Ucapkan:
Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare
Jumat, 12 Agustus 2011
KENAKALAN KRISHNA DAN BALARAMA
Semua gopi teman Yasoda dan Rohini menikmati perbuatan-perbuatan nakal masa kanak-kanak Sri Krishna dan Balarama di Vrindavana. Untuk menikmati kebahagiaan rohani lebih lanjut, mereka semuanya berkumpul dan berkunjung ke rumah ibu Yasoda untuk mengajukan keluhan-keluhan menyangkut anak-anak yang tidak bisa diam itu.
Ketika Krishna sedang duduk di hadapan ibu Yasoda, semua gopi dewasa mulai mengajukan keluhan-keluhannya menyangkut Krishna sehingga Krishna dapat mendengarnya. Mereka berkata, "Ibu Yasoda yang baik, mengapa engkau tidak menjaga Krishna-mu yang nakal? Dia dan Balarama datang bersama-sama ke rumah kami setiap pagi dan petang, dan sebelum susu sapi diperah Mereka melepaskan anak-anak sapi sehingga anak-anak sapi itu menyusu pada induknya sampai menghabiskan semua susu sapi-sapi itu. Jadi, ketika kami datang untuk memerah susu, kami tidak mendapatkan susu, dan kami harus kembali dengan belanga-belanga kosong. Jika kami mengingatkan Krishna dan Balarama tentang kelakuan ini, mereka tersenyum manis membuat kami tidak dapat berbuat apa-apa. Krishna dan Balarama juga sangat gemar mencuri persediaan yogurt dan mentega kami di mana pun kami menyimpannya. Ketika Krishna dan Balarama tertangkap basah sedang mencuri yogurt dan mentega, mereka berkata, "Mengapa engkau menuduh Kami mencuri? Apa engkau pikir di rumah Kami tidak ada yogurt dan mentega?" Kadang-kadang Mereka mencuri mentega, yogurt, dan susu lalu membagi-bagikannya kepada monyet-monyet. Ketika monyet-monyet sudah diberi makan dengan sangat baik sampai kenyang sehingga tidak mau lagi, lalu anak-anakmu mengejek, "Susu, mentega, dan yogurt ini tidak berguna, bahkan monyet-monyet pun tidak mau memakannya." Lantas mereka memecahkan belanga-belanga itu dan pecahannya dibuat berserakan di sana-sini. Jika kamu menyimpan yogurt, mentega dan susu di sebuah tempat yang gelap dan tersembunyi, Krishna dan Balarama menemukannya dalam gelap lewat cahaya terang dari perhiasan-perhiasan pada tubuh Mereka. Kalau kebetulan Mereka tidak bisa menemukan mentega dan yogurt yang disembunyikan itu, Mereka menghampiri bayi-bayi kecil kami dan mencubiti badan mereka sampai mereka menangis, kemudian Mereka pun kabur. Karena takut dicuri oleh anak-anak nakal ini, kami menyimpan mentega, dan yogurt di tempat yang tinggi di langit-langit, dengan menggantungnya pada sebuah ayunan. Tapi, sekalipun ayunan itu berada jauh di luar jangkauan Mereka, Mereka berusaha menggapainya dengan menyusun berbagai macam balok kayu di atas lumpang kayu. Dan jika Mereka tidak dapat menggapainya, Mereka melubangi belanga tersebut. Karena itu kami pikir bahwa engkau sebaiknya melepas semua perhiasan dari badan anak-anakmu."
Mendengar semua pengaduan itu, Yasoda berkata, "Baiklah, aku akan melepas semua perhiasan Krishna sehingga Dia tidak dapat melihat mentega yang disembunyikan di tempat gelap." Para gopi itu buru-buru berkata, "Jangan! Jangan! Jangan lakukan itu. Apa gunanya engkau mengambil perhiasan-perhiasan itu? Kami tidak tahu anak-anak macam apa Mereka ini, karena bahkan tanpa perhiasan pun Mereka memancarkan sejenis cahaya sehingga dapat melihat apa saja walau di dalam gelap." Kemudian ibu Yasoda memberitahu mereka, "Baiklah, simpanlah mentega dan yogurtmu dengan hati-hati sampai Mereka tidak mungkin menggapainya." Menjawab hal ini, para gopi berkata, "Ya, sebenarnya kami telah melakukan demikian, namun karena kami kadangkala sibuk mengerjakan tugas sehari-hari, dengan satu atau lain cara anak-anak nakal ini menyelinap ke rumah kami dan merusak segalanya. Kadangkala, karena tidak bisa mencuri mentega dan yogurt kami, Mereka marah-marah, lalu kencing di atas lantai yang bersih dan kadang-kadang meludah di atasnya. Sekarang lihat saja bagaimana anakmu mendengarkan keluhan-keluhan ini. Sepanjang hari Dia hanya merencanakan untuk mencuri mentega dan yogurt kami, dan sekarang duduk persis seperti seorang anak yang sangat baik dan pendiam. Lihatlah wajah-Nya." Ketika ibu Yasoda berpikir untuk menghukum anaknya setelah mendengar semua keluhan ini, dia memandangi wajah anaknya yang tampak lugu dan memelas sembari tersenyum, maka dia pun batal menghukum anaknya.
Sumber: Buku Krsna, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Vol 1, hal 126, Karya AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar