Ucapkan:
Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare
Rabu, 31 Agustus 2011
KISAH NARA DAN NARAYANA
Nara dan Narayana adalah cerita yang sangat lama tentang dua rsi yang merupakan inkarnasi kembar Tuhan Sri Visnu. Dikatakan dalam Bhagavata Purana bahwa mereka adalah anak-anak dari Dharma dan Ahimsa. Deskripsi Nara-Narayana juga kadang-kadang dicontohkan kepada Arjuna dan Krishna dalam Mahabharata. Kisah-kisah Nara-Narayana ditemukan dalam Bhagavata Purana dan Vamana Purana. Secara simbolis, Nara adalah manusia, dan Narayana adalah Tuhan Yang Maha tinggi, merupakan suatu kesatuan yang suci, hanya sedikit jiwa yang beruntung untuk menyadarinya.
Legenda mengatakan bahwa Nara dan Narayana, adalah dua orang bijak, yang menjalani penebusan dosa dan pertapaan (Tapas) di daerah Badrinath, Himalaya. Para raksasa (Asura) dan para dewa ingin mengetahui apa yang Nara dan Narayana sedang lakukan.
Asura (raksasa), sesuai dengan sifat bawaannya mereka berpikir dua orang suci ini sedang mencari kekuasaan. Oleh karena itu mereka, mengirimkan pasukannya untuk melawan mereka tetapi dua orang suci ini menolak untuk melawan. Namun karena pertapaan kuat yang dilakukan oleh mereka, rumput yang berada sekitar dua resi agung ini melindungi mereka, dan para asura mencoba untuk menyerang mereka dengan membakar tempat tsb.
Indra, raja dari para Deva, sesuai dengan sifat bawaannya, berpikir bahwa keduanya ingin menggulingkan dia dari posisinya dan berkuasa di surga. Maka ia mengutus Apsara (bidadari kayangan) untuk mengganggu dua orang suci ini melalui gangguan seksual. Melihat Apsara ini, rsi Narayana mengambil bunga dan ditempatkan di pahanya dan segera muncul bidadari yang cantik yang jauh lebih unggul dari pesona bidadari yang dikirim oleh Indra. Karena itu bidadari yang cantik ini, yang keluar dari paha rsi Narayana dipanggil dewi Urvashi. Rsi Narayana mengirimkan dewi ini ke istana dewa Indra.
Akhirnya, Nara dan Narayana mengungkapkan bahwa pertapaan mereka adalah untuk mencari tujuan akhir dari hidup ini dan bahwa mereka tidak menginginkan kekuasaan dan kesenangan yang semuannya hanyalah bersifat sementara.
Sumber : Catatan facebook Svarūpa Siddhi Dās
Sabtu, 27 Agustus 2011
BULETIN AGUSTUS 2011: KRISHNA, LELUHUR ALAM SEMESTA
LELUHUR SEMUA MAKHLUK
Jika kita mencari daftar silsilah leluhur dari alam semesta ini, khususnya umat manusia, maka kita akan terus mencari dan mencari, aku adalah anak dari ayahku, ayahku adalah anak dari ayahnya, dari ayahnya, ayahnya, ayahnya – kita akan terus mencari. Maka akhirnya jika kita sabar mencari, kita bisa dapatkan dari kitab suci bahwa ayah pertama alam semesta ini adalah dewa Brahma, untuk itulah dia disebut dengan pitamaha. Tetapi Brahma juga memiliki ayah, yaitu Garbhodakasayi Visnu. Dan Garbhodakasayi Visnu adalah perbanyakan dari Karanodakasayi Visnu, Visnu yang mula-mula, dan Dia perbanyakan dari Sankarsana, Sankarsana perbanyakan dari Narayana, Narayana perbanyakan dari Sankarsana yang lain lagi, Sankarsana ini perbanyakan dari Baladeva. Dan Baladeva perbanyakan dari Krishna. Kita dapat menemukan di dalam kitab suci, bahwa Krishna adalah Kepribadian yang mula-mula ada. Krishna bukanlah tokoh ciptaan seorang seniman dan kemudian di puja. Bukan! Krishna adalah leluhur yang mula-mula. Hal ini disebutkan di dalam kitab suci Veda.
vayor yamo ‘gnir varunah sasankah
prajapatis tvam prapitamahas ca
namo namas te ‘stu sahasra-krtvah
punas ca bhuyo ‘pi namo namas te
prajapatis tvam prapitamahas ca
namo namas te ‘stu sahasra-krtvah
punas ca bhuyo ‘pi namo namas te
“Andalah udara, dan Andalah Yang Maha Kuasa! Anda adalah api, Anda adalah air, dan Anda adalah bulan! Anda adalah Brahma, makhluk hidup yang pertama, Anda adalah kakek moyang semua makhluk hidup. Karena itu hamba bersujud dengan hormat kepada Anda seribu kali, kemudian berulang kali lagi.” (Bhagavad-gita 11.39)
Arjuna menyebutkan di dalam sloka Bhagavad-gita di atas bahwa Sri Krishna adalah kakek moyang semua makhluk hidup karena Krishna adalah ayah Brahma, makhluk hidup pertama di alam semesta. Brahma disebut sebagai pitamaha yang artinya ‘kakek’, sedangkan Arjuna menyebut Krishna sebagai prapitamaha yang berarti ‘ayahnya kakek’.
Krishna lebih agung daripada Brahma, sebab Brahma diciptakan oleh Krishna. Brahma dilahirkan dari tangkai bunga padma yang keluar dari pusar Garbhodakasayi Visnu. Garbhodakasayi Visnu adalah penjelmaan yang berkuasa penuh dari Krishna. Siva dilahirkan dari Brahma. Karena itu, Brahma, Siva dan semua dewa lainnya harus bersujud dengan hormat kepada Krishna. Krishna adalah sebab segala sebab. Kedudukan Krishna lebih tinggi daripada semua roh yang terikat di dalam alam material ini dan juga lebih tinggi daripada manifestasi alam material itu sendiri. Karena itu, Krishna adalah Yang Mahakuasa dan Mahabesar.
Di dalam Bhagavad-gita ayat 9.17 disebutkan pitaham asya jagato, ‘Akulah ayah alam semesta ini’, seluruh manifestasi alam semesta, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, diwujudkan oleh berbagai kegiatan tenaga Krishna.
AYAH SEMUA MAKHLUK HIDUP
sarva –yonisu kaunteya
murtayah sambhavanti yah
tasam brahma mahad yonir
aham bija-pradah pita
murtayah sambhavanti yah
tasam brahma mahad yonir
aham bija-pradah pita
“Hendaknya dimengerti bahwa segala jenis kehidupan dimungkinkan oleh kelahiran di alam material ini, dan bahwa Akulah ayah yang memberi benih, wahai putera Kunti.” (Bhagavad-gita 14.4)
Dalam ayat ini diterangkan dengan jelas bahwa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna adalah ayah asli semua makhluk hidup. Para makhluk hidup adalah gabungan-gabungan antara alam material dan alam rohani.
Makhluk-makhluk hidup seperti itu tidak hanya dilihat di planet ini, tetapi juga di semua planet, bahkan di planet yang lebih tinggi sekalipun, yaitu tempat tinggal Brahma. Para makhluk hidup berada di mana-mana; di dalam tanah ada makhluk hidup, bahkan di dalam air dan di dalam api pun ada makhluk hidup. Para makhluk hidup muncul seperti itu karena sang ibu, yaitu alam material, dan proses pemberian benih oleh Krishna. Penjelasan ialah bahwa dunia material mengandung para makhluk hidup, yang ke luar
dalam berbagai bentuk pada waktu ciptaan menurut perbuatan mereka dari dahulu.
PARA MAKHLUK HIDUP ADALAH PERCIKAN KRISHNA
mamaivamso jiva-loke
jiva-bhuta sanatanah
manah-sasthanindriyani
prakrti-sthani karsati
jiva-bhuta sanatanah
manah-sasthanindriyani
prakrti-sthani karsati
“Para makhluk hidup di dunia yang terikat ini adalah bagian-bagian percikan yang kekal dari Diri-Ku. Oleh karena kehidupan yang terikat mereka berjuang dengan keras sekali melawan enam indria, termasuk pikiran.” (Bhagavad-gita 15.7)
Makhluk hidup adalah bagian percikan dari Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai sifat sama seperti Tuhan – untuk selamanya. Para makhluk hidup, bukan hanya manusia, kucing dan anjing, tetapi juga penguasa-penguasa besar yang mengendalikan dunia material yaitu, Brahma, Siva dan juga Visnu – semua adalah bagian Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai sifat yang sama seperti Tuhan. Semuanya kekal, bukan manifestasi-manifestasi sementara. Bagian percikan Tuhan Yang Maha Esa bukan seperti bagian pecahan yang bersifat material. Sang roh tidak dapat dipotong menjadi bagian-bagian. Percikan tersebut tidak dapat dimengerti secara material. Sang roh bukan seperti unsur alam yang dapat dipotong menjadi bagian-bagian lalu disambung kembali. Paham itu tidak dapat digunakan di sini, sebab kata Sansekerta sanatana (kekal) digunakan. Bagian percikan tersebut adalah kekal. Apabila bagian percikan itu mencapai pembebasan dari kurungan badan jasmani, ia menghidupkan kembali badan rohaninya yang asli di angkasa rohani di suatu planet rohani dan menikmati hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi, dimengerti di sini bahwa makhluk hidup sebagai bagian dari percikan Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai sifat yang sama seperti Tuhan juga mempunyai persatuan sifat, seperti halnya butir emas yang mempunyai sifat sama seperti emas adalah emas juga.
KRISHNA ADALAH YANG TERTINGGI
mattah parataram nanyat
kincid asti dhananjaya
mayi sarvam idam protam
sutre mani-gana iva
kincid asti dhananjaya
mayi sarvam idam protam
sutre mani-gana iva
“Wahai perebut kekayaan, tidak ada kebenaran yang lebih tinggi daripada-Ku. Segala sesuatu bersandar kepada-Ku, bagaikan mutiara diikat pada seutas tali.”
(Bhagavad-gita 7.7)
Krishna menyatakan bahwa segala sesuatu bersandar pada Diri-Nya. Hendaknya orang jangan salah paham tentang kenyataan ini. Krishna tidak tersangkut secara langsung dalam pemeliharaan manifestasi alam material-Nya. Walaupun segala sesuatu bersandar pada Diri-Nya, Beliau tetap menyisih. Susunan planet melayang di angkasa dan angkasa itu adalah tenaga Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi Tuhan Yang Maha Esa berbeda dari angkasa. Beliau berada di tempat yang lain. Inilah kehebatan Tuhan yang tidak dapat dipahami. Walaupun Krishna memelihara seluruh manifestasi material namun Beliau tidak menyentuh manifestasi material ini. Krishna berbeda dari manifestasi material ini, namun segala sesuatu bersandar kepada Beliau.
Krishna bersabda di dalam Bhagavad-gita 10.8:
aham sarvasya prabhavo
mattah sarvam pravartate
iti matva bhajante mam
budha bhava-samanvitah
mattah sarvam pravartate
iti matva bhajante mam
budha bhava-samanvitah
“Aku adalah sumber segala dunia rohani dan dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya.”
Sarjana yang bijaksana yang sudah mempelajari Veda secara sempurna, sudah memiliki keterangan dari penguasa-penguasa seperti Sri Caitanya dan mengetahui bagaimana cara melaksanakan ajaran tersebut akan dapat mengerti bahwa Krishna adalah sumber segala sesuatu, baik di dunia material maupun di dunia rohani. Oleh karena sarjana yang bijaksana itu mengetahui kenyataan ini secara sempurna, dia menjadi mantap dengan teguh dalam bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia tidak akan pernah dapat disesatkan, walaupun banyak tafsiran yang tidak masuk akal dibuat oleh orang bodoh. Segala kesusastraan Veda setuju bahwa Krishna adalah sumber Brahma, Siva, dan semua dewa lainnya. Dalam Atharva Veda (Gopala-tapani Upanisad 1.24) dinyatakan, yo brahmanam vidadhati purvam yo vai vedams ca gapayati sma krsnah, “Krishna-lah yang mengajarkan pengetahuan Veda kepada Brahma pada awal dan menyebarkan pengetahuan Veda pada masa lampau.”
Sri Krishna adalah sumber segala generasi, dan Krishna disebut penyebab paling efisien segala sesuatu. Krishna bersabda, “Oleh karena segala sesuatu lahir dari-Ku, Aku adalah sumber asli segala sesuatu. Segala sesuatu berada di bawah Dri-Ku; tiada seorangpun yang berada di atas Diri-Ku.”
MENCAPAI KRISHNA
man-mana bhava mad-bhakto
mad-yaji mam namaskuru
mam evaisyasi satyam te
pratijane priyo ‘si me
mad-yaji mam namaskuru
mam evaisyasi satyam te
pratijane priyo ‘si me
“Berpikirlah tentang-Ku senantiasa, menjadi penyembah-Ku, bersembahyang kepada-Ku dan bersujud kepada-Ku. Dengan demikian, pasti engkau akan datang kepada-Ku. Aku berjanji demikian kepadamu karena engkau kawan-Ku yang sangat Kucintai.” (Bhagavad-gita 18.65)
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, serta bagian-bagian yang berkuasa penuh dari Krishna tidak dapat dimengerti oleh angan-angan pikiran atau orang yang bukan penyembah. Jika seseorang ingin mengerti Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, ia harus melakukan bhakti yang murni, di bawah bimbingan seorang penyembah murni. Jika tidak demikian, maka kebenaran Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa akan selalu tetap tersembunyi. Tidak ada yang dapat mengerti tentang Tuhan hanya berdasarkan kesarjanaan dari perguruan atau angan-angan pikiran. Hanya orang yang sungguh-sungguh tekun dalam kesadaran Krishna dan bhakti dapat mengerti apa itu Krishna. Gelar-gelar dari universitas tidak dapat menolong dalam hal ini.
Orang yang sudah menguasai sepenuhnya ilmu pengetahuan Krishna memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan rohani, tempat tinggal Krishna. Menjadi Brahman tidak berarti bahwa seseorang kehilangan identitasnya. Ada bhakti, dan selama bhakti masih ada, harus ada Tuhan, seorang penyembah,dan proses bhakti. Pengetahuan seperti itu tidak pernah dimusnahkan, bahkan setelah seseorang mencapai pembebasan sekalipun. Bagian pengetahuan yang paling rahasia ialah bahwa hendaknya orang menjadi penyembah Krishna yang murni, selalu berpikir tentang Krishna dan bertindak untuk Krishna. Hendaknya orang jangan melakukan semadi sebagai kedok saja. Kehidupan harus dibentuk sedemikian rupa supaya orang selalu mendapat kesempatan untuk berpikir tentang Krishna. Sebaiknya orang memusatkan pikirannya kepada bentuk Krishna yang berlengan dua dan membawa seruling, pemuda berwarna kebiru-biruan dengan wajah yang tampan dan bulu-bulu burung merak menghiasi rambut-Nya. Oleh karena Krishna adalah Kebenaran Mutlak, tidak ada perbedaan antara bentuk Krishna dan nama Krishna, dengan mengucapkan nama Krishna, berarti kita sudah berhubungan dengan Krishna. Untuk itu jangan ragu lagi ucapkanlah:
hare krishna hare krishna
krishna krishna hare hare
hare rama hare rama
rama rama hare hare
dan berbahagialah…
krishna krishna hare hare
hare rama hare rama
rama rama hare hare
Jumat, 26 Agustus 2011
KISAH RAHASIA KEMUNCULAN KRISHNA
Kemunculan Sri Krishna
Di dalam tiga bab pertama skanda sepuluh dari Srimad Bhagavatam terdapat uraian mengenai kemunculan Bhagavan Sri Krishna. Kemunculan Sri Krishna juga diuraikan di dalam Hari-vamsa dan juga di dalam Gopala-campu oleh Sri Jiva Goswami. Mendengar lila rohani dari Sri Krishna adalah penuh dengan keberuntungan. Di dalam Bhagavatam (1.2.17) diuraikan:
srnvatam sva-kathah krsnah punya –sravana-kirtanah
hrdy antah stho hy abhadrani vidhunoti suhrt-satam
hrdy antah stho hy abhadrani vidhunoti suhrt-satam
Sri Krishna, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, adalah Paramatma (Roh Utama) di dalam hati setiap makhluk dan Beliau adalah yang memberikan kebaikan bagi penyembah yang jujur, membersihkan keinginan kenikmatan material dari hati penyembah yang sudah mengembangkan kecenderungan untuk mendengarkan ajaran Beliau, yang penuh kesempurnaan tatkala didengar dan diucapkan secara benar.
Mengapa Sri Krishna Muncul?
Bhagavata mengatakan bahwa mendengar lila kahani, uraian kegiatan Bhagavan Sri Krishna yang rohani, adalah penuh keberuntungan. Jika anda mendengar dengan keyakinan dan pemusatan perhatian penuh, maka semua pencemaran material di dalam hati anda akan disucikan. Karena alasan ini Bhagavan Sri Krishna muncul di sini.
Tempat tinggal Sri Krishna yang kekal di dunia rohani dikenal sebagai sac-cid-anandamaya-dhama, suatu dhama yang sanmaya, cinmaya, dan anandamaya – penuh kekekalan, penuh pengetahuan dan penuh kebahagiaan. Beliau selalu sibuk di sana, sepenuhnya terserap di dalam lila rohani, terutama rasa-lila. Mengapa Beliau harus turun ke dunia material ini? Dunia material ini bukan tempat tinggal Beliau. Dunia material ini adalah anti-thesis dari sac-cid-anandamaya dhama rohani Beliau. Dunia material ini adalah asat, acit, dan niranandamaya – dunia material ini adalah bersifat sementara, penuh kebodohan dan penuh penderitaan. Mengapa Sri Krishna harus datang ke mari? Apa urusan yang Beliau harus lakukan di sini?
Beliau datang karena Beliau adalah suhrdam sarva-bhutanam – satu-satunya kawan yang menginginkan kebaikan bagi semua makhluk hidup. Anda sudah melupakan Sri Krishna sejak waktu yang tidak bisa diingat kembali dan sudah berada di bawah cengkraman maya, tetapi Sri Krishna tidak melupakan diri anda. Beliau adalah kawan yang menginginkan kebaikan anda. Beliau selalu berlari di belakang dirimu. Beliau tidak menginggalkan dirimu. Beliau ada di dalam hatimu sebagai paramatma. Beliau juga turun di dalam banyak inkarnasi ke dunia material ini bersama dengan dhama dan kawan-kawan Beliau dan Beliau mempertunjukan kegiatan-kegiatan rohani. Satu tujuan kedatangan Beliau adalah agar lila-kahani Beliau dicatat di dalam buku-buku. Dengan demikian, para penyembah tercinta Beliau, para sadhu, para vaisnava, dan para mahajana akan datang. Mereka akan mengajarkan, menyampaikan dan berbicara mengenai kegiatan-kegiatan ini. Kegiatan Sri Krishna harus didengar, direnungkan, dan dipusatkan dalam pikiran. Dengan demikian kamu akan mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan. Hatimu akan disucikan dan dengan demikian kamu akan mampu memahami kedudukan rohanimu. Sri Krishna adalah tuanmu yang kekal dan kedudukan dasarmu adalah sebagai pelayan-Nya yang kekal. Itulah sebabnya Sri krishna turun ke mari karena kridartha, untuk tujuan menikmati kegiatan lila-Nya dengan penyembah-penyembah tercinta Beliau, untuk mendapatkan lila-rasa Beliau, manisnya lila rohani. Bersamaan dengan itu, Beliau juga memberikan dirimu suatu kesempatan untuk merasakan lila-lila itu. Lebih jauh, Beliau juga datang ke mari untuk sadhu-samraksana, untuk melindungi penyembah-penyembah tercinta Beliau. Inilah tujuan datangnya Sri Krishna ke dunia material ini.
Sumpah Suci Maharaja Nanda
Gopal-campu menguraikan bahwa di dalam sidang Maharaja Nanda ada dua orang penyair yang bernama Snigdha Kantha dan Madhu Kantha yang setiap hari menyanyikan lagu-lagu rohani. Pada suatu hari mereka mulai menyanyikan cerita mengenai bagaimana Maharaja Nanda mendapatkan seorang anak laki-laki. Dnegan tujuan mendapatkan seorang anak laki-laki, Maharaja Nanda melakukan banyak upacara korban suci, tetapi masih tidak mendapatkan anak. Yasomati, istri dari Maharaja Nanda, menjadi sangat bersedih hati. Beliau tidak makan dan selalu duduk, menundukan kepalanya dan menangis mencucurkan air mata. Melihat keadaan istrinya, Maharaja Nanda menjadi sangat bersedih hati dan menasehati dengan berbagai cara sambil mengatakan, “Apapun kehendak nasib, itu yang akan terjadi.” Istri beliau Yasoda-mata berkata, “Suamiku tercinta, aku akan menceritakan apa yang sudah terpikir di dalam hatiku.” Aku sudah melakukan banyak korban-koran suci dan sudah melakukan sumpah-sumpah suci. Tetapi aku belum melakukan dvadasi-parama-vrata.”
Mendengar hal ini, Maharaja Nanda menjadi sangat berbahagia dan berkata, “Ya, baik sekali. Kita belum pernah melakukan vrata ini. Jadi kita harus melakukannya.” Maharaja Nanda memanggil pendeta beliau. Pendeta itu menguraikan segala sesuatunya kepada beliau mengenai tatacara, aturan dan peraturan untuk melakukan dvadasi-vrata ini.
Kunjungan Yogini
Maharaja Nanda dan Yasomati-rani melakukan vrata selama satu tahun. Pada akhir vrata ini Maharaja Nanda bermimpi. Sri Hari muncul dan, karena sangat puas dengannya, berkata, “Keinginanmu segera akan terpenuhi. Di dalam setiap kalpa Aku datang anak laki-lakimu, dan di dalam kalpa ini Aku juga akan datang sebagai anak laki-lakimu. Aku akan mempertunjukan lila masa kanak-kanak-Ku di rumahmu. Setiap hari kamu akan melihat kegiatan-Ku dan kamu akan sangat berbahagia.” Lalu Maharaja Nanda terbangun. Saat itu pagi hari dan burung-burung sedang bernyanyi. Beliau memutuskan untuk mandi di sungai Yamuna bersama dengan istri beliau Yasomati, dan membawa banyak hartanya untuk diberikan sebagai derma. Semua para dewa, muni dan rsi-rsi datang menyamar sebagai peminta-minta untuk menerima derma dari Maharaja Nanda. Maharaja Nanda dan Yasomati menyelesaikan upacara mandi mereka, lalu kemudian memberikan derma. Setiap orang menjadi sangat puas untuk menerima derma dari Maharaja Nanda. Mereka semua berseru dengan keras, “Maharaja Nanda ki jay!” Dan “Yasomati-rani ki jay!” Lalu Maharaja Nanda kembali pulang ke rumah dan mempersembahkan pujaan kepada Bhagavan Visnu. Setelah menyelesaikan keigiatan-kegiatan hariannya, beliau datang ke tempat pertemuan, dan memberikan penghormatan kepada kepribadian-kepribadian yang pantas dipuja seperti guru-gurunya dan para brahmana.
Penyampaian Snigdha Kantha berlanjut: Pada saat itu penjaga pintu datang dan memberitahukan Maharaja Nanda bahwa seorang brahmacarini datang. Mendengar hal ini, beliau berdiri dan menyambutnya, sambil memberikan sebuah tempat duduk yang bagus. Maharaja Nanda mencuci kakinya dan memberikan pemujaan kepadanya. Yasoda-mata mulai menangis di bawah kaki barahmacarini-tapasvi itu. Pertapa itu memangku dan mengusap kepala Yasoda-mata, dan memberkatinya dengan mengatakan, “Ratu-ku yang tercinta, segera seorang anak laki-laki yang manis akan datang dan lahir.” Mendengar hal ini, semua gembala sapi laki-laki dan perempuan berkata, “Nandarani ki jay!” Tatkala saudara laki-laki Maharaja Nanda, Upananda mendengar berita itu, dia menjadi sangat bersukacita dan berkata, “Hutan Gokula ini akan menjadi tempat tirtha-yatra yang suci.” Mendengar ramalan brahmacarini ini, semua penduduk Vrajabhumi menjadi penuh sukacita. Mereka semua datang dan mempersembahkan pranama pada kaki sang yogini, seorang brahmacarini. Mereka membangun sebuah pondok untuknya dan dia tinggal di sana.
Kehamilan Yasoda
Snigdha Kantha berkata, “Saudaraku Madhu Kantha yang tercinta, sekarang ceritakan bagaimana Sri Krishna memasuki rahim dari Yasoda-mata.” Madhu Kantha lalu menceritakan mengenai kebenaran yang rahasia ini:
Selama satu tahun Nanda Maharaja dan istri beliau melakukan dvadasi-vrata. Lalu pada saat malam hari dari krsna-pratipat, hari pertama bulan mati dari bulan Magha, Nanda Maharaja bermimpi. Beliau melihat seorang anak bayi laki-laki dengan warna kebiruan bergerak di angkasa, dan beliau melihat seorang perempuan dengan warna kulit badan keemasan. Kedua Mereka memasuki hati Maharaja Nanda. Lalu Mereka keluar dari hati Maharaja Nanda dan memasuki rahim Yasoda-mata. Seperti itulah Yasoda-mata lalu hamil. Mendengar cerita ini, semua gopa dan gopi menjadi sangat bersuka cita dan berbahagia. Setiap hari mereka melaksanakan festival besar untuk menghormati kehamilan Yasoda. Maharaja Nanda memberikan banyak dana-punya kepada para brahmana dan vaisnava. Banyak orang datang dan pergi ke rumah Nanda Maharaja. Siapa semua orang-orang itu, tidak seorangpun ada yang tahu. Dia antara mereka beberapa para dewi kayangan juga datang. Setelah delapan bulan kehamilannya, seorang tukang ramal menceritakan kepada mereka, “Pada hari ke –delapan dari bulan mati pada bulan Bhadra, Anak ini akan lahir pada tithi yang paling penuh keberuntungan. Tatkala bhadra-krsnastami, hari ke-delapan bulan mati pada bulan Bhadra datang, perawatnya berkata, “Anak ini akan lahir hari ini.” Segera rumah bersalin dipersiapkan dan dihiasi dengan baik. Kalungan bunga digantung di mana-mana. Pintu masuk dibuatkan dengan menggunakan berbagai macam bunga. Perawat yang ahli datang untuk melayani si ibu dan Anak. Di planet surga, para dewa menjadi sangat bersukacita. Dewa Indra menurunkan hujan. Pada hari itu setiap orang tenggelam di dalam lautan kebahagiaan, karena Tuhan Yang Maha Esa segera akan lahir.
Semua gopi bergadang pada malam itu. Tetapi karena pengaruh yogamaya dari Sri Krishna mereka semua tertidur lelap. Pada saat sang Anak lahir semua orang sedang tertidur. Bahkan Yasoda-mata juga tertidur. Tidak ada rasa sakit sama sekali pada saat melahirkan. Tanpa rasa sakit, Yasoda-mata melahirkan Sri Krishna, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Anak itu adalah putra-ratna, seorang anak yang bagaikan permata yang tidak ternilai.
Mathura dan Vrindavana
Tepat pada saat yang sama, tatkala Yasoda-mata melahirkan Sri Krishna di Vrindavana, di Mathura, di dalam penjara Raja Kamsa, Devaki juga melahirkan seorang Anak laki-laki. Hal itu diuraikan di dalam skanda ke-sepuluh Srimad Bhagavatam. Sri Hari muncul di Mathura dalam wujud berlengan empat. Beliau menggunakan mahkota di kepala dan pada empat tangan-Nya, Beliau memegang sankha, cakra, gada, dan padma. Kanaka-kundala-karna, pada kedua telinga Beliau terdapat anting-anting emas, dan cahaya yang terang memancar dari badan Beliau. Meskipun pada saat itu adalah malam yang gelap dan berawan, oleh cahaya yang keluar dari badan Sri Hari segalanya menjadi terang. Dengan melihat Anak yang menakjubkan ini, Devaki bersujud dengan mencakupkan kedua tangannya dan memberikan doa-doa. Vasudeva segera mandi. Bagaimana ia mandi di dalam rumah penjara? Beliau melakukannya melalui meditasi di dalam pikirannya, manasa-snana. Juga, beliau melakukan sebuah festival yang besar untuk kelahiran Sri Hari di dalam meditasinya dan memberikan sumbangan sapi-sapi dalam jumlah yang luar biasa banyak kepada para brahmana dan para vaisnava. Sama seperti Devaki, beliau juga mempersembahkan doa-doa kepada Sri Narayana. Kemudian Sri Narayana berkata kepada Vasudeva, “Bawalah Diri-Ku segera ke Vraja-Gokula dan taruh Diri-Ku di atas pangkuan Yasoda-mata.” Mendengar hal ini Vasudeva sangat berbahagia, Berkat keinginan yang luar biasa dari Sri Hari, mereka yang sedang bertugas menjaga penjara semua jatuh tertidur. Semua pintu-pintu besi yang kuat dan borgolnya terbuka dan Vasudeva bebas meninggalkan penjara itu. Tepat pada waktu yang sama, tatkala Vasudeva meninggalkan penjara Kamsa, Yasoda-mata melahirkan anak kedua, seorang anak perempuan.
Tatkala Vasudeva sampai ke tepi sungai Yamuna, beliau melihat banjir yang sangat besar. Airnya sangat tinggi dan semua daratan kebanjiran. Beliau berpikir “Bagaimana saya bisa menyeberangi sungai Yamuna ini?” Hanya beberapa saat, Vasudeva melihat maha-maya dalam bentuk seekor anjing hutan menyeberangi Yamuna, Vasudeva lalu mengikutinya. Pada akhirnya, beliau sampai di halaman rumah Nanda Maharaja. Di sana beliau menaruh anak laki-lakinya di atas pangkuan Yasoda-mata dan mengambil anak perempuannya.
Lahir di Dua Tempat
Mendengar semua ini, Snigdha Kantha lalu berkata, “Apakah ini? Yasoda-mata melahirkan seorang Anak laki-laki dan seorang anak perempuan, dan Vasudeva mengambil anak perempuannya. Apa yang terjadi terhadap Anak laki-lakinya?”
Madhu Kantha berkata, “Ini adalah suatu peristiwa yang sangat rahasia. Anak perempuan Yasoda-mata adalah saksat-yogamaya. Berkat kekuatan beliau, yogamaya menyembunyikan Anak laki-laki Nanda Maharaja, dan Vasudeva tidak bisa melihat-Nya. Beliau hanya melihat anak perempuannya. Anak laki-aki Nanda Maharaja dan Yasoda-mata adalah svayam-bhagavan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Yang Mula-mula – ete camsa-kalah pumsah krsnas tu bhagavan svayam. Nanda-nandana krsna, yasoda nandana krsna adalah svayam bhagavan, dan semua avatara adalah bagian-bagian yang sempurna atau bagian-bagian dari bagian yang sempurna Beliau – amsa dan kala. Dari rahim Devaki lahir Vasudeva yang berlengan empat, Beliau adalah perwujudan prabhava-prakasa dari Sri Krishna. Sri Krishna memiliki dua jenis perbanyakan, prabhava-prakasa dan vaibhava-prakasa. Di dalam kategori sementara dari prabhava muncul inkarnasi Mohini, Hamsa dan Sukla. Di dalam kategori kekal muncul Dhanvantari, Risabha, Vyasa, Dattatreya, Kapila, dan lain-lain. Vaibhava-prakasa adalah sebagian perkasa. Di dalam kategori ini muncul Kurma, Matsya, Nara Narayana Rishi, Varaha, Hayagriva, Prishnigarbha, Baladeva, Yajna, Vibhu, Satyasena, Hari, Vaikuntha, Ajita, Vamana, Sarvabhauma, Rishabha, Vivaksena, Dharmasetu, Sudama, Yogeswara, Brihadbhanu, dan lain-lain.
Tatkala svayam bhagavan Krishna muncul, semua bagian-bagian dan bagian-bagian dari bagian-bagian Beliau, amsa dan kala, semua datang bersama Beliau. Anak laki-laki Vasudeva adalah Vasudeva, wujud Tuhan dengan empat lengan. Vasudeva adalah bagian sempurna dari Sri Krishna. Jadi tatkala Vasudeva menaruh anak laki-lakinya di atas pangkuan Yasoda-mata, Vasudeva lalu masuk ke dalam Krishna yang sudah berbaring di sana. Sama seperti semua sungai mengalir memasuki lautan, begitu juga semua bagian-bagian sempurna dan bagian-bagian dari bagian sempurna Tuhan Yang Maha Esa semua muncul dan masuk ke dalam Tuhan Yang Maha Esa Yang Mula-mula. Dengan pengaruh yogamaya, Vasudeva tidak memahami semua hal ini.
Di dalam Hari-vamsa (2.4.11) ada uraian bagaimana Sri Hari lahir bersama-sama di dua tempat:
garbha kale tv asampurne astame masi te striyau
devaki ca yasoda ca susubate samam tada
Pada bulan ke-delapan kehamilan, yang dianggap sebagai asampurna, belum lengkap, Yasoda dan Devaki bersama-sama melahirkan pada saat yang sama.devaki ca yasoda ca susubate samam tada
[Di dalam penjelasan Srimad Bhagavatam 10.3.47, His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada menguraikan topik ini: “Srila Visvanatha Chakravarti Thakur membicarakan bahwa Sri Krishna muncul bersamaan sebagai Anak laki-laki Devaki dan Anak laki-laki Yasoda, beserta dengan tenaga rohani Yogamaya. Sebagai anak laki-laki dari Devaki, Beliau pertama-tama muncul sebagai Sri Visnu, dan karena Vausdeva tidak berada di dalam posisi cinta kasih murni kepada Sri Krishna, Vasudeva memuja anaknya sebagai Sri Visnu. Sedangkan, Yasoda menyenangkan Anaknya, Sri Krishna, tanpa memahami kemahakuasaan-Nya. Inilah perbedaan antara Sri Krishna sebagai Anak laki-laki Yasoda dengan Sri Krishna sebagai Anak laki-laki Devaki. Ini dijelaskan oleh Visvanatha Chakravarti atas kekuasan kitab suci Hari-vamsa.”]
Setelah itu, Yasoda melahirkan seorang anak perempuan, Yogamaya. Mahamaya adalah sebagian dari Yogamaya dan beliau juga ada di sana. Vasudeva mengambil Mahamaya ini dan menyerahkannya kepada Kamsa, sementara Yogamaya tinggal bersembunyi di Vrajabhumi. Seperti ini dinyatakan bahwa anak ke-delapan adalah seorang anak perempuan, bukan seorang anak laki-laki. Kamsa tertipu.
Kebahagiaan Yasoda-mata
Madhu Kantha lalu berkata, “Tatkala Yasoda-mata melahirkan Sri Krishna, semua orang tertidur. Setiap orang tidur sepanjang malam. Lalu dipagi hari Sri Hari mulai menangis, “Kwaaa! Kwaaa! Kwaaa!” Setiap orang menjadi terbangun. Yasomati juga terbangun dan melihat anaknya yang manis. Dengan melihat Anak laki-laki yang luar biasa tampan, Ibu Yasoda sepenuhnya tenggelam di dalam lautan kebahagiaan rohani. Beliau tidak bisa berpikir apa yang harus dilakukan. Beliau menangis karena kebahagiaan dan cinta kasih. Melalui payudaranya, air susunya mengalir. Anak yang baru lahir itu ada di pangkuannya dan Ibu Yasoda sangat berbahagia melihat Anaknya. Kata-kata Yasoda-mata tersendat-sendat karena kebahagiaan. Dia tidak bisa berkata apapun, dan hanya meneteskan air mata karena cinta kasih. Karena sampai hari itu dia hanya mampu melihat kepada anak laki-laki orang lain. Hari ini dia melihat Anaknya sendiri. Air mata mengalir melalui kedua matanya dan air susu mengalir dari payudaranya. Sarinya sepenuhnya menjadi basah. Lagi-lagi Yasoda-mata melihat wajah Anaknya yang bagaikan bunga padma, seperti bulan yang menawan. Semua juru rawat, para gopa dan gopi bangun, mendengar suara tangisan Anak laki-laki yang baru lahir itu. Semua orang datang dan berkata, “Anaknya bukan perempuan, Dia adalah laki-laki! Yasoda-mata sudah melahirkan seorang Anak laki-laki!”
Setiap orang sangat berbahagia dan bersukacita. Seakan-akan seluruh Gokula, Vrajabhumi, tenggelam di dalam lautan sukacita. Para gopa dan gopi datang berlari ke halaman rumah Maharaja Nanda untuk melihat Anak laki-laki Ibu Yasoda yang baru lahir. Para dewa menari di planet-planet surga, dengan memukul gendang dan menyanyi, “hari hari hari-bolo! Hari-bolo! Hari-bolo! Hari-bolo!” Ke-empat belas sistem planet menyuarakan suara “hari-bolo.” Di planet-planet surga para deva-nari, istri-istri para dewa, menaburkan bunga-bunga. Para gopa dan gopi menari penuh sukacita. Dengan pelukan satu dengan lainnya di dalam cinta kasih, mereka semuanya tenggelam di dalam lautan kebahagiaan. Nanda Maharaja segera mandi mengikuti upacara Veda. Lalu beliau melakukan jata-karma-samskara upacara penyucian untuk kelahiran anak. Para brahmana datang dan mengucapkan svasti-vacana, pemujaan untuk keberuntungan. Banyak ahli musik datang memainkan berbagai alat-alat musik. Suara drum, gendang, dan alat-alat musik lain bergema di seluruh sistem tiga planet. Tiga sistem planet sepenuhnya dipenuhi dengan kebahagiaan yang luar biasa, maha-ananda. Sebelum ini, Prithivi-devi, Dewi Bumi sangat berseih dan sangat terbebani oleh para asura, raksasa. Sekarang para raksasa akan dibunuh dan Ibu Prithivi akan terbebaskan dari bebannya yang berat. Semua sadhu, vaisnava, dan dvija, brahmana, sangat berbahagia.
Menari di dalam Sukacita
Pada saat Nanda Maharaja datang, semua gopa dan gopi berkata, “Nanda datanglah, datang dan lihat Anak anda yang tampan, taba grhe udaya haiyache kata sasi – seakan-akan bulan yang tidak terhitung jumlahnya sudah muncul di rumah anda. Oh Nanda Maharaja, eteka dibase janma haila saphala, manera anande dekha badana kamala- akhirnya anda sudah mencapai kesempurnaan di dalam kelahiran ini. Bertahun-tahun sudah lewat. Datang dan lihat wajah Anak laki-laki anda yang tampan bagaikan bunga padma.” Berita tersebar ke seluruh Gokula, Vrajabhumi. Semua gembala sapi laki-laki dan gembala sapi perempuan datang berlari ke halaman rumah Nanda Maharaja – nandera mandire gayala aila dhaiya, hate badi kandhe bhara - semua gembala sapi memegang tongkat di tangan dan membawa kandhe bhara, kayu dengankeranjang di ujungnya, dijunjung di atas pundaknya. Sambil berjalan mereka menari dan menari.
Setiap orang mengatakan:
“Oh Nanda, alangkah beruntungnya diri anda. Ah ! Hari ini terjadi lautan sukacita di rumah anda.”
Melihat Anak laki-lakinya yang tampan bagaikan bunga padma, Nanda Maharaja menari penuh sukacita. Di semua penjuru semua anak gembala sapi dan penduduk Gokula bertepuk tangan sambil menari penuh kebahagiaan. Di planet-planet surga para dewa juga menari. Pada planet yang lebih rendah, Patala, para ular juga menari. Di dalam kamar bagian dalam Yasoda-rani juga menari. Siva juga menari, Brahma juga menari, dan Indra juga menari. Setiap orang menari dengan penuh sukacita.
Semua gembala sapi datang membawakan hadiah-hadiah berupa susu-susu asam, kunyit, dan gorocana, sejenis pewarna kuning untuk keberuntungan. Nandarani, istri Nanda Maharaja, sudah mendapatkan semua keberuntungan dan nasib baik, karena pada hari ini dia sudah mendapatkan Nilamani, permata kebiruan Krishna, sebagai Anaknya.
Sri Krishna Janmastami maha-mahotsava ki jay…………………
Sumber: Pelajaran oleh Sri Srimad Gour Govinda Swami Maharaja di Bhubaneswar, Orissa 18 Agustus 1995
Jumat, 19 Agustus 2011
RATHA YATRA (BAGIAN 2)
Terselamatkan dari Orang-orang Buddha
Pada abad ketiga SM, di kota purba Dravidadesa (sekarang dikenal sebagai Tamil Nadu, di India Selatan) terdapatlah seorang raja perkasa bernama Pandyavijaya. Pandya-vijaya punya seorang pendeta bernama Devesvara yang merupakan seorang penyembah-agung Sri Visnu. Dengan mengikuti perintah Devesvara, Raja Pandyavijaya menegakkan kembali sanatana-dharma. Pandyavijaya menyelamatkan Arca Jagannath, Balabadra, dan Subhadra dari cengkeraman orang-orang Buddha yang telah membawa pergi Arca-Arca tersebut. Pandyavijaya menyelamatkan Arca lalu menempatkan Mereka di atas sebuah ratha dan memulai Ratha-yatra. Ratha-yatra itu berjalan dari kuil Jagannath mula-mula yang juga dikenal sebagai Nilacala, menuju tempat yang dikenal sebagai Sundaracala. Di sana terdapat sebuah taman yang sangat indah untuk Sri Jagannath. (Limaratus tahun silam pada masa Mahaprabhu, di sana masih terdapat taman yang indah dan Mahaprabhu beristirahat di sana.) Setelah beberapa hari, Raja Pandyavijaya menempatkan kembali Arca di atas ratha lalu membawa Mereka kembali ke kuil mula-mula. Menurut sejarah duniawi, Ratha-yatra dimulai pada masa itu. Namun, menurut sejarah kitab suci—Skanda Purana—Ratha-yatra sudah dimulai ribuan tahun sebelumnya. Acara ketika Arca Jagannath, Baladeva, Subhadra diiring ke ratha dikenal sebagai Pandu-vijaya atau Pahandi-vijaya, mengikuti nama Raja Pandyavijaya. Para dayita, pelayan Sri Jagannath, lalu mengiring Arca dari satu bantal ke bantal lain.
Prahlada Menyelenggarakan Ratha-yatra
Dalam Bhavisya Purana disebutkan bahwa pada Satya-yuga Prahlada menyelenggarakan Ratha-yatra. Beliau menempatkan Mahavisnu di atas sebuah ratha lalu menariknya. Kemudian para dewa, siddha dan gandharva menyelenggarakan Ratha-yatra. Juga, pada zaman purba pada bulan Kartika ada Ratha-yatra Krishna. Tapi, menurut Skanda Purana tanggal pelaksanaan Ratha-yatra ditetapkan. Di sana dikatakan bahwa hari kedua dari empatbelas hari menjelang purnama pada bulan Asadha, pada Pusyami Naksatra, adalah hari pelaksanaan Ratha-yatra. Tapi, di ISKCON, kita dapat menyelenggarakan Ratha-yatra kapan pun. Kita melakukannya kapan pun sebab Srila Prabhupada memulai seperti itu. Mengapa beliau melakukan demikian? Beberapa orang mengkritik hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa para penyembah di ISKCON tidak mengikuti arahan kitab suci dan bahwa sebenarnya ada tanggal yang pasti untuk Ratha-yatra. Di Utkal ini, Orissa, kita tidak dapat menyelenggarakannya pada hari lain. Kita akan menghadapi banyak kritik karena Ratha-yatra yang termasyhur di Jagannath Puri berlangsung di sini dan itu dilakukan pada saat seperti yang disebutkan dalam Skanda Purana. Jadi, di sini kita tidak bisa menyelenggarakannya pada hari lain.
Makna di Balik Ratha-yatra
Hari sebelum Ratha-yatra disebut gundica-marjana, pembersihan kuil Gundica. Apa tattva di balik gundica-marjana? Mahaprabhu membersihkan dengan tangan-Nya Sendiri, bersama rekan-rekan-Nya, dan dengan demikian memperlihatkan kepada kita bagaimana cara menyucikan hati. Hati kita adalah tempat bersemayamnya Tuhan, hrdaya-simhasana. Tapi, jika hati kita tidak bebas dari pencemaran duniawi—kepalsuan, kepura-puraan, keinginan untuk kenikmatan duniawi, keinginan untuk terbebaskan, keinginan mendapat nama, kemasyhuran, prestise dan penghormatan—Tuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Semua hal ini bagaikan ilalang, pasir, dan batu kerikil.
Mahaprabhu membersihkan kuil duakali. Lalu, dengan pakaian-Nya Sendiri Dia menggosok lantai sehingga tidak tersisa noda sedikit pun. Demikianlah Mahaprabhu memperlihatkan bahwa hati kita harus bersih, jika tidak Tuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Itulah tattva di balik gundica-lila. Lalu, apa tattva di balik Ratha-yatra? Apa yang diungkap oleh Mahaprabhu?
[Berbicara dalam suasana hati Srimati Radharani, Caitanya Mahaprabhu berkata:] Bagi kebanyakan orang, pikiran dan hati itu satu, tapi karena pikiran-Ku tidak pernah berpisah dengan Vrndavan, Aku menganggap pikiran-Ku dan Vrndavan itu satu. Pikiran-Ku itu sendiri sudah merupakan Vrndavan, dan karena Engkau menyukai Vrndavan, maukah Engkau menempatkan kaki-padma-Mu di sana? Aku akan anggap hal itu sebagai karunia lengkap dari-Mu.
Sumber: Catatan facebook Uddhava Das pada 22 Juni 2011 "Makna rahasia Dibalik Ratha Yatra Sri Jagannath"
Pada abad ketiga SM, di kota purba Dravidadesa (sekarang dikenal sebagai Tamil Nadu, di India Selatan) terdapatlah seorang raja perkasa bernama Pandyavijaya. Pandya-vijaya punya seorang pendeta bernama Devesvara yang merupakan seorang penyembah-agung Sri Visnu. Dengan mengikuti perintah Devesvara, Raja Pandyavijaya menegakkan kembali sanatana-dharma. Pandyavijaya menyelamatkan Arca Jagannath, Balabadra, dan Subhadra dari cengkeraman orang-orang Buddha yang telah membawa pergi Arca-Arca tersebut. Pandyavijaya menyelamatkan Arca lalu menempatkan Mereka di atas sebuah ratha dan memulai Ratha-yatra. Ratha-yatra itu berjalan dari kuil Jagannath mula-mula yang juga dikenal sebagai Nilacala, menuju tempat yang dikenal sebagai Sundaracala. Di sana terdapat sebuah taman yang sangat indah untuk Sri Jagannath. (Limaratus tahun silam pada masa Mahaprabhu, di sana masih terdapat taman yang indah dan Mahaprabhu beristirahat di sana.) Setelah beberapa hari, Raja Pandyavijaya menempatkan kembali Arca di atas ratha lalu membawa Mereka kembali ke kuil mula-mula. Menurut sejarah duniawi, Ratha-yatra dimulai pada masa itu. Namun, menurut sejarah kitab suci—Skanda Purana—Ratha-yatra sudah dimulai ribuan tahun sebelumnya. Acara ketika Arca Jagannath, Baladeva, Subhadra diiring ke ratha dikenal sebagai Pandu-vijaya atau Pahandi-vijaya, mengikuti nama Raja Pandyavijaya. Para dayita, pelayan Sri Jagannath, lalu mengiring Arca dari satu bantal ke bantal lain.
Prahlada Menyelenggarakan Ratha-yatra
Dalam Bhavisya Purana disebutkan bahwa pada Satya-yuga Prahlada menyelenggarakan Ratha-yatra. Beliau menempatkan Mahavisnu di atas sebuah ratha lalu menariknya. Kemudian para dewa, siddha dan gandharva menyelenggarakan Ratha-yatra. Juga, pada zaman purba pada bulan Kartika ada Ratha-yatra Krishna. Tapi, menurut Skanda Purana tanggal pelaksanaan Ratha-yatra ditetapkan. Di sana dikatakan bahwa hari kedua dari empatbelas hari menjelang purnama pada bulan Asadha, pada Pusyami Naksatra, adalah hari pelaksanaan Ratha-yatra. Tapi, di ISKCON, kita dapat menyelenggarakan Ratha-yatra kapan pun. Kita melakukannya kapan pun sebab Srila Prabhupada memulai seperti itu. Mengapa beliau melakukan demikian? Beberapa orang mengkritik hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa para penyembah di ISKCON tidak mengikuti arahan kitab suci dan bahwa sebenarnya ada tanggal yang pasti untuk Ratha-yatra. Di Utkal ini, Orissa, kita tidak dapat menyelenggarakannya pada hari lain. Kita akan menghadapi banyak kritik karena Ratha-yatra yang termasyhur di Jagannath Puri berlangsung di sini dan itu dilakukan pada saat seperti yang disebutkan dalam Skanda Purana. Jadi, di sini kita tidak bisa menyelenggarakannya pada hari lain.
Makna di Balik Ratha-yatra
Hari sebelum Ratha-yatra disebut gundica-marjana, pembersihan kuil Gundica. Apa tattva di balik gundica-marjana? Mahaprabhu membersihkan dengan tangan-Nya Sendiri, bersama rekan-rekan-Nya, dan dengan demikian memperlihatkan kepada kita bagaimana cara menyucikan hati. Hati kita adalah tempat bersemayamnya Tuhan, hrdaya-simhasana. Tapi, jika hati kita tidak bebas dari pencemaran duniawi—kepalsuan, kepura-puraan, keinginan untuk kenikmatan duniawi, keinginan untuk terbebaskan, keinginan mendapat nama, kemasyhuran, prestise dan penghormatan—Tuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Semua hal ini bagaikan ilalang, pasir, dan batu kerikil.
Mahaprabhu membersihkan kuil duakali. Lalu, dengan pakaian-Nya Sendiri Dia menggosok lantai sehingga tidak tersisa noda sedikit pun. Demikianlah Mahaprabhu memperlihatkan bahwa hati kita harus bersih, jika tidak Tuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Itulah tattva di balik gundica-lila. Lalu, apa tattva di balik Ratha-yatra? Apa yang diungkap oleh Mahaprabhu?
anyera hrdaya mana, mora mana vrndavana,
‘mane’ ‘vane’ eka kari’ jani
tahan tomara pada-dvaya, karaha yadi udaya,
tabe tomara purna krpa mani
[Berbicara dalam suasana hati Srimati Radharani, Caitanya Mahaprabhu berkata:] Bagi kebanyakan orang, pikiran dan hati itu satu, tapi karena pikiran-Ku tidak pernah berpisah dengan Vrndavan, Aku menganggap pikiran-Ku dan Vrndavan itu satu. Pikiran-Ku itu sendiri sudah merupakan Vrndavan, dan karena Engkau menyukai Vrndavan, maukah Engkau menempatkan kaki-padma-Mu di sana? Aku akan anggap hal itu sebagai karunia lengkap dari-Mu.
tomara ye anya vesa anya sanga, anya-desa vraja
jane khabu nahi bhaya
vraja-bhumi chadite nare, toma na dekhile mare,
vraja-janera ki habe upaya
Para penduduk Vrndavan tidak menginginkan Engkau yang berpakaian layaknya seorang pangeran, tidak pula mereka ingin Engkau bergaul dengan kesatria-kesatria besar dari berbagai negeri. Mereka tidak dapat meninggalkan tanah Vrndavan, dan tanpa kehadiran-Mu, mereka semua sedang sekarat. Akan bagaimana jadinya keadaan mereka?tumi-vrajera jivana, vraja-rajera prana-dhana,
tumi vrajera sakala sampad
krpardra tomara mana, asi’ jiyao vraja-jana
vraje udaya karao nija-pada
Krishna-Ku tercinta, Engkau adalah jiwa dan raga Vrndavan-dham. Khususnya, Engkau adalah nyawa Nanda Maharaj. Engkaulah satu-satunya kemewahan di tanah Vrndavan, dan Engkau penuh karunia. Mohon datanglah dan izinkan mereka semua tetap hidup. Berkenanlah menempatkan kembali kaki-padma-Mu di Vrndavan.Sumber: Catatan facebook Uddhava Das pada 22 Juni 2011 "Makna rahasia Dibalik Ratha Yatra Sri Jagannath"
Selasa, 16 Agustus 2011
PERAYAAN KEMUNCULAN SRI BALARAMA
Prabhu Narasingha Caitanya das memimpin kirtan
Prabhu Isha Avatara das memberikan kelas
Prasadam Seva
Senin, 15 Agustus 2011
PENCURI DI VRINDAVANA
Cerita pendek Srila Prabhupada
Seorang penceramah profesional sedang membacakan Bhagavata, ia menjelaskan tentang Krishna yang dihiasi dengan luar biasa menggunakan semua permata-permata, diperintahkan untuk menggembalakan sapi di hutan. Di tempat pembacaan Bhagavata itu, ada seorang pencuri, dan ketika ia mendengar tentang Krishna, dia berpikir, “Mengapa tidak pergi saja ke Vrindavana dan rencanakan untuk menangkap anak ini di dalam hutan dengan begitu banyak permata-permata berharga yang dimiliki-Nya ? Aku dapat pergi ke sana dan menangkap anak itu dan mengambil semua permatanya.” Itulah tujuan sang pencuri. Dia sangat serius, berpikir, “Aku haru menemukan anak itu. Maka hanya dalam satu malam aku akan menjadi seorang jutawan.” Dia sampai di sana, di Vrindavana. Hal yang baik dari dirinya adalah, “Aku harus melihat Krishna. Aku harus melihat Krishna.” Keinginan itu, hasrat itu membuatnya memungkinkan bahwa di Vrindavana ia melihat Krishna. Dia melihat Krishna dengan cara yang sama seperti yang diketahuinya dari sang pembaca Bhagavata. Kemudian ia berpikir, “Oh, Kau anak yang sangat menarik, Krishna.” Sang pencuri mulai merayu. Dia memiikirkan rayuan itu, “Ya, aku akan mengambil semua permatanya.” Lalu memberitahukan maksud yang sebenarnya kepada Krishna, “Aku akan mengambil beberapa perhiasan-Mu? Kau sangat kaya.”
“Tidak, tidak,” Krishna berkata. “Ibu-Ku akan marah nanti. Aku tidak bisa memberikannya.” Krishna hanya seorang anak kecil. Jadi pencuri itu menjadi semakin menginginkan Krishna, kemudian karena pergaulan dengan Krishna, pencuri itu telah menjadi disucikan. Akhirnya Krishna berkata, “Baiklah, kau dapat mengambil permata ini.” Tetapi kemudian lelaki itu menjadi seorang penyembah, karena pergaulannya dengan Krishna.
Seperti cerita di atas, entah bagaimana caranya, kita harus berhubungan dengan Krishna, Dengan suatu cara, maka kita akan menjadi disucikan.
Seorang penceramah profesional sedang membacakan Bhagavata, ia menjelaskan tentang Krishna yang dihiasi dengan luar biasa menggunakan semua permata-permata, diperintahkan untuk menggembalakan sapi di hutan. Di tempat pembacaan Bhagavata itu, ada seorang pencuri, dan ketika ia mendengar tentang Krishna, dia berpikir, “Mengapa tidak pergi saja ke Vrindavana dan rencanakan untuk menangkap anak ini di dalam hutan dengan begitu banyak permata-permata berharga yang dimiliki-Nya ? Aku dapat pergi ke sana dan menangkap anak itu dan mengambil semua permatanya.” Itulah tujuan sang pencuri. Dia sangat serius, berpikir, “Aku haru menemukan anak itu. Maka hanya dalam satu malam aku akan menjadi seorang jutawan.” Dia sampai di sana, di Vrindavana. Hal yang baik dari dirinya adalah, “Aku harus melihat Krishna. Aku harus melihat Krishna.” Keinginan itu, hasrat itu membuatnya memungkinkan bahwa di Vrindavana ia melihat Krishna. Dia melihat Krishna dengan cara yang sama seperti yang diketahuinya dari sang pembaca Bhagavata. Kemudian ia berpikir, “Oh, Kau anak yang sangat menarik, Krishna.” Sang pencuri mulai merayu. Dia memiikirkan rayuan itu, “Ya, aku akan mengambil semua permatanya.” Lalu memberitahukan maksud yang sebenarnya kepada Krishna, “Aku akan mengambil beberapa perhiasan-Mu? Kau sangat kaya.”
“Tidak, tidak,” Krishna berkata. “Ibu-Ku akan marah nanti. Aku tidak bisa memberikannya.” Krishna hanya seorang anak kecil. Jadi pencuri itu menjadi semakin menginginkan Krishna, kemudian karena pergaulan dengan Krishna, pencuri itu telah menjadi disucikan. Akhirnya Krishna berkata, “Baiklah, kau dapat mengambil permata ini.” Tetapi kemudian lelaki itu menjadi seorang penyembah, karena pergaulannya dengan Krishna.
Seperti cerita di atas, entah bagaimana caranya, kita harus berhubungan dengan Krishna, Dengan suatu cara, maka kita akan menjadi disucikan.
Jumat, 12 Agustus 2011
KENAKALAN KRISHNA DAN BALARAMA
Semua gopi teman Yasoda dan Rohini menikmati perbuatan-perbuatan nakal masa kanak-kanak Sri Krishna dan Balarama di Vrindavana. Untuk menikmati kebahagiaan rohani lebih lanjut, mereka semuanya berkumpul dan berkunjung ke rumah ibu Yasoda untuk mengajukan keluhan-keluhan menyangkut anak-anak yang tidak bisa diam itu.
Ketika Krishna sedang duduk di hadapan ibu Yasoda, semua gopi dewasa mulai mengajukan keluhan-keluhannya menyangkut Krishna sehingga Krishna dapat mendengarnya. Mereka berkata, "Ibu Yasoda yang baik, mengapa engkau tidak menjaga Krishna-mu yang nakal? Dia dan Balarama datang bersama-sama ke rumah kami setiap pagi dan petang, dan sebelum susu sapi diperah Mereka melepaskan anak-anak sapi sehingga anak-anak sapi itu menyusu pada induknya sampai menghabiskan semua susu sapi-sapi itu. Jadi, ketika kami datang untuk memerah susu, kami tidak mendapatkan susu, dan kami harus kembali dengan belanga-belanga kosong. Jika kami mengingatkan Krishna dan Balarama tentang kelakuan ini, mereka tersenyum manis membuat kami tidak dapat berbuat apa-apa. Krishna dan Balarama juga sangat gemar mencuri persediaan yogurt dan mentega kami di mana pun kami menyimpannya. Ketika Krishna dan Balarama tertangkap basah sedang mencuri yogurt dan mentega, mereka berkata, "Mengapa engkau menuduh Kami mencuri? Apa engkau pikir di rumah Kami tidak ada yogurt dan mentega?" Kadang-kadang Mereka mencuri mentega, yogurt, dan susu lalu membagi-bagikannya kepada monyet-monyet. Ketika monyet-monyet sudah diberi makan dengan sangat baik sampai kenyang sehingga tidak mau lagi, lalu anak-anakmu mengejek, "Susu, mentega, dan yogurt ini tidak berguna, bahkan monyet-monyet pun tidak mau memakannya." Lantas mereka memecahkan belanga-belanga itu dan pecahannya dibuat berserakan di sana-sini. Jika kamu menyimpan yogurt, mentega dan susu di sebuah tempat yang gelap dan tersembunyi, Krishna dan Balarama menemukannya dalam gelap lewat cahaya terang dari perhiasan-perhiasan pada tubuh Mereka. Kalau kebetulan Mereka tidak bisa menemukan mentega dan yogurt yang disembunyikan itu, Mereka menghampiri bayi-bayi kecil kami dan mencubiti badan mereka sampai mereka menangis, kemudian Mereka pun kabur. Karena takut dicuri oleh anak-anak nakal ini, kami menyimpan mentega, dan yogurt di tempat yang tinggi di langit-langit, dengan menggantungnya pada sebuah ayunan. Tapi, sekalipun ayunan itu berada jauh di luar jangkauan Mereka, Mereka berusaha menggapainya dengan menyusun berbagai macam balok kayu di atas lumpang kayu. Dan jika Mereka tidak dapat menggapainya, Mereka melubangi belanga tersebut. Karena itu kami pikir bahwa engkau sebaiknya melepas semua perhiasan dari badan anak-anakmu."
Mendengar semua pengaduan itu, Yasoda berkata, "Baiklah, aku akan melepas semua perhiasan Krishna sehingga Dia tidak dapat melihat mentega yang disembunyikan di tempat gelap." Para gopi itu buru-buru berkata, "Jangan! Jangan! Jangan lakukan itu. Apa gunanya engkau mengambil perhiasan-perhiasan itu? Kami tidak tahu anak-anak macam apa Mereka ini, karena bahkan tanpa perhiasan pun Mereka memancarkan sejenis cahaya sehingga dapat melihat apa saja walau di dalam gelap." Kemudian ibu Yasoda memberitahu mereka, "Baiklah, simpanlah mentega dan yogurtmu dengan hati-hati sampai Mereka tidak mungkin menggapainya." Menjawab hal ini, para gopi berkata, "Ya, sebenarnya kami telah melakukan demikian, namun karena kami kadangkala sibuk mengerjakan tugas sehari-hari, dengan satu atau lain cara anak-anak nakal ini menyelinap ke rumah kami dan merusak segalanya. Kadangkala, karena tidak bisa mencuri mentega dan yogurt kami, Mereka marah-marah, lalu kencing di atas lantai yang bersih dan kadang-kadang meludah di atasnya. Sekarang lihat saja bagaimana anakmu mendengarkan keluhan-keluhan ini. Sepanjang hari Dia hanya merencanakan untuk mencuri mentega dan yogurt kami, dan sekarang duduk persis seperti seorang anak yang sangat baik dan pendiam. Lihatlah wajah-Nya." Ketika ibu Yasoda berpikir untuk menghukum anaknya setelah mendengar semua keluhan ini, dia memandangi wajah anaknya yang tampak lugu dan memelas sembari tersenyum, maka dia pun batal menghukum anaknya.
Sumber: Buku Krsna, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Vol 1, hal 126, Karya AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Kamis, 11 Agustus 2011
KISAH BALARAM DAS, PENYEMBAH AGUNG JAGANATHA
Balaram Das adalah penyembah agung dari Tuhan Jagannatha dan ia sangat mencintai Tuhan Jagannatha, Beliau merasakan bahwa di luar Tuhan Jagannatha tidak ada yang lain di dunia ini. Beliau adalah salah satu orang suci terkenal yang menulis Dandi Ramayana (Ramayana dalam bahasa Oriya) mendapat ide untuk melakukan kunjungan ke Lanka, yang menurut di dalam Ramayana pernah menjadi ibu kota Rahwana. Dia menyampaikan keinginannya ini kepada Tuhan Jagannatha dan pada saat malam tiba, beliau pergi mengunjungi Lanka bersama dengan Tuhan Jagannatha. Di dalam perjalanan Tuhan Jagannatha mengatakan kepadanya untuk menyimpan emasNya, jhari (ornamen yang terbuat dari emas). Setelah menyelesaikan kunjungannya tersebut, Balarama das lupa untuk mengembalikan ornamen Tuhan Jagannatha. Dan pada pagi harinya para panda (pendeta) merasakan bahwa ornamen tersebut telah dicuri oleh seseorang dan ketika Balaram Das datang dengan membawa ornament tersebut, ia dituduh sebagai pencuri dan dibawa ke istana raja Jagannatha Puri, Raja Gajapati. Tapi setelah itu, karena tidak diketemukannya bukti oleh Raja Gajapati, Balaram Das dinyatakan tidak bersalah dan beliau adalah seorang penyembah agung Tuhan Jagannatha. Jadi beliau diberikan kehormatan.
Suatu hari Balarama das jatuh cinta dengan seorang pelacur, namanya Jamuna Bai. Suatu hari, Balaram das bersama pelacur tersebut melihat ada sebuah festival kereta, ketika kereta akan ditarik, Balaram das berlari ke arah kereta Tuhan Jagannatha, tetapi para panda melihat bahwa ia baru saja kembali dari tempat pelacur tersebut karena lipstik dari pelacur masih berbekas padanya. Jadi para panda memukulnya dan Balaram das meninggalkan tempat tersebut. Dengan air mata bercucuran Balaram das mendekati laut (Teluk Bengal) dan di sana Balaram das menyiapkan tiga kereta di atas pasir untuk Tuhan Jagannatha dan dua saudaraNya, Tuhan Baladeva dan Subhadra dewi. Dengan air mata bercucuran, Balaram das berdoa dan mengatakan jika Anda benar-benar Tuhan maka kereta tidak akan bergerak dan Anda akan datang ke tempat tiga kereta yang ada di atas pasir. Dan saat itu juga,tiba-tiba tiga kereta festival berhenti dan dengan upaya besar orang-orang tidak dapat memindahkan kereta tersebut bahkan satu inci pun. Semua orang pun khawatir sehingga akhirnya raja Gajapati mendapat pesan dan ia bersama dengan para panda puasa dan mulai berdoa kepada junjungananya Tuhan Jagannatha. Lalu Tuhan Jagannatha muncul di mimpinya dan memberitahu mereka segala sesuatunya dan Tuhan Jaganatha berkata, "Aku tidak bisa mentolerir penghinaan penyembah-Ku. Jika Anda memberi penghormatan dan meminta maaf kepada Balaram das, maka hanya bersamanya Aku akan kembali ke kereta yang dibuat oleh Anda." Raja menyepakati dan kereta pun mulai bergerak bersama dengan penyembahNya yang agung, Balaram Das.
Sumber: Catatan facebook Svarupa Siddhi das
Senin, 08 Agustus 2011
CINTA YANG BERTIMBAL BALIK
Ada seorang wanita penjual ikan keliling pedesaan yang memiliki sebuah kios di pasar desa. Suatu hari seorang bangsawan, mengunjungi pasar, ia menemukan bahwa wanita itu menimbang ikannya dengan sepotong batu bulat. Hal itu menemukan rasa penasarannya dan pada saat mendekati kios, dia melihat bahwa batu pemberat itu adalah sebuah salagrama sila. Terheran-heran, ia menanyai wanita itu tentang hal ini. Wanita itu menjawab bahwa dia menemukan bahwa batu ini sangat cocok dan membantu dari semua sudut pandang. Wanita itu memberitahukannya bagaimana suatu hari ia melewati desa dan melihat batu itu muncul keluar dari tumpukan tanah liat. Dia mengeluarkannya dari tumpukan tanah itu, membersihkannya dan membawanya pulang. Disaat dia sedang membutuhkan pengukur berat untuk timbangan di kiosnya, dia mulai mennggunakkannya untuk tujuan itu. Jadi batu itu tetap tinggal bersamanya. Tetapi cukup penasaran, semenjak ia menemukannya segalanya tampak mudah baginya dan dia tidak memiliki masalah. Juga ia merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Semua ini, wanita itu yakin, ada sesuatu yang telah dilakukan oleh batu itu. Bangsawan itu, seorang yang terpelajar dan orang yang saleh, menawarkannya sejumlah uang yang tidak pernah ia kira dapat memilikinya dalam satu tumpukan, sebagai pertukaran untuk batu itu. Tetapi, wanita itu tidak siap untuk berpisah dengan batu itu. Dia kemudian menjelaskan kepada wanita itu, bahwa itu bukanlah batu biasa, tetapi Krishna Sendiri dan dengan memperlakukan-Nya begitu buruk, di dalam lingkungan yang seperti neraka, ia telah melakukan sejenis dosa terburuk, yang mana ia akan menderita hukuman yang berat.
Namun, ia tidak dapat menghindar. Wanita itu sangat cinta terhadap batu itu dan berpisah dengan batu itu hanyalah kesedihan baginya. Padahal kenyataannya batu itu tidak meningkatkan standar hidupnya. Wanita itu masih tinggal di dalam gubuk miskin yang sama, seperti sebelumnya. Dia tidak mengenakan sari sutra apapun, tetapi terus ada dalam kain kotor yang sama. Batu itu telah memberinya kesan bahwa batu itu hidup. Wanita itu buta huruf dan sepenuhnya tidak berpendidikan, tidak memiliki pemikiran tentang roh, Tuhan, dan hal-hal seperti itu. Dia tidak dapat memikirkan atau menganalisa persoalan yang berbelit-belit. Tetapi sebuah keyakinan yang kuat telah muncul dengan sendirinya di dalam pikirannya, bahwa batu ini adalah sesuatu yang gaib dan memiliki kemampuan yang tidak ada bandingnya. Dan batu hidup itu, berwarna hitam, dengan sebuah mulut kecil termangap, telah datang padanya dengan rencanaNya Sendiri, tetap bahagia sepenuhnya di dalam keranjang ikan kotor, kumal berbau busuk. Keduanya puas luar biasa dalam pertemanan satu sama lain, tenggelam dalam cinta yang bertimbal balik. Betapa mengagumkan cinta ini, tidak tahu sebab atau alasannya.
DOA MEMOHON PENDERITAAN
Doa-doa Kunti Devi
Śrīmad Bhāgavatam 1.8.24
visān mahāgneh purusāda-darśanād
asat-sabhāyā vana-vāsa-krcchratah
mrdhe mrdhe 'neka-mahārathāstrato
drauny-astrataś cāsma hare 'bhiraksitāh
visān mahāgneh purusāda-darśanād
asat-sabhāyā vana-vāsa-krcchratah
mrdhe mrdhe 'neka-mahārathāstrato
drauny-astrataś cāsma hare 'bhiraksitāh
"Krishna yang hamba cintai, Engkau telah melindungi kami dari kue berisi racun, dari kebakaran besar, dari pemakan manusia, dan kumpulan orang jahat, dari penderitaan selama masa pengasingan di hutan dan dari perang tempat jendral-jendral besar bertempur. Dan sekarang Engkau menyelamatkan kami dari senjata Asvattama."
Śrīmad Bhāgavatam 1.8.25
vipadah santu tāh śaśvat
tatra tatra jagad-guro
bhavato darśanam yat syād
apunar bhava-darśanam
vipadah santu tāh śaśvat
tatra tatra jagad-guro
bhavato darśanam yat syād
apunar bhava-darśanam
"Hamba ingin agar semua malapetaka itu terulang kembali supaya kami acapkali melihat Engkau, sebab melihat Engkau berarti kami tidak akan melihat lagi kelahiran dan kematian yang terjadi terus menerus."
Penjelasan Srila Prabhupada:
Pada umumnya orang yang berdukacita, orang yang membutuhkan sesuatu, orang cerdas dan orang yang ingin tahu, yang pernah melakukan sejumlah kegiatan saleh memuja, atau mulai memuja Tuhan. Selainnya, orang yang hidup dengan perbuatan buruk, walau bagaimanapun status mereka, tidak dapat mendekati Tuhan karena mereka disesatkan oleh energi ilusif. Karena itu bagi orang saleh, jika suatu petaka terjadi, tidak ada pilihan lain selain berlindung kepada kaki-padma Tuhan. Senantiasa ingat kepada kaki-padma Tuhan berarti mempersiapkan diri mencapai pembebasan dari kelahiran dan kematian. Karena itu, walaupun beberapa kali terjadi ancaman malapetaka, kejadian-kejadian itu disambut dengan senang karena memberi kesempatan kepada mereka untuk ingat kepada Tuhan, yang berarti pembebasan.
Kaki-padma Tuhan diakui sebagai bahtera yang paling sesuai untuk menyeberangi lautan kebodohan. Orang yang sudah berlindung pada kaki-padma Tuhan, mudah mencapai pembebasan, semudah orang yang melompati kubangan jejak kaki anak sapi. Orang tersebut dimaksudkan untuk tinggal di tempat tinggal Tuhan, dan mereka tidak mempunyai urusan dengan tempat dimana ada bahaya di setiap jengkalnya.
Dalam Bhagavad-gita, Tuhan membenarkan bahwa dunia ini adalah tempat berbahaya yang penuh petaka. Orang yang kurang cerdas mempersiapkan rencana-rencana untuk menyesuaikan malapetaka itu tanpa mengetahui bahwa sifat dasar tempat ini memang penuh petaka. Hendaknya orang menjadi maju dalam keinsafan spiritual, sambil menderita segala jenis dukacita yang tidak dapat dihindari, sebab itulah misi kehidupan manusia. Sang roh melampaui segala jenis petaka material, karena itu malapetaka itu disebut palsu belaka. Barangkali orang bermimpi bahwa harimau sedang menelan dirinya, sehingga dia menangis karena petaka itu. Tetapi sebenarnya tidak ada harimau dan tidak ada penderitaan itu; itu hanya soal mimpi saja. Dengan cara yang sama, segala malapetaka hidup dikatakan sebagai mimpi. Kalau seseorang cukup beruntung hingga berhubungan dengan Tuhan melalui pelayanan bhakti, maka itu adalah keuntungan baginya. Hubungan dengan Tuhan melalui salah satu di antara sembilan jenis pelayanan bhakti selalu merupakan langkah maju dalam menempuh jalan kembali kepada Tuhan.
Jumat, 05 Agustus 2011
BAGIAN 6: KELAHIRAN DAN MASA MUDA HANUMAN
Hanuman aslinya adalah putra Vayu, dewa angin. Dan dia juga adalah perbanyakan dari dewa Siva. Semua dewa membantu Ramachandra di dalam pertempuran. Dewa Siva berpikir, “aku juga harus membantuNya.” Jadi jauh sebelum Ramachandra berinkarnasi, dewa Siva memiliki sebuah aktivitas. Suatu ketika Siva dan Parvati sedang bermain di Kailash, dan mereka melihat seekor monyet. Dewa Siva, dengan melihat pada monyet ini, dia juga mengambil bentuk seekor monyet. Parvati juga mengambil bentuk seekor monyet, dan mereka bermain. Pada saat itu, Dewa Siva memberikan Parvati pembuahan (kehamilan). Kemudian segera ia menjadi Parvati kembali dan berkata, “aku tidak akan melahirkan seekor monyet.” Lalu Siva berkata, “nah kau telah memiliki pembuahan jadi sekarang kau harus melahirkannya.” Parvati berkata, “tidak, tidak ketika kau memberikan pembuahan kau adalah seekor monyet, jadi anakku akan menjadi seekor monyet. Aku sudah memiliki seekor gajah, itu sudah cukup. Aku tidak dapat memiliki ini.” Kemudian Siva berkata, “Baiklah kelau begitu, aku akan membuat beberapa rencana.” Siva kemudian memanggil Vayu, dan Vayu datang ke sana. Jauh sebelumnya Siva telah memberikan sebuah pembuahan dan Agni harus membawanya, dan Agni berkata bahwa ia tidak akan melakukannya lagi. Jadi, Vayu datang, dan Siva berkata, “Vayu, kau tidak melakukan apapun untukkku sampai saat ini, jadi tolong lakukan hal ini untukku. Ambil pembuahan ini dan jaga dia.” Vayu berkata, “Tetapi kau adalah pribadi yang paling panas, dan aku seharusnya menjadi penyejuk segalanya. Angin akan menjadi panas.” Siva berkata, “Kau buatlah beberapa rencana.” Jadi Vayu membawa pembuahan ini, berpikir apa yang harus dilakukan, dan kemudian ia melihat sapta-resi sedang pergi ke suatu tempat. Dia pergi ke hadapan mereka dan bertanya, “Ini adalah sebuah pembuahan dari dewa Siva. Ini harus di jaga sampai Tuhan Yang Maha Esa berinkarnasi sebagai Ramachandra. Itu adalah waktu yang masih lama, tetapi itu harus tetap di simpan. Tolong buatlah beberapa rencana.” Sapta-resi berkata, “Oh kami akan membuat beberapa rencana.” Kemudian mereka pergi ke hulu dari sungai Mandakini dan mereka mengambil daun yang terbuat dari baja, dan menempatkan pembuahan itu di sana. Dengan cara ini itu menjadi terjaga, pembuahan itu asal mulanya dibuahi oleh dewa Siva, dibawa oleh Vayu untuk waktu yang lama, dan Vayu memberikan kepada Anjana, jadi itu adalah anak Vayu dan itu juga adalah Siva amsa, atau expansi (perbanyakan) dari Siva. Kemudian Anjaneya (Hanuman) terlahir.
Begitu ia lahir ia tumbuh menjadi anak berusia enam belas tahun. Itu adalah potensi dari dewa Siva. Kemudian Anjana segera bangun untuk pergi ke surga dan Anjaneya menangkap dan menahan kainnya dan berkata, “Tunggu dulu, kemana kau akan pergi ? Kau telah melahirkan aku, dan sekarang kau ingin pergi? Apa yang harus aku makan?” Wanita itu melihat di sekitar, dan pada saat itu matahari sedang tenggelam, lalu ia berkata, “Buah apapun yang berwarna merah dan matang seperti planet matahari, kau dapat memakannya.” Kemudian wanita itu pergi, dan ia menjadi sangat lapar. Dia berpikir lalu berkata, “Mengapa harus se-merah matahari dan sematang matahari? Mengapa tidak mataharinya saja yang dimakan? Lalu ia melompat naik, dan langsung pergi ke planet matahari dan meloncat ke atas kereta dewa Surya. Dia memanjangkan tangannya dan dia mengambil seluruh planet matahari dan membuatnya menjadi kecil menjadi sebuah bola kecil dan menempatkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu, dia melihat Rahu datang. “aku akan memakan matahari,” Rahu berkata. Rahu selalu mengatakan hal ini tetapi ia hanya akan tetap memakannya setengah. Lalu Anjaneya berkata, “Oh kau akan memakan matahari? Tetapi aku sudah terlebih dahulu memakan matahari dan aku akan memakan kau juga.” Kemudian ia menelan Rahu. Dewa Indra sedang duduk di tempat duduknya berdiskusi tentang politik, tetapi tiba-tiba segalanya menjadi gelap. Agni ada di sana, jadi disebabkan oleh cahayanya ia dapat melihat. Indra bertanya kepada Agni, “Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa tidak ada cahaya?” Agni menjawab, seseorang telah membawa pergi matahari.” Indra bertanya “Apa? Seseorang telah membawa pergi matahari?” Agni berkata, “Mengapa anda berpikir siapa yang membawanya? Gunakan saja shabda-viddhi-mu.” Shabda-viddhi artinya bahwa hanya dengan mendengar suara, anda dapat menembakkan senjata anda. Jadi Indra melempar Vajra-nya. Ketika melemparnya ia sudah melompat ke atas gajah putihnya, Airavata, dan ia datang. Anjaneya melihat bahwa segalanya menjadi gelap, kemudian ia melihat gajah putih ini datang.” Oh, aku akan memakan itu juga,” kemudian ia melompat ke atas Airavata. Ketika ia melompat ke atas Airavata, Vajra datang dan mengenai gigi Anjaneya.
Anjaneya dengan cepat menangkap dan menahannya. Indra berpaling dan melihat Anjaneya memegang Vajra dan ia berpikir, “Ini pasti Visnu avatar yang besar. Aku lebih baik diam. Di antara makhluk hidup hanya Indra yang mampu memegang senjata ini, jadi ia pasti inkarnasiNya dengan ekor. Kemudian Indra pulang. Sekarang Anjaneya memiliki matahari, Rahu dan senjata Vajra ini, dan ia pulang ke rumahnya di Kiskenda untuk memakannya. Dia duduk di bawah melihat Vajra ini dan berpikir, “Seharusnya ini aku gigit atau kunyah?” Pada saat itu semua orang menghadap Brahma dan bertanya padanya, “Apa yang terjadi di alam semesta ini? Rahu hilang, matahari hilang.” Brahma berkata, “Jangan khawatir. Ini adalah potensi Siva, dan sosok ini adalah seorang penyembah agung dari Tuhan Rama.” Brahma hidup untuk waktu yang lama dan begitu banyak Ramayana telah terjadi. Jadi ia tahu bahwa hal ini selalu sama setiap waktu, tetapi aktivitasnya sedikit berbeda di setiap kalpa. Lalu ia berkata, “ Ini adalah Hanuman. Kita semua harus pergi ke sana dan menyentuh kakinya dan memohon padanya. Jika kau melakukan itu kau akan mendapatkan matahari, jika tidak maka tidak ada matahari.” Kemudian semua dewa datang, tiga puluh tiga juta jumlah mereka. Mereka semua datang ke sana dengan mencakupkan tangan. Tolong Anjaneya, buka mulutmu.” Dia kecewa karena Vajra Indra telah mengenai giginya. “Anda telah menghancurkan rahangku. Jika aku membuka mulutku kau hanya akan menghancurkan rahangku yang satu lagi.” Lalu Brahma berkata, “Anakku sayang, aku akan memberikan apapun yang kau suka. Kau dapat hidup lama seperti aku.” Anjaneya tidak merasa puas. Kemudian Agni maju dan berkata, “Api tidak akan membakarmu.” Tetap ia belum puas, lalu Indra maju. “Kau sedang memegang Vajraku, jadi karunia apa yang dapat ku berikan kepadamu? Tetapi aku katakan padamu kau akan terkenal sama sepertiku.” Tetap tidak merasa puas. Kemudian Vayu datang. “Kau akan menjadi cepat sama sepertiku.” Dia tersenyum sedikit. Satu demi satu mereka semua datang dan memberikan karunia. Dan setelah semua datang dan mempersembahkan karunia, tetap Anjaneya belum merasa puas. Brahma berkata, “Jangan khawatir, aku akan menggunakan kekuatan mistikku.” Dan ia membaca pikiran Anjaneya. Anjaneya berpikir, “Mengapa di dunia ini tidak ada buah-buahan?” Brhaspati datang mengetahui keinginannnya dan ia maju dan berkata, “Anjaneya, aku akan memberikan semua buah yang ada di dunia ini, dan aku akan memberikan pengetahuan Ayurveda dengan mana kau akan mengetahui semua buah, tumbuhan, dan semua pohon. Setiap tumbuhan di ciptaan ini, kau akan mengetahuinya, dan apa gunannya hal-hal itu kau juga akan mengetahuinya. Inilah karuniaku padamu.” Kemudian Dhanvantari berbicara, Aku akan ada di bawah perintahmu. Kau tempatkan obat apapun pada seseorang dan ia akan menjadi hidup.” Jadi Anjaneya membuka mulutnya dan dewa matahari ada di sana, dan para dewa sangat puas. Kemudian Brahma memanggilnya, “Hanuman.” Hanuman berarti seseorang yang memiliki kerusakan di giginya. Itulah arti Hanuman. Hanuman juga dikenal dengan Vajranga, yang juga berarti sama. Vajra berarti gigi dan anga berarti hilang satu bagian. Salah satu namanya adalah Marut-suta, putra dewa angin. Dia dikenal sebagai Anjaneya, putra Anjana. Dan terakhir dia dikenal sebagai Mahavira, atau raja yang agung. Ini adalah beberapa
nama-nama yang berbeda dari Hanuman.
Kemudian Brahma memberikannya kalung permata, dan memberitahukannya. “Ini adalah karunia tertinggi yang kau bisa dapatkan. Kau akan menjadi pelayan kekal dari Tuhan Yang Mahaabadi, dan hanya Tuhan yang akan mampu mengenali kalung ini. Maksudnya kau akan dikenali olehNya, dan Dia akan menjadi dikenali olehmu sebagai sosok yang mengenal kalung itu.” Ketika Ramachandra ada pada ujung hutan Dandakaranya, setelah ibu Sita di culik, dan Jatayu wafat lalu di kremasi oleh Ramachandra, Rama dan Laksamana datang ke Kiskenda, sebab seorang resi memberitahukan kepada Ramachandra bahwa di Kiskenda mereka akan mendapat informasi di mana ibu Sita berada. Begitu mereka sampai di Kiskenda, ada seseorang yang sangat sangat tua dengan rambut terikat berjalan di depan Sri Rama, Dia melihatnya dan berkata, “Anda adalah orang suci, atau seorang raja, atau anda adalah seorang pemburu, atau dewa? Tolong katakan siapakah anda." "Aku pengemis di wilayah ini, dan siapapun yang datang ke sini, aku meminta sesuatu dari mereka. Jadi berdasarkan urusan Anda aku akan menerima permintaanku.
Katakan padaku apakah Kau seorang dewa, raja atau orang suci.” Pengemis itu bertanya. Kemudian Ramachandra melihat Laksamana dan berkata, “Dia ini seorang pengemis yang luar biasa. Permintaannya berdasarkan standar dari pendermanya, lebih tinggi atau lebih rendah” Kemudian Dia melihat pengemis itu, dan Dia melihat sebuah kalung permata di lehernya. Dia berkata, “Anda adalah pengemis yang aneh. Anda memiliki sebuah kalung permata yang sangat bagus, dan masih tetap mengemis. Aku tidak mengerti. Anda memiliki begitu banyak kekayaan. Bagaimana seseorang bisa memiliki kalung seperti itu dan masih tetap mengemis?” Orang tua itu berkata, “Anda mampu melihat kalung hamba?” Ramachandra menjawab, “Ya Aku dapat melihatnya.” Lalu pengemis itu bertanya-tanya, “Apakah Dia mampu melihat kalungku?” Lalu Rama bertanya kepada Laksmana, “Dapatkah kau melihatnya?” Laksmana berkata, “Tidak. Aku tidak melihat apapun.” Ramachandra bertanya, “Bagaimana mungkin Aku dapat melihat kalung itu dan Laksamana tidak dapat melihatnya?” Ketika Ramachandra bertanya kepada pengemis itu, “Pengemis seperti apa anda? Anda memiliki kalung yang indah di leher anda.” Hanuman segera mengenali, bahwa inilah Tuhan pujaanku. Dan ia segera berserah diri kepadaNya. Demikian dengan cara ini Dia menemui Sugriva, dan Hanuman memiliki begitu banyak perbuatan yang luar biasa lainnya juga, ketika ia masih kecil.
Setelah kegiatan menelan matahari ada kegiatan yang lainnya. Dia biasa mengajak gajah dan harimau bermain bersamanya. Suatu hari dia menangkap dan menahan gajah besar yang bijaksana. Dia memegang gadingnya, dan ia juga memegang ekor harimau, dan mengayunkan mereka disekitarnya. Mereka membuat beberapa suara. Ini adalah kesenangan Hanuman. Dan kemudian ia melihat sebuah asrama. Resi yang tinggal di sini tidak pernah marah didalam hidupnya. Dia terkenal karena pengendalian indria-indrianya. Hanuman berpikir sendiri, “Sekarang, kita akan uji pengendalian indrianya.” Jadi dia menempatkan harimau dan gajah yang diikat bersama di depan asramanya. Hal ini terjadi di pagi hari, selama brahma-muhurta. Jadi sang resi perlahan membuka pintu dan mengambil lota (kendi) untuk mandi. Kemudian ia melihat keluar dan terlihat harimau itu, jadi ia menutup pintunya dengan cepat. Saat itu ia sedang sembelit, tetapi ketika ia melihat harimau ini tiba-tiba ia merasakan panggilan alam (B.A.B). Jadi dia harus keluar. Tetapi apa yang dapat ia lakukan? Di sana ada harimau di luar pintunya. Dia melihat keluar pintunya lagi, dan sekarang ia melihat gajah juga, jadi ia dengan cepat menutup pintu lagi. Dia harus Buang Air Besar (B.A.B). Tapi bagaimana ia dapat B.A.B di dalam? Dia harus pergi keluar jendela, di sana ada sebuah pohon diluar jendela, dia melihat ke atas dan melihat Hanuman di atas pohon. “Jadi anda adalah penyebab kenakalan ini. Kemarilah !!” Hanuman berpikir, “Dia menjadi marah, aku harus pergi.” Lalu dia turun, dan ia menjadi kecil dan memasuki jendela itu. Sang resi memberinya sebuah kutukan yang membuat kekuatannya terbatas. “Mengapa kau mengutukku seperti itu?” Hanuman bertanya. “Hal ini baik untukmu. Kau miliki kekuatanmu menjadi terkendali sehingga kau hanya dapat menggunakannya untuk pelayanan kepada Tuhan. Dan ketika pelayanan itu datang, Tuhan akan mengatur seseorang untuk mengingatkanmu.” Kemudian Hanuman berkata, “Aku tidak akan pernah mengikat seekor gajah dan harimau lagi. Dan pastinya aku tidak akan menempatkannya di depan asramamu. Aku akan menempatkannya di tempat lain.” Kemudian ia pulang, dan ia tidak bermain selama seminggu. Ketari bertanya,” Hanuman, mengapa tidak ada komplain dari seseorang selama seminggu? Apakah kau menjadi anak yang baik?” Hanuman berkata, “Aku tidak ingin memberikan masalah pada orang lain.” Kemudian mereka mendengar suara, suara yang lembut. Ketari berkata, “Apa ini? Itu Narada Muni datang!” Hanuman bertanya, “Siapa orang ini?” Ketari menjawab, “Dia adalah roh yang sangat agung. Dia tidak memerlukan sambutan apapun. Kau pergilah ke padanya dan kau akan mengetahui keagungan orang ini.” Dengan segera Hanuman melompat dan Narada sedang dalam perjalanan melewati kediaman mereka, untuk melihat beberapa resi, jadi Hanuman melompat kehadapannya dan mempersembahkan pranam. “Narada Muni, aku dengar bahwa kau adalah orang yang sangat agung, jadi kau harus memberikanku karunia. Tanpa memberikanku karunia kau tidak diizinkan pergi.” Narada berkata, “Karunia apa yang kau inginkan?” Hanuman berkata, “Para dewa sudah memberikanku begitu banyak karunia. Aku tidak dapat berpikir yang lain lagi, jadi kau saja yang pikirkan sebuah karunia, dan berikan kepadaku.” Narada berpikir, “Karunia apa yang tidak dimiliki Hanuman?” Lalu ia berkata, “Kau akan menjadi ahli dalam bermusik.” Hanya itu karunia yang tersisa untuk diberikan. Hanuman mendapatkan karunia itu dan Narada berkata, “Jadi aku telah memberikanmu karunia, sekarang aku pergi.” Hanuman berkata, “Sebentar, sebentar.” Apa yang kau inginkan?” Narada bertanya, “Bagaimana aku mengetahui bahwa aku adalah yang paling ahli dalam bermusik?” Hanuman bertanya. “Ayahku memberitahukanku bahwa kau adalah yang paling ahli dalam bermusik, jadi kau harus menolongku hari ini. Berikan karunia yang membuat aku lebih ahli darimu.” Lalu Narada berkata, “Baiklah, aku akan duduk di suatu tempat dan mendengarkanmu.” Hanuman bertanya, “apakah aku harus mulai bernyanyi?”. “Ya” Narada Muni menempatkan Vinanya di sebuah batu, dan ia duduk di tanah. Lalu Hanuman memilih irama yang mampu melelehkan batu, dan ia mulai menyanyikannya. Batu itu meleleh, dan vina itu berada di dalam cairan. Dia terus bernyanyi dan vina itu mengambang di atas batu yang mencair. Narada sedang menutup matanya dan menikmati, ia berkata, “Baiklah Hanuman, kau adalah musisi terbaik. Kau dapat berhenti bernyanyi sekarang.” Hanuman berkata, “Bukalah matamu dan katakan padaku jika aku harus berhenti bernyanyi.” Narada berkata, “Apa maksudmu?” Hanuman menjawab, “Bukalah matamu” Lalu Narada Muni membuka matanya dan melihat di sekitar. Dia tidak memperhatikan vinanya mengambang di atas batu air. “Ya, kau dapat berhenti bernyanyi.” Kemudian Hanuman berhenti bernyanyi, dan batu yang mencair itu menjadi keras, dan vina itupun tersangkut. Narada berkata, “Aku pergi” dan ia mengambil vinanya, tetapi vina itu tidak dapat bergerak. “Apa yang telah kau lakukan Hanuman?” Hanuman berkata, “Aku hanya menyanyikan sebuah lagu, kau yang memintaku menyanyikan sebuah lagu, dan kau juga yang memberikanku kemampuan ini. Sekarang kau komplain. Aku telah menjadi anak yang baik selama seminggu.” Narada berkata, “Seminggu tidak melakukan apapun berarti bahwa sebelumnya kau telah melakukan kenakalan terlalu banyak.” Kemudian Hanuman memberitahukannya semua tentang apa yang telah ia lakukan, menelan matahari dan lain-lain, dan Narada menjadi puas. Lalu ia berkata, “Sekarang, apapun itu, kau tolong nyanyikan irama itu lagi, jadi aku bisa mendapatkan vinaku kembali.” Hanuman berkata, “Yah, aku tidak tahu…” Narada Muni berkata, “Tolong lakukanlah!!” “Tidak,aku tidak mau,” Hanuman berkata lalu ia melompat ke atas dan masuk kedalam istana. Narada Muni masuk ke sana dan memanggil, “Hey Hanuman, datanglah dan keluarkan vinaku ! aku harus pergi.” Kemudian Ketari keluar, dan ketika ia melihat Narada Muni, Ketari menyentuh kakinya. “Apa yang telah dilakukan putraku, dia memberikanmu sedikit masalah?” Narada berkata, “Oh tidak, bukan masalah, hanya saja vinaku tersangkut di batu.” Ketari berkata, “Oh tidak dia memulai kenakalannya lagi. Hanuman, keluarkan vina Narada dari batu!” Lalu Hanuman berkata, “Aku ingin kaki Narada Muni menyentuh setiap kamar di istana ini, itulah mengapa aku melakukan hal ini. Sekarang ia telah menyentuh semua ruangan dan aku akan melepas vinanya. Debu dari kaki padmanya sangatlah jarang bahwa apa gunanya dengan hanya memilikinya di satu bagian kerajaan kita? Kita harus memilikinya di semua tempat.” Narada berkata, “Kau sudah diberikan karunia, karena kau adalah pelayan kekal Sri Rama.” Jadi Hanuman pergi dan bernyanyi untuk Narada, yang dengan cepat mengambil vinanya dan pergi.
Dengan cara ini, Hanuman memiliki begitu banyak kegiatan yang luar biasa. Lalu ia memberitahukan Ketari, “Aku ingin mendapatkan pendidikan. Aku telah mendapatkan begitu banyak karunia, tetapi aku memerlukan pendidikan juga, aku memerlukan vidya. Aku sangat-sangat ingin mendapatkan vidya.” Ketari berkata, “Tetapi siapa yang dapat memberikanmu vidya? Kau memiliki begitu banyak karunia, tetapi kau juga memiliki kelakukan yang tidak terkendali. Aku tidak dapat menemukan guru untukmu, sebab kau begitu kuat, dan juga nakal.” Hanuman berkata, “Ini artinya kau tidak ingin melaksanakan kewajiban seorang ayah. Kau tidak memberikanku pendidikan apapun.” Ketari berkata, “Aku harus memberikanmu pendidikan, tetapi kau harus melakukan satu hal. Kau pergi ke dewa matahari. Dia adalah yang paling kuat. Beberapa saat yang lalu dia tertekan olehmu, tetapi aku tidak dapat memikirkan orang lainnya. Jadi kau pergilah padanya.” Hanuman pergi untuk menjumpai dewa matahari, dan ketika dewa matahari melihat Hanuman datang, ia berkata, “Ini Hanuman lagi. Apa yang dilakukannya di sini? Dia telah tumbuh dewasa sekarang, jadi ia pasti telah berhenti memainkan kenakalannya.” Hanuman datang dan memberikan sembah sujudnya. Dewa matahari berkata, “Apa yang kau lakukan di sini sekarang? Siapa yang akan kau telan?” Hanuman menolak, “Tidak, tidak, semua hal itu karena aku berada dalam kebodohan. Aku masih memiliki begitu banyak kebodohan, tetapi aku ingin mendapatkan sedikit pengetahuan. Aku dengar bahwa kau adalah pandit yang hebat, jadi mohon ajari aku. Aku datang untuk bergabung dengan guru-kulamu.” Jadi dewa matahari melihat ke bawah. Dia memiliki tempat duduk yang besar di depan keretanya. Di sana, ada enam juta resi sedang duduk, dan mereka secara teratur mengucapkan Yajur-veda, Rg-veda, Sama-veda, dan Atharva-veda kepada dewa matahari. Jadi ia melihat kalau di sana ada tempat duduk yang kosong, tetapi semua tempat sudah terisi, lalu ia berkata, “Maaf, tetapi tidak ada izin masuk.” Hanuman berkata, “jika di sana tidak ada tempat duduk maka aku akan berdiri dan belajar darimu.” Dewa matahari berkata, “Tetapi aku harus tetap bergerak, Jika kau berdiri di hadapanku maka aku tidak akan mampu untuk bergerak dan tidak akan ada musim-musim. Aku akan ada dalam masalah.” Hanuman berkata, “Maka aku akan berpindah dan belajar,” Dewa matahari berkata, “Baiklah. Tetapi kau harus menghadap diriku dan bergerak mundur, dengan cara ini kau harus mendengarkan dariku, dan apapun yang aku katakan kau harus mempelajarinya. Aku tidak akan mengulanginya.: Jadi Hanuman ada di sana di depan dewa matahari, dan ia berjalan mundur. Indria-indrianya sangat terkendali bahwa ia mampu mengikuti orbit matahari. Dalam 60 orbit dia mempelajari segalanya, Rg, Sama, Yajur, dan Atharva. Dewa matahari membicarakannya, dia mendengarkannya dan dengan segera ia mengetahuinya. Kemudian ia berkata, “Sekarang aku telah mengakhiri. Semua yang kau katakan telah aku dengar dan aku mengingatnya.” Dewa matahari berkata, “Bagus, tetapi kau harus memberikanku sedikit dakshina.” Hanuman berkata, “Baiklah apa yang kau inginkan? Kau menginginkan mehkota Indra? Kau katakan apa saja dan aku akan mendapatkannya untukmu dalam beberapa detik.” Dewa matahari berkata, “Tidak, aku tidak meginginkan itu semua. Hanya satu guru-dakshina aku perlukan darimu. Aku memiliki teman monyet, kau harus menjadi menterinya. Kau harus selalu melindungi hidupnya.” Hanuman berkata, “Oh? Kau memiliki teman monyet, dan aku harus melindunginya? Ini hanyalah pujian untukku. Aku akan melakukannya, aku akan melindunginya seperti hidupku sendiri.” Kemudian dewa matahari memberitahukannya siapa monyet itu. Itu adalah Sugriva, dan ia adalah putra dari dewa matahari. Bagaimana Sugriva menjadi putra dari dewa matahari adalah sebuah kisah yang luar biasa.
Ada seorang wanita yang dikenal sebagai Narayani, dan suaminya dipanggil Ugra-tapas. Yang artinya “pertapaan yang keras,” tetapi ia tidak pernah melakukan pertapaan apapun. Dia hanya sibuk dalam kenikmataan indria-indria. Dia menjadi begitu penyakitan dan lumpuh bahwa ia harus dipikul di dalam keranjang. Narayani akan membawanya di dalam keranjang sehingga ia dapat pergi ke tempat-tempat berbeda dan mendapatkan kenikmatan indria. Ugra-tapas memberitahu Narayani, “Kau harus membawaku kepada pelacur hari ini.” Jadi wanita itu membawanya. Ketika Ugra-tapas di dalam keranjang dan Narayani sedang membawanya, ada seorang resi yang bernama Resi Bishmanda, dan ia telah ditempatkan di atas trisula oleh sorang raja karena kesalahpahaman, dan sedang menderita dalam kondisi seperti itu. Dia memiliki tri-kala-jnah, pengetahuan akan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan ketika dia melihat Ugra-tapas ia mengetahui bahwa Ugra-tapas akan pergi ke sebuah tempat pelacuran, dan bahwa ia lumpuh dan dibawa oleh istrinya. Lalu ia menjadi kecewa, dan lupa akan rasa sakitnya. Dia memanggil, “Hey Ugra-tapas, apa yang kau lakukan? Namamu adalah Ugra-tapas, dan seperti apa hidupmu? Dan sekarang kau meminta istrimu untuk membawamu kepada seorang pelacur ketika kau lumpuh. Manusia macam apa kau ini? Kau harus mati dengan segera. Ketika matahari terbit esok hari kau akan mati.” Ketika Narayani mendengar hal ini ia berkata, “Ketika matahari akan terbit besok suamiku akan mati? Maka aku kutuk bahwa matahari tidak akan terbit.” Wanita itu mengutuk matahari. Jadi matahari menjadi tidak bergerak. Kusir kereta dewa matahari Aruna sedang bersiap, mengumpulkan kuda-kuda dan sebagainya, kemudian ia melihat ke belakang dan melihat matahari telah menjadi statis. “Oh? Ini adalah hari libur untukku. Aku tidak pernah dapat hari libur apapun, sebab tidak akan pernah ada kesempatan. Biarkan aku sedikit bersenang-senang. “Jadi ia pergi dan bertanya pada para resi yang duduk di atas kereta dewa matahari, "Bagaimana bisa matahari tidak bergerak lagi?” “Ini adalah kutukan dari seorang wanita suci,” mereka menjawab. Aruna bertanya, “Berapa lama kutukan ini berlangsung?”. “paling tidak satu hari.” “Oh itu bagus,” Aruna berkata, “Satu hari itu bagus. Aku dapat bersenang-senang dengan baik.” Lalu Aruna mendapatkan liburan satu hari. Dia berpikir, “Bagaimana aku dapat menikmati hari ini? Hal ini tidak pernah terjadi di dalam ciptaan sebelumnya, dan mungkin tidak akan pernah terjadi lagi. Matahari tidak pernah libur. Aku hanya memiliki satu hari, jadi aku harus mendapatkan kenikmatan tertinggi.” Jadi ia mengambil sebuah buku, seperti buku panduan turis untuk ke planet-planet surga, dan ia menemukan bahwa Indra sedang melaksanakan pesta spesial dan makan malam untuk menghormati beberapa peronalitas agung, dan Menaka sedang menari di festival itu. “Oh aku harus pergi dan melihat hal itu,” dia berkata. Tetapi di pesta ini, hanya tamu-tamu undangan yang diizinkan masuk. Kau harus membawa sebuah undangan, dan kau harus berpakaian dengan design khusus. Itu hanya undangan untuk teman-teman dekat Indra. Jadi ia berpikir, “Bagaimana aku akan pergi? Aku tahu, aku juga akan menjadi seorang penari.” Jadi ia berubah menjadi seorang wanita, Aruna menjadi Aruni. Dan Aruni ini begitu cantik, sebab ia selalu duduk bersama matahari dan ia berinar begitu terang. Dia datang di depan istana Indra. Penjaga gerbang berkata, “Hey, siapa kau?” “Aku asisten make-up Menaka,” Wanita itu berkata. “Ia lupa memberikan garis di matanya, jadi aku harus melakukannya. Hanya aku yang cukup ahli melakukannya.” “Baiklah, kau dapat masuk.” Kemudian Aruni masuk. Menaka sedang menari di satu sisi dan Aruni sedang bersembunyi. Kemudian Indra sedang melihat di keramaian, dan tiba-tiba ia melihat Aruni. “Dia lebih cantik dari Menaka,” ia berkata. Lalu ia segera membatalkan pestanya, dan mulai menunjukan kepada orang-orang untuk keluar. Aruni sedang ingin pergi, tetapi indra menangkapnya dan berkata, “tunggu dulu! Siapa dirimu? Aruni berkata, “Aku asisten make-upnya Menaka. Tinggalkan aku! aku ingin pergi.” Tidak kau tidak akan pergi, kau tetap tinggal,” Indra berkata. “Aku tinggal di mana?”Arunia bertanya. Indra menjawab, “denganku”. “Tidak, aku tidak akan tinggal bersamamu. Aku tahu riwayatmu,” Aruni berkata. Indra berkata, “Tidak, tidak aku akan menempatkanmu di sebelah Indrani.” Aruni menolak, “Bahkan jika kau menyimpan aku lebih dari Indrani, aku tidak dapat di sini sebab aku adalah seorang laki-laki.” Indra berkata, “Jangan main-main denganku, aku tahu kau adalah seorang wanita.” Aruni berkata, “Tidak aku bukan wanita! Aku laki-laki! Aku hanya merubah diriku menjadi bentuk ini.” Indra berkata, “Bahkan, kau adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat.” Aruni berkata, “Jika kau menghamiliku, siapa yang akan mengeluarkan bayinya? Aku adalah kusir kereta dewa matahari.” Indra berkata, “apapun dan siapapun dirimu, dan apapun yang akan terjadi, aku akan menikmati dirimu.” Aruni setuju, dan segera ada sebuah kehamilan, dan seorang dewa telah lahir. Kemudian Aruni berlari, sebab itu sudah berlarut-larut, dan dewa matahari perlahan mendapatkan gerakkannya kembali. Pada saat-saat akhirnya Aruna melompat ke atas keretanya dan memegang tali kendalinya. Dewa matahari berkata, “Apa kau yakin memegangnya dengan benar. Ke mana kau pergi?” “Oh tidak ke mana-mana,” Aruna menjawab. “Katakan padaku,” Dewa matahari berkata. “Oh, aku pergi ke planet Indra.” “Apa yang telah dilakukannya padamu?” Dewa matahari bertanya. Aruna menjawab “Dia memberikanku kehamilan.” “Bagaimana bisa dia memberikanmu kehamilan?” Dewa mattahari bertanya, Aruna menjawab “sudah terlambat sekarang, kita hanya memiliki beberapa saat.” Dewa matahari berkata, “Tidak apa-apa beberapa saat. Itu hanya membutuhkan satu saat saja. Biarkan aku melihat bentuk yang cantik itu.” Aruna menolak, “tidak, tidak. Ini akan menyebabkan masalah lagi”, Dewa matahari berkata, “Tidak aku harus melihatnya. Kau adalah pelayanku.” Aruna berkata, “Baiklah,” dan ia menjadi Aruni. Di saat berikutnya ada kehamilan yang lain lagi. Jadi inilah kehidupan para dewa. Hanya beberapa saja dari mereka yang memikirkan Visnu. Sebagian terbesar dari mereka memikirkan Visnu hanya ketika para raksasa datang, dan kemudin ketika para raksasa pergi mereka kembali kepada kenikmatan indria-indria mereka. Disebutkan di dalam Visnu Purana bahwa seseorang yang mendengar kisah ini kehilangan ketertarikan untuk pergi ke planet-planet surga. Jadi sekarang dua bayi sedang menangis. Hal ini tidak biasanya cara kelahiran seperti ini terjadi di planet –planet surga, jadi semua dewa merasa terganggu dalam kenikmatan indria-indria mereka. Mereka semua pergi menemui Brahma dan Brahma mendekati Indra, berkata, “Kau adalah penyebab dari masalah ini. Sekarang kau yang menyelesaikan masalah ini.” “Aku tidak bisa memiliki bayi di planet-planet surga,” Indra berkata, “Kita harus memberikannya kepada seseorang.” Kemudian ia teringat raja Varanasa, Riksharaja, yang tidak memiliki anak. Dia sedang menjalankan pertapaan untuk memuaskan Indra sehingga ia bisa mendapatkan anak. Karunia dari para dewa biasanya sesuatu yang para dewa tidak inginkan di planet-planet surga, jadi mereka menjauhkannya. Jadi Riksharaja sedang berdiri pada satu kaki untuk mendapatkan seorang anak, dan Indra datang dan berkata, “Mengapa kau berdiri pada satu kaki? Ini dua bayi yang dapat kau miliki.” Jadi ia mendapatkan dua anak, Bali dan Sugriva. Bali adalah putra Indra, dan Sugriva adalah putra dari dewa Matahari. Dan dewa Matahari mendapatkan keuntungan guru-dakshina dari Hanuman bahwa ia akan selalu melindungi Sugriva. Dengan cara ini, ketika Bali diangkat menjadi raja setelah Riksharaja, Sugriva menjadi perdana menterinya, dan Hanuman menjadi penasehat atau menteri dari Sugriva......(bersambung)
