Ada sebuah cerita tentang seorang wanita tua yang menderita. Dia harus mengumpulkan kayu dari hutan dan menjualnya ke pasar. Suatu hari, wanita itu berdoa kepada Tuhan:
Wanita tua: “tolonglah hamba Tuhan, hamba berada dalam keadaan yang sangat miskin. “
Jadi suatu hari, ia membawa beban kayu bakar itu. Kayu itu berjatuhan. Tidak ada yang membantunya di sana. Kemudian ia mulai menangis,
Wanita tua: “siapa yang akan membantuku?” Iapun mulai berdoa kepada Tuhan
Wanita tua: “Tolonglah hamba.” Tuhan pun datang,
Tuhan: “Apa yang kau inginkan ?”
Wanita tua: “ Siapakah DiriMu pak?”
Tuhan: “Aku ini Tuhan”
Wanita tua: “Tolonglah hamba untuk menempatkan beban ini di kepala hamba” Itu saja.
Semua orang seperti itu, “Berikan karunia agar keluarga saya menjadi sangat bahagia, agar anak saya menikah. Agar ia dapat lulus ujian skripsinya.” Tetapi itu semua adalah hal-hal yang sama, “Berikan hamba beban di kepala hamba.” Seperti itulah doa mereka. Mudhah. Na mam duskritino mudhah [Bg 7.15]. Hidup dimaksudkan untuk mengerti Krishna dan memujaNya, tetapi mereka malah meminta, “Berikan hamba beban di kepala hamba.” Untuk itulah mudha, bajingan, orang bodoh, ia akan meminta sesuatu yang tidak akan pernah membuatnya bahagia, bahkan dengan menyatu ke dalam cahaya Brahman. Hal itu tidak akan pernah membuatnya berbahagia. Tetapi ia tidak mengetahuinya. Untuk itulah dia seorang mudha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar