian ia mulai menyadari bahwa ada yang salah dalam pemahamannya. Dia bertanya kepada raja,” Mengapa kau membawaku ke sini?” Tetapi begitu ia keluar perahu, hujan turun. Dan rakyat semua bahagia mereka menyiramkan akshada dan menyentuh kakinya. Semua orang datang dan memberitahunya, “Kau jangan pernah meninggalkan negeri kami. Kau harus menjadi menantu dari raja kami.” Dia tidak mengetahui apa arti menantu. Kemudian mereka harus membuat kelas khusus baginya untuk menjelaskan bagaimana menjadi menantu. Kemudian ia mengerti semuanya dan kemudian ia memberikan karunia kepada raja dengan menikahi Shanti, putri Dasaratha.
Sementara itu Vibondaka telah kembali ke asramanya, dan melihat wanita ini duduk di sana mempersembahkan ghee ke dalam api. Dia menangkapnya dengan memegang rambutnya dan berkata, “Siapa kau?” apa yang kau lakukan dengan apiku?Api ini ada di sini selama enam ribu tahun. Kau datang dan mencemarinya. Apa yang kau lakukan?” Wanita itu berkata,” Aku bukan badan ini aku adalah roh spiritual” Vibondaka berkata,” Itu bagus, bahwa kau bukan badan ini, tetapi kau seharusnya tidak melakukan hal ini.” Kemudian wanita itu berkata,” Tidak,tidak Rsayasringa memberitahukanku untuk melakukannya.” Lalu ia berkata, “Katakan padaku, dimana Rsayasringa? apa yang kau lakukan padanya? tidak ada orang di dunia ini yang murni, dan kau mencemarinya juga!” Kemudian wanita itu berkata, “Apa yang dapat kami lakukan, ini adalah pelayanan kepada negara. Kami melayani negara. Dalam pelayanan kepada negara kami, kami harus melakukan sesuatu sehingga kami dapat pergi ke planet-planet surga.” Kemudian Vibondaka berkata, “Aku akan mengutuk raja itu, raja Angadesha itu! Dia mendapatkan hujan, tetapi aku yakinkan bahwa ia tidak akan mendapatkan hal lainnya lagi." Sang wanita jatuh di kakinya dan berkata, “Paling tidak lakukan kutukannya di sana, maka ia akan tahu bahwa kau telah mengutuknya. Jangan melakukan kutukannya dari sini." “Baiklah,” ia berkata. Dia menjadi sangat marah, tetapi Romapada sangat pintar, ia merencanakan agar banyak Brahmin mengucapkan mantra-mantra, mengagungkan Vibondaka, menunjukan gambar Kashyapa Muni hanya untuk membuatnya tertarik. Tetapi Vibondaka datang dan berkata, “Dimana sang raja? Bawa ia ke sini!” Romapada datang dan memohon, “Tolong jangan mengutuk diriku! Sudah ada cukup kutukan! Semua yang ku lakukan adalah membuat anakmu menjadi raja negeri ini.” Lalu sesuatu meredakan kemarahan Vibondaka. “ Anak-Ku telah menjadi raja dari negeri ini. Sekarang ia telah menjadi raja,ia harus melindungi rakyat. Jika aku mengutuk, maka kesalahan ada padanya karena ia tidak dapat melindungi rakyatnya.” Kemudian ia memanggil putranya, “Rsayasringa, kesini.” Rsayasringa datang , dan Vibondaka berkata,”Baiklah, begitu seorang putra terlahir, kau harus kembali ke asrama. Kau mengerti ?” Ini adalah saat dimana Dasaratha diberitahukan, oleh Vasistha Muni, tentang kisah tersebut..
Dan Vasistha berkata, “Jika kau secara pribadi pergi ke sana maka Rsayasringa mungkin akan datang.” Lalu Dasaratha mulai, dengan semua perlengkapannya, tujuh akshauhini-shainyas, dan tiba di Angadesha. Romapada berpikir,” apa ini? Tiba-tiba Dasaratha datang dengan tentaranya. Dia ingin berperang denganku atau apa?” Jadi ia datang dengan bendera putih. “Tidak diragukan lagi bahwa tentaramu bahkan tidak dapat tinggal di negeriku. Tentaramu terlalu besar bahwa mereka hanya bisa berdiri di negeriku tidak lebih. Mengapa kau datang dengan tujuh akshauhini-shainyas?” Dasaratha berkata,” Tidak, aku hanya datang untuk meminta Rsayasringa datang dan melaksanakan yajna untukku.” Romapada berkata, “Aku tak tahu. Aku tak tahu berapa lama yajna akan berlangsung. Aku tidak ingin memainkan tipuan lainnya lagi, karena Vibondaka telah memberitahukanku, ‘Seorang anak dan kau akan kembali ke asrama.’” Dasaratha berkata, “Aku akan jatuh di kakinya. Ia telah melindungimu, mengapa ia tidak menyelamatkan negeriku juga? Mengapa ia tidak melakukannya?” Kemudian Dasaratha pergi ke sana, memberikan pranamnya, dan ia menangis dan memberitahu Rsayasringa, “Aku tidak memiliki harapan. Aku akan terjun ke dalam api asvamedha bukan kudanya, jika kau tidak datang.” Lalu Rsayasringa memperhitungkan, “Berapa hari lagi tersisa?” Masih tersisa 28 hari lagi sebelum pembebasan. Tidak apa. Dalam 24 hari aku akan datang dan melaksanakan putra –kamesti.” Jadi ia datang, dan di sebelah asvamedha-yajna ia menciptakan api lainnya dari itu, dan ia dengan cepat memulai putra-kamesti. Dan begitu ia menyelesaikan dengan purnahoti, yajna-purusha datang, sebuah sosok, hitam gelap, setinggi 3 mill. Ia memiliki sebuah pot besar di tangannya. Dia sedang memegang Narayana di dalamnya, jadi dalam hal ini tidak akan ada urusan kecil. Dia berkata kepada Dasaratha, “Mohon berikan sweet rice ini kepada ratumu.” Dasaratha melihat ukuran pot itu, dan ia berpikir, “Jika aku memberikan kepada ratuku, maka tidak akan ada lagi ratu.” Itu adalah sebuah pot yang sangat besar. Dasaratha bertanya kepada Vasistha, “Bagaimana mungkin? Bagaimana mereka makan sweet rice sebanyak ini?” Kemudian Vasistha berkata,” Kau tanyakan kepada Rsayasringa, ia akan memberitahukanmu.” Rsayasringa bertanya kepada yajna-purusha, “Mengapa kau memberikan pot yang sangat besar kepada manusia ini yang bahkan mereka tidak mampu memegangnya?” Yajna-purusha berkata,”Personalitas yang akan datang sangatlah kuat, kau tidak dapat mereduksinya lebih kecil dari ini.” Kemudian Rsayasringa menutup matanya dan berkata,” Ah! Lebih besar dari yang paling besar, lebih kecil dari yang paling kecil, Dia ada di dalam pot ini. Kau memberikannya padaku.” Jadi ia mengambil pot itu, dan pot itu menjadi kecil. Atas permintaan Rsayasringa Tuhan mengurangi kemewahan-Nya (Aisvarya-Nya), dan pot itu menjadi kecil. Ia memberikannya kepada Dasaratha dan berkata,” Baiklah, aku memiliki dua hari untuk sampai ke asramaku. Diantara itu aku harus menjaga pengiriman.” Jadi Dasaratha mengambil sweet rice. Ia memberikan sebagian kepada Kausalya. Sisanya ia bagi menjadi dua, satu untuk Sumitra dan satu untuk Kaikeyi. Setelah Kaikeyi meminumnya, masih sedikit tersisa, jadi itu juga diberikan kepada Sumitra. Dengan cara ini Tuhan muncul sebagai Sri Ramachandra di dalam kandungan Kausalya. Dia muncul sebagai Laksmana dan Satrughna di dalam kandungan Sumitra, dan Ia muncul sebagai Bharata di dalam kandungan Kaikeyi. Vasudeva muncul sebagai Ramachandra, Sankarsana muncul sebagai Laksmana. Cakra Sudarshana muncul sebagai Bharata, dan kerang Pancajanya muncul sebagai Satrughna .