Begitu ia lahir ia tumbuh menjadi anak berusia enam belas tahun. Itu adalah potensi dari dewa Siva. Kemudian Anjana segera bangun untuk pergi ke surga dan Anjaneya menangkap dan menahan kainnya dan berkata, “Tunggu dulu, kemana kau akan pergi ? Kau telah melahirkan aku, dan sekarang kau ingin pergi? Apa yang harus aku makan?” Wanita itu melihat di sekitar, dan pada saat itu matahari sedang tenggelam, lalu ia berkata, “Buah apapun yang berwarna merah dan matang seperti planet matahari, kau dapat memakannya.” Kemudian wanita itu pergi, dan ia menjadi sangat lapar. Dia berpikir lalu berkata, “Mengapa harus se-merah matahari dan sematang matahari? Mengapa tidak mataharinya saja yang dimakan? Lalu ia melompat naik, dan langsung pergi ke planet matahari dan meloncat ke atas kereta dewa Surya. Dia memanjangkan tangannya dan dia mengambil seluruh planet matahari dan membuatnya menjadi kecil menjadi sebuah bola kecil dan menempatkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu, dia melihat Rahu datang. “aku akan memakan matahari,” Rahu berkata. Rahu selalu mengatakan hal ini tetapi ia hanya akan tetap memakannya setengah. Lalu Anjaneya berkata, “Oh kau akan memakan matahari? Tetapi aku sudah terlebih dahulu memakan matahari dan aku akan memakan kau juga.” Kemudian ia menelan Rahu. Dewa Indra sedang duduk di tempat duduknya berdiskusi tentang politik, tetapi tiba-tiba segalanya menjadi gelap. Agni ada di sana, jadi disebabkan oleh cahayanya ia dapat melihat. Indra bertanya kepada Agni, “Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa tidak ada cahaya?” Agni menjawab, seseorang telah membawa pergi matahari.” Indra bertanya “Apa? Seseorang telah membawa pergi matahari?” Agni berkata, “Mengapa anda berpikir siapa yang membawanya? Gunakan saja shabda-viddhi-mu.” Shabda-viddhi artinya bahwa hanya dengan mendengar suara, anda dapat menembakkan senjata anda. Jadi Indra melempar Vajra-nya. Ketika melemparnya ia sudah melompat ke atas gajah putihnya, Airavata, dan ia datang. Anjaneya melihat bahwa segalanya menjadi gelap, kemudian ia melihat gajah putih ini datang.” Oh, aku akan memakan itu juga,” kemudian ia melompat ke atas Airavata. Ketika ia melompat ke atas Airavata, Vajra datang dan mengenai gigi Anjaneya.
Anjaneya dengan cepat menangkap dan menahannya. Indra berpaling dan melihat Anjaneya memegang Vajra dan ia berpikir, “Ini pasti Visnu avatar yang besar. Aku lebih baik diam. Di antara makhluk hidup hanya Indra yang mampu memegang senjata ini, jadi ia pasti inkarnasiNya dengan ekor. Kemudian Indra pulang. Sekarang Anjaneya memiliki matahari, Rahu dan senjata Vajra ini, dan ia pulang ke rumahnya di Kiskenda untuk memakannya. Dia duduk di bawah melihat Vajra ini dan berpikir, “Seharusnya ini aku gigit atau kunyah?” Pada saat itu semua orang menghadap Brahma dan bertanya padanya, “Apa yang terjadi di alam semesta ini? Rahu hilang, matahari hilang.” Brahma berkata, “Jangan khawatir. Ini adalah potensi Siva, dan sosok ini adalah seorang penyembah agung dari Tuhan Rama.” Brahma hidup untuk waktu yang lama dan begitu banyak Ramayana telah terjadi. Jadi ia tahu bahwa hal ini selalu sama setiap waktu, tetapi aktivitasnya sedikit berbeda di setiap kalpa. Lalu ia berkata, “ Ini adalah Hanuman. Kita semua harus pergi ke sana dan menyentuh kakinya dan memohon padanya. Jika kau melakukan itu kau akan mendapatkan matahari, jika tidak maka tidak ada matahari.” Kemudian semua dewa datang, tiga puluh tiga juta jumlah mereka. Mereka semua datang ke sana dengan mencakupkan tangan. Tolong Anjaneya, buka mulutmu.” Dia kecewa karena Vajra Indra telah mengenai giginya. “Anda telah menghancurkan rahangku. Jika aku membuka mulutku kau hanya akan menghancurkan rahangku yang satu lagi.” Lalu Brahma berkata, “Anakku sayang, aku akan memberikan apapun yang kau suka. Kau dapat hidup lama seperti aku.” Anjaneya tidak merasa puas. Kemudian Agni maju dan berkata, “Api tidak akan membakarmu.” Tetap ia belum puas, lalu Indra maju. “Kau sedang memegang Vajraku, jadi karunia apa yang dapat ku berikan kepadamu? Tetapi aku katakan padamu kau akan terkenal sama sepertiku.” Tetap tidak merasa puas. Kemudian Vayu datang. “Kau akan menjadi cepat sama sepertiku.” Dia tersenyum sedikit. Satu demi satu mereka semua datang dan memberikan karunia. Dan setelah semua datang dan mempersembahkan karunia, tetap Anjaneya belum merasa puas. Brahma berkata, “Jangan khawatir, aku akan menggunakan kekuatan mistikku.” Dan ia membaca pikiran Anjaneya. Anjaneya berpikir, “Mengapa di dunia ini tidak ada buah-buahan?” Brhaspati datang mengetahui keinginannnya dan ia maju dan berkata, “Anjaneya, aku akan memberikan semua buah yang ada di dunia ini, dan aku akan memberikan pengetahuan Ayurveda dengan mana kau akan mengetahui semua buah, tumbuhan, dan semua pohon. Setiap tumbuhan di ciptaan ini, kau akan mengetahuinya, dan apa gunannya hal-hal itu kau juga akan mengetahuinya. Inilah karuniaku padamu.” Kemudian Dhanvantari berbicara, Aku akan ada di bawah perintahmu. Kau tempatkan obat apapun pada seseorang dan ia akan menjadi hidup.” Jadi Anjaneya membuka mulutnya dan dewa matahari ada di sana, dan para dewa sangat puas. Kemudian Brahma memanggilnya, “Hanuman.” Hanuman berarti seseorang yang memiliki kerusakan di giginya. Itulah arti Hanuman. Hanuman juga dikenal dengan Vajranga, yang juga berarti sama. Vajra berarti gigi dan anga berarti hilang satu bagian. Salah satu namanya adalah Marut-suta, putra dewa angin. Dia dikenal sebagai Anjaneya, putra Anjana. Dan terakhir dia dikenal sebagai Mahavira, atau raja yang agung. Ini adalah beberapa
nama-nama yang berbeda dari Hanuman.
Kemudian Brahma memberikannya kalung permata, dan memberitahukannya. “Ini adalah karunia tertinggi yang kau bisa dapatkan. Kau akan menjadi pelayan kekal dari Tuhan Yang Mahaabadi, dan hanya Tuhan yang akan mampu mengenali kalung ini. Maksudnya kau akan dikenali olehNya, dan Dia akan menjadi dikenali olehmu sebagai sosok yang mengenal kalung itu.” Ketika Ramachandra ada pada ujung hutan Dandakaranya, setelah ibu Sita di culik, dan Jatayu wafat lalu di kremasi oleh Ramachandra, Rama dan Laksamana datang ke Kiskenda, sebab seorang resi memberitahukan kepada Ramachandra bahwa di Kiskenda mereka akan mendapat informasi di mana ibu Sita berada. Begitu mereka sampai di Kiskenda, ada seseorang yang sangat sangat tua dengan rambut terikat berjalan di depan Sri Rama, Dia melihatnya dan berkata, “Anda adalah orang suci, atau seorang raja, atau anda adalah seorang pemburu, atau dewa? Tolong katakan siapakah anda." "Aku pengemis di wilayah ini, dan siapapun yang datang ke sini, aku meminta sesuatu dari mereka. Jadi berdasarkan urusan Anda aku akan menerima permintaanku.
Katakan padaku apakah Kau seorang dewa, raja atau orang suci.” Pengemis itu bertanya. Kemudian Ramachandra melihat Laksamana dan berkata, “Dia ini seorang pengemis yang luar biasa. Permintaannya berdasarkan standar dari pendermanya, lebih tinggi atau lebih rendah” Kemudian Dia melihat pengemis itu, dan Dia melihat sebuah kalung permata di lehernya. Dia berkata, “Anda adalah pengemis yang aneh. Anda memiliki sebuah kalung permata yang sangat bagus, dan masih tetap mengemis. Aku tidak mengerti. Anda memiliki begitu banyak kekayaan. Bagaimana seseorang bisa memiliki kalung seperti itu dan masih tetap mengemis?” Orang tua itu berkata, “Anda mampu melihat kalung hamba?” Ramachandra menjawab, “Ya Aku dapat melihatnya.” Lalu pengemis itu bertanya-tanya, “Apakah Dia mampu melihat kalungku?” Lalu Rama bertanya kepada Laksmana, “Dapatkah kau melihatnya?” Laksmana berkata, “Tidak. Aku tidak melihat apapun.” Ramachandra bertanya, “Bagaimana mungkin Aku dapat melihat kalung itu dan Laksamana tidak dapat melihatnya?” Ketika Ramachandra bertanya kepada pengemis itu, “Pengemis seperti apa anda? Anda memiliki kalung yang indah di leher anda.” Hanuman segera mengenali, bahwa inilah Tuhan pujaanku. Dan ia segera berserah diri kepadaNya. Demikian dengan cara ini Dia menemui Sugriva, dan Hanuman memiliki begitu banyak perbuatan yang luar biasa lainnya juga, ketika ia masih kecil.
Setelah kegiatan menelan matahari ada kegiatan yang lainnya. Dia biasa mengajak gajah dan harimau bermain bersamanya. Suatu hari dia menangkap dan menahan gajah besar yang bijaksana. Dia memegang gadingnya, dan ia juga memegang ekor harimau, dan mengayunkan mereka disekitarnya. Mereka membuat beberapa suara. Ini adalah kesenangan Hanuman. Dan kemudian ia melihat sebuah asrama. Resi yang tinggal di sini tidak pernah marah didalam hidupnya. Dia terkenal karena pengendalian indria-indrianya. Hanuman berpikir sendiri, “Sekarang, kita akan uji pengendalian indrianya.” Jadi dia menempatkan harimau dan gajah yang diikat bersama di depan asramanya. Hal ini terjadi di pagi hari, selama brahma-muhurta. Jadi sang resi perlahan membuka pintu dan mengambil lota (kendi) untuk mandi. Kemudian ia melihat keluar dan terlihat harimau itu, jadi ia menutup pintunya dengan cepat. Saat itu ia sedang sembelit, tetapi ketika ia melihat harimau ini tiba-tiba ia merasakan panggilan alam (B.A.B). Jadi dia harus keluar. Tetapi apa yang dapat ia lakukan? Di sana ada harimau di luar pintunya. Dia melihat keluar pintunya lagi, dan sekarang ia melihat gajah juga, jadi ia dengan cepat menutup pintu lagi. Dia harus Buang Air Besar (B.A.B). Tapi bagaimana ia dapat B.A.B di dalam? Dia harus pergi keluar jendela, di sana ada sebuah pohon diluar jendela, dia melihat ke atas dan melihat Hanuman di atas pohon. “Jadi anda adalah penyebab kenakalan ini. Kemarilah !!” Hanuman berpikir, “Dia menjadi marah, aku harus pergi.” Lalu dia turun, dan ia menjadi kecil dan memasuki jendela itu. Sang resi memberinya sebuah kutukan yang membuat kekuatannya terbatas. “Mengapa kau mengutukku seperti itu?” Hanuman bertanya. “Hal ini baik untukmu. Kau miliki kekuatanmu menjadi terkendali sehingga kau hanya dapat menggunakannya untuk pelayanan kepada Tuhan. Dan ketika pelayanan itu datang, Tuhan akan mengatur seseorang untuk mengingatkanmu.” Kemudian Hanuman berkata, “Aku tidak akan pernah mengikat seekor gajah dan harimau lagi. Dan pastinya aku tidak akan menempatkannya di depan asramamu. Aku akan menempatkannya di tempat lain.” Kemudian ia pulang, dan ia tidak bermain selama seminggu. Ketari bertanya,” Hanuman, mengapa tidak ada komplain dari seseorang selama seminggu? Apakah kau menjadi anak yang baik?” Hanuman berkata, “Aku tidak ingin memberikan masalah pada orang lain.” Kemudian mereka mendengar suara, suara yang lembut. Ketari berkata, “Apa ini? Itu Narada Muni datang!” Hanuman bertanya, “Siapa orang ini?” Ketari menjawab, “Dia adalah roh yang sangat agung. Dia tidak memerlukan sambutan apapun. Kau pergilah ke padanya dan kau akan mengetahui keagungan orang ini.” Dengan segera Hanuman melompat dan Narada sedang dalam perjalanan melewati kediaman mereka, untuk melihat beberapa resi, jadi Hanuman melompat kehadapannya dan mempersembahkan pranam. “Narada Muni, aku dengar bahwa kau adalah orang yang sangat agung, jadi kau harus memberikanku karunia. Tanpa memberikanku karunia kau tidak diizinkan pergi.” Narada berkata, “Karunia apa yang kau inginkan?” Hanuman berkata, “Para dewa sudah memberikanku begitu banyak karunia. Aku tidak dapat berpikir yang lain lagi, jadi kau saja yang pikirkan sebuah karunia, dan berikan kepadaku.” Narada berpikir, “Karunia apa yang tidak dimiliki Hanuman?” Lalu ia berkata, “Kau akan menjadi ahli dalam bermusik.” Hanya itu karunia yang tersisa untuk diberikan. Hanuman mendapatkan karunia itu dan Narada berkata, “Jadi aku telah memberikanmu karunia, sekarang aku pergi.” Hanuman berkata, “Sebentar, sebentar.” Apa yang kau inginkan?” Narada bertanya, “Bagaimana aku mengetahui bahwa aku adalah yang paling ahli dalam bermusik?” Hanuman bertanya. “Ayahku memberitahukanku bahwa kau adalah yang paling ahli dalam bermusik, jadi kau harus menolongku hari ini. Berikan karunia yang membuat aku lebih ahli darimu.” Lalu Narada berkata, “Baiklah, aku akan duduk di suatu tempat dan mendengarkanmu.” Hanuman bertanya, “apakah aku harus mulai bernyanyi?”. “Ya” Narada Muni menempatkan Vinanya di sebuah batu, dan ia duduk di tanah. Lalu Hanuman memilih irama yang mampu melelehkan batu, dan ia mulai menyanyikannya. Batu itu meleleh, dan vina itu berada di dalam cairan. Dia terus bernyanyi dan vina itu mengambang di atas batu yang mencair. Narada sedang menutup matanya dan menikmati, ia berkata, “Baiklah Hanuman, kau adalah musisi terbaik. Kau dapat berhenti bernyanyi sekarang.” Hanuman berkata, “Bukalah matamu dan katakan padaku jika aku harus berhenti bernyanyi.” Narada berkata, “Apa maksudmu?” Hanuman menjawab, “Bukalah matamu” Lalu Narada Muni membuka matanya dan melihat di sekitar. Dia tidak memperhatikan vinanya mengambang di atas batu air. “Ya, kau dapat berhenti bernyanyi.” Kemudian Hanuman berhenti bernyanyi, dan batu yang mencair itu menjadi keras, dan vina itupun tersangkut. Narada berkata, “Aku pergi” dan ia mengambil vinanya, tetapi vina itu tidak dapat bergerak. “Apa yang telah kau lakukan Hanuman?” Hanuman berkata, “Aku hanya menyanyikan sebuah lagu, kau yang memintaku menyanyikan sebuah lagu, dan kau juga yang memberikanku kemampuan ini. Sekarang kau komplain. Aku telah menjadi anak yang baik selama seminggu.” Narada berkata, “Seminggu tidak melakukan apapun berarti bahwa sebelumnya kau telah melakukan kenakalan terlalu banyak.” Kemudian Hanuman memberitahukannya semua tentang apa yang telah ia lakukan, menelan matahari dan lain-lain, dan Narada menjadi puas. Lalu ia berkata, “Sekarang, apapun itu, kau tolong nyanyikan irama itu lagi, jadi aku bisa mendapatkan vinaku kembali.” Hanuman berkata, “Yah, aku tidak tahu…” Narada Muni berkata, “Tolong lakukanlah!!” “Tidak,aku tidak mau,” Hanuman berkata lalu ia melompat ke atas dan masuk kedalam istana. Narada Muni masuk ke sana dan memanggil, “Hey Hanuman, datanglah dan keluarkan vinaku ! aku harus pergi.” Kemudian Ketari keluar, dan ketika ia melihat Narada Muni, Ketari menyentuh kakinya. “Apa yang telah dilakukan putraku, dia memberikanmu sedikit masalah?” Narada berkata, “Oh tidak, bukan masalah, hanya saja vinaku tersangkut di batu.” Ketari berkata, “Oh tidak dia memulai kenakalannya lagi. Hanuman, keluarkan vina Narada dari batu!” Lalu Hanuman berkata, “Aku ingin kaki Narada Muni menyentuh setiap kamar di istana ini, itulah mengapa aku melakukan hal ini. Sekarang ia telah menyentuh semua ruangan dan aku akan melepas vinanya. Debu dari kaki padmanya sangatlah jarang bahwa apa gunanya dengan hanya memilikinya di satu bagian kerajaan kita? Kita harus memilikinya di semua tempat.” Narada berkata, “Kau sudah diberikan karunia, karena kau adalah pelayan kekal Sri Rama.” Jadi Hanuman pergi dan bernyanyi untuk Narada, yang dengan cepat mengambil vinanya dan pergi.
Dengan cara ini, Hanuman memiliki begitu banyak kegiatan yang luar biasa. Lalu ia memberitahukan Ketari, “Aku ingin mendapatkan pendidikan. Aku telah mendapatkan begitu banyak karunia, tetapi aku memerlukan pendidikan juga, aku memerlukan vidya. Aku sangat-sangat ingin mendapatkan vidya.” Ketari berkata, “Tetapi siapa yang dapat memberikanmu vidya? Kau memiliki begitu banyak karunia, tetapi kau juga memiliki kelakukan yang tidak terkendali. Aku tidak dapat menemukan guru untukmu, sebab kau begitu kuat, dan juga nakal.” Hanuman berkata, “Ini artinya kau tidak ingin melaksanakan kewajiban seorang ayah. Kau tidak memberikanku pendidikan apapun.” Ketari berkata, “Aku harus memberikanmu pendidikan, tetapi kau harus melakukan satu hal. Kau pergi ke dewa matahari. Dia adalah yang paling kuat. Beberapa saat yang lalu dia tertekan olehmu, tetapi aku tidak dapat memikirkan orang lainnya. Jadi kau pergilah padanya.” Hanuman pergi untuk menjumpai dewa matahari, dan ketika dewa matahari melihat Hanuman datang, ia berkata, “Ini Hanuman lagi. Apa yang dilakukannya di sini? Dia telah tumbuh dewasa sekarang, jadi ia pasti telah berhenti memainkan kenakalannya.” Hanuman datang dan memberikan sembah sujudnya. Dewa matahari berkata, “Apa yang kau lakukan di sini sekarang? Siapa yang akan kau telan?” Hanuman menolak, “Tidak, tidak, semua hal itu karena aku berada dalam kebodohan. Aku masih memiliki begitu banyak kebodohan, tetapi aku ingin mendapatkan sedikit pengetahuan. Aku dengar bahwa kau adalah pandit yang hebat, jadi mohon ajari aku. Aku datang untuk bergabung dengan guru-kulamu.” Jadi dewa matahari melihat ke bawah. Dia memiliki tempat duduk yang besar di depan keretanya. Di sana, ada enam juta resi sedang duduk, dan mereka secara teratur mengucapkan Yajur-veda, Rg-veda, Sama-veda, dan Atharva-veda kepada dewa matahari. Jadi ia melihat kalau di sana ada tempat duduk yang kosong, tetapi semua tempat sudah terisi, lalu ia berkata, “Maaf, tetapi tidak ada izin masuk.” Hanuman berkata, “jika di sana tidak ada tempat duduk maka aku akan berdiri dan belajar darimu.” Dewa matahari berkata, “Tetapi aku harus tetap bergerak, Jika kau berdiri di hadapanku maka aku tidak akan mampu untuk bergerak dan tidak akan ada musim-musim. Aku akan ada dalam masalah.” Hanuman berkata, “Maka aku akan berpindah dan belajar,” Dewa matahari berkata, “Baiklah. Tetapi kau harus menghadap diriku dan bergerak mundur, dengan cara ini kau harus mendengarkan dariku, dan apapun yang aku katakan kau harus mempelajarinya. Aku tidak akan mengulanginya.: Jadi Hanuman ada di sana di depan dewa matahari, dan ia berjalan mundur. Indria-indrianya sangat terkendali bahwa ia mampu mengikuti orbit matahari. Dalam 60 orbit dia mempelajari segalanya, Rg, Sama, Yajur, dan Atharva. Dewa matahari membicarakannya, dia mendengarkannya dan dengan segera ia mengetahuinya. Kemudian ia berkata, “Sekarang aku telah mengakhiri. Semua yang kau katakan telah aku dengar dan aku mengingatnya.” Dewa matahari berkata, “Bagus, tetapi kau harus memberikanku sedikit dakshina.” Hanuman berkata, “Baiklah apa yang kau inginkan? Kau menginginkan mehkota Indra? Kau katakan apa saja dan aku akan mendapatkannya untukmu dalam beberapa detik.” Dewa matahari berkata, “Tidak, aku tidak meginginkan itu semua. Hanya satu guru-dakshina aku perlukan darimu. Aku memiliki teman monyet, kau harus menjadi menterinya. Kau harus selalu melindungi hidupnya.” Hanuman berkata, “Oh? Kau memiliki teman monyet, dan aku harus melindunginya? Ini hanyalah pujian untukku. Aku akan melakukannya, aku akan melindunginya seperti hidupku sendiri.” Kemudian dewa matahari memberitahukannya siapa monyet itu. Itu adalah Sugriva, dan ia adalah putra dari dewa matahari. Bagaimana Sugriva menjadi putra dari dewa matahari adalah sebuah kisah yang luar biasa.
Ada seorang wanita yang dikenal sebagai Narayani, dan suaminya dipanggil Ugra-tapas. Yang artinya “pertapaan yang keras,” tetapi ia tidak pernah melakukan pertapaan apapun. Dia hanya sibuk dalam kenikmataan indria-indria. Dia menjadi begitu penyakitan dan lumpuh bahwa ia harus dipikul di dalam keranjang. Narayani akan membawanya di dalam keranjang sehingga ia dapat pergi ke tempat-tempat berbeda dan mendapatkan kenikmatan indria. Ugra-tapas memberitahu Narayani, “Kau harus membawaku kepada pelacur hari ini.” Jadi wanita itu membawanya. Ketika Ugra-tapas di dalam keranjang dan Narayani sedang membawanya, ada seorang resi yang bernama Resi Bishmanda, dan ia telah ditempatkan di atas trisula oleh sorang raja karena kesalahpahaman, dan sedang menderita dalam kondisi seperti itu. Dia memiliki tri-kala-jnah, pengetahuan akan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan ketika dia melihat Ugra-tapas ia mengetahui bahwa Ugra-tapas akan pergi ke sebuah tempat pelacuran, dan bahwa ia lumpuh dan dibawa oleh istrinya. Lalu ia menjadi kecewa, dan lupa akan rasa sakitnya. Dia memanggil, “Hey Ugra-tapas, apa yang kau lakukan? Namamu adalah Ugra-tapas, dan seperti apa hidupmu? Dan sekarang kau meminta istrimu untuk membawamu kepada seorang pelacur ketika kau lumpuh. Manusia macam apa kau ini? Kau harus mati dengan segera. Ketika matahari terbit esok hari kau akan mati.” Ketika Narayani mendengar hal ini ia berkata, “Ketika matahari akan terbit besok suamiku akan mati? Maka aku kutuk bahwa matahari tidak akan terbit.” Wanita itu mengutuk matahari. Jadi matahari menjadi tidak bergerak. Kusir kereta dewa matahari Aruna sedang bersiap, mengumpulkan kuda-kuda dan sebagainya, kemudian ia melihat ke belakang dan melihat matahari telah menjadi statis. “Oh? Ini adalah hari libur untukku. Aku tidak pernah dapat hari libur apapun, sebab tidak akan pernah ada kesempatan. Biarkan aku sedikit bersenang-senang. “Jadi ia pergi dan bertanya pada para resi yang duduk di atas kereta dewa matahari, "Bagaimana bisa matahari tidak bergerak lagi?” “Ini adalah kutukan dari seorang wanita suci,” mereka menjawab. Aruna bertanya, “Berapa lama kutukan ini berlangsung?”. “paling tidak satu hari.” “Oh itu bagus,” Aruna berkata, “Satu hari itu bagus. Aku dapat bersenang-senang dengan baik.” Lalu Aruna mendapatkan liburan satu hari. Dia berpikir, “Bagaimana aku dapat menikmati hari ini? Hal ini tidak pernah terjadi di dalam ciptaan sebelumnya, dan mungkin tidak akan pernah terjadi lagi. Matahari tidak pernah libur. Aku hanya memiliki satu hari, jadi aku harus mendapatkan kenikmatan tertinggi.” Jadi ia mengambil sebuah buku, seperti buku panduan turis untuk ke planet-planet surga, dan ia menemukan bahwa Indra sedang melaksanakan pesta spesial dan makan malam untuk menghormati beberapa peronalitas agung, dan Menaka sedang menari di festival itu. “Oh aku harus pergi dan melihat hal itu,” dia berkata. Tetapi di pesta ini, hanya tamu-tamu undangan yang diizinkan masuk. Kau harus membawa sebuah undangan, dan kau harus berpakaian dengan design khusus. Itu hanya undangan untuk teman-teman dekat Indra. Jadi ia berpikir, “Bagaimana aku akan pergi? Aku tahu, aku juga akan menjadi seorang penari.” Jadi ia berubah menjadi seorang wanita, Aruna menjadi Aruni. Dan Aruni ini begitu cantik, sebab ia selalu duduk bersama matahari dan ia berinar begitu terang. Dia datang di depan istana Indra. Penjaga gerbang berkata, “Hey, siapa kau?” “Aku asisten make-up Menaka,” Wanita itu berkata. “Ia lupa memberikan garis di matanya, jadi aku harus melakukannya. Hanya aku yang cukup ahli melakukannya.” “Baiklah, kau dapat masuk.” Kemudian Aruni masuk. Menaka sedang menari di satu sisi dan Aruni sedang bersembunyi. Kemudian Indra sedang melihat di keramaian, dan tiba-tiba ia melihat Aruni. “Dia lebih cantik dari Menaka,” ia berkata. Lalu ia segera membatalkan pestanya, dan mulai menunjukan kepada orang-orang untuk keluar. Aruni sedang ingin pergi, tetapi indra menangkapnya dan berkata, “tunggu dulu! Siapa dirimu? Aruni berkata, “Aku asisten make-upnya Menaka. Tinggalkan aku! aku ingin pergi.” Tidak kau tidak akan pergi, kau tetap tinggal,” Indra berkata. “Aku tinggal di mana?”Arunia bertanya. Indra menjawab, “denganku”. “Tidak, aku tidak akan tinggal bersamamu. Aku tahu riwayatmu,” Aruni berkata. Indra berkata, “Tidak, tidak aku akan menempatkanmu di sebelah Indrani.” Aruni menolak, “Bahkan jika kau menyimpan aku lebih dari Indrani, aku tidak dapat di sini sebab aku adalah seorang laki-laki.” Indra berkata, “Jangan main-main denganku, aku tahu kau adalah seorang wanita.” Aruni berkata, “Tidak aku bukan wanita! Aku laki-laki! Aku hanya merubah diriku menjadi bentuk ini.” Indra berkata, “Bahkan, kau adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat.” Aruni berkata, “Jika kau menghamiliku, siapa yang akan mengeluarkan bayinya? Aku adalah kusir kereta dewa matahari.” Indra berkata, “apapun dan siapapun dirimu, dan apapun yang akan terjadi, aku akan menikmati dirimu.” Aruni setuju, dan segera ada sebuah kehamilan, dan seorang dewa telah lahir. Kemudian Aruni berlari, sebab itu sudah berlarut-larut, dan dewa matahari perlahan mendapatkan gerakkannya kembali. Pada saat-saat akhirnya Aruna melompat ke atas keretanya dan memegang tali kendalinya. Dewa matahari berkata, “Apa kau yakin memegangnya dengan benar. Ke mana kau pergi?” “Oh tidak ke mana-mana,” Aruna menjawab. “Katakan padaku,” Dewa matahari berkata. “Oh, aku pergi ke planet Indra.” “Apa yang telah dilakukannya padamu?” Dewa matahari bertanya. Aruna menjawab “Dia memberikanku kehamilan.” “Bagaimana bisa dia memberikanmu kehamilan?” Dewa mattahari bertanya, Aruna menjawab “sudah terlambat sekarang, kita hanya memiliki beberapa saat.” Dewa matahari berkata, “Tidak apa-apa beberapa saat. Itu hanya membutuhkan satu saat saja. Biarkan aku melihat bentuk yang cantik itu.” Aruna menolak, “tidak, tidak. Ini akan menyebabkan masalah lagi”, Dewa matahari berkata, “Tidak aku harus melihatnya. Kau adalah pelayanku.” Aruna berkata, “Baiklah,” dan ia menjadi Aruni. Di saat berikutnya ada kehamilan yang lain lagi. Jadi inilah kehidupan para dewa. Hanya beberapa saja dari mereka yang memikirkan Visnu. Sebagian terbesar dari mereka memikirkan Visnu hanya ketika para raksasa datang, dan kemudin ketika para raksasa pergi mereka kembali kepada kenikmatan indria-indria mereka. Disebutkan di dalam Visnu Purana bahwa seseorang yang mendengar kisah ini kehilangan ketertarikan untuk pergi ke planet-planet surga. Jadi sekarang dua bayi sedang menangis. Hal ini tidak biasanya cara kelahiran seperti ini terjadi di planet –planet surga, jadi semua dewa merasa terganggu dalam kenikmatan indria-indria mereka. Mereka semua pergi menemui Brahma dan Brahma mendekati Indra, berkata, “Kau adalah penyebab dari masalah ini. Sekarang kau yang menyelesaikan masalah ini.” “Aku tidak bisa memiliki bayi di planet-planet surga,” Indra berkata, “Kita harus memberikannya kepada seseorang.” Kemudian ia teringat raja Varanasa, Riksharaja, yang tidak memiliki anak. Dia sedang menjalankan pertapaan untuk memuaskan Indra sehingga ia bisa mendapatkan anak. Karunia dari para dewa biasanya sesuatu yang para dewa tidak inginkan di planet-planet surga, jadi mereka menjauhkannya. Jadi Riksharaja sedang berdiri pada satu kaki untuk mendapatkan seorang anak, dan Indra datang dan berkata, “Mengapa kau berdiri pada satu kaki? Ini dua bayi yang dapat kau miliki.” Jadi ia mendapatkan dua anak, Bali dan Sugriva. Bali adalah putra Indra, dan Sugriva adalah putra dari dewa Matahari. Dan dewa Matahari mendapatkan keuntungan guru-dakshina dari Hanuman bahwa ia akan selalu melindungi Sugriva. Dengan cara ini, ketika Bali diangkat menjadi raja setelah Riksharaja, Sugriva menjadi perdana menterinya, dan Hanuman menjadi penasehat atau menteri dari Sugriva......(bersambung)
Langganan:
Postingan (Atom)