Ucapkan:
Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare
Jumat, 29 Juli 2011
ALAM SEMESTA: DALAM PERSPEKTIF VEDANTA
Dalam Hinduisme (baca: Vedanta) terdapat lima unsur utama; (1) Tuhan – isvara, (2) Atma—jiva, (3) Waktu—kala, (4) Materi –prakirti, dan (5) Kegiatan –karma. Diantara semua prinsip tersebut empat unsur yang pertama sifatnya kekal sedangkan yang terakhir sifatnya sementara. Perbedaan antara Tuhan dan jiva atau mahluk hidup adalah bahwa Tuhan tidak terbatas sedangkan mahluk hidup sangat terbatas. Tuhan merupakan roh tertinggi dan mahluk hidup merupakan partikel rohani terkecil—atman atau spiriton. Tuhan ada dalam tiga aspek yang kekal – aspek impersonal, brahman; roh yang utama, paramatma; serta Kepribadian Yang Utama, bhagavan. Kesadaran merupakan sifat dasar Tuhan maupun mahluk hidup. Kesadaran Tuhan meliputi segala sesuatu sedangkan kesadaran mahluk hidup hanya terbatas. Aspek paramatma Tuhan memberikan tuntunan bagi semua mahluk baik yang hidup maupun tidak. Paramatma merupakan sumber inspirasi bagi segala kegiatan manusia serta sumber penemuan ilmiah, kemampuan artistik, karya puisi dll.
Waktu merupakan Tuhan yang bersifat kekal dan impersonal yang tidak memiliki awal maupun akhir. Dalam kacamata pengetahuan modern, waktu berawal dari terjadinya big bang. Dalam kosmologi dan kosmogoni Hindu, penciptaan dan penghancuran berlangsung dalam siklus periodik seperti halnya siklus perubahan musim. Menurut Hinduisme, alam semesta ini berawal 15,5522 x 1013 tahun yang lalu dan akan berakhir dalam 15,5518 x 1013 tahun. Dengan demikian model alam semesta menurut Hindu 104 kali lebih tua dari apa yang diperkirakan oleh model big bang. Alam semesta yang terlihat ini merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang jumlahnya tak terhingga dan terdapat 8,4 x 106 spesies kehidupan di alam semesta ini. Keanekaragaman hayati merupakan akibat adanya perbedaan tingkat kesadaran, dan kesadaran ini berkembang sebagai apa yang disebut dengan transmigrasi sang jiwa.
Vedanta, doktrin ilmiah sekaligus teologis Hinduisme menjelaskan bahwa secara prinsip tidak ada pertentangan antara ilmu pengetahuan dengan agama. Faktanya, kedua bidang tersebut saling melengkapi. Hal ini disebabkan karena adanya pengertian bahwa ruang lingkup masing-masing bidang tersebut telah dibatasi dengan tegas. Dalam Hinduisme terdapat dua kategori pengetahuan—(i) para vidya—pengetahuan rohani dan (ii) apara vidya – pengetahuan material. Pengetahuan ilmiah merupakan bagian dari apara vidya. Pengetahuan rohani – pengetahuan tentang Tuhan dan kehidupan termasuk dalam para vidya. Hinduisme menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah dapat menuntun kearah pengetahuan rohani.
Tuhan memiliki tiga energi pokok. Terdiri atas (i) energi internal (dalam), (ii) marginal (antara), dan (iii) eksternal (luar). Manifestasi energi internal Tuhan adalah beranekaragam dunia rohani yang tak terpikirkan, cit jagat. Manifestasi energi marginal Tuhan terdiri atas para jiva, mahluk hidup. Dan manifestasi energi luar Tuhan adalah kosmos, dunia fisik. Sains menekankan pada kesejahteraan keberadaan ragawi sedangkan agama memperhatikan kesejahteraan sang jiwa termasuk moralitas dan etika kehidupan. Karma adalah tindakan fisik ataupun psikologis yang dilakukan mahluk hidup. Apabila seseorang melakukan tindakan yang baik maka akan menuntun kepada kehidupan yang berbahagia. Jika seseorang melakukan tindakan yang tidak baik maka akan mengarahkan kedalam penderitaan. Hal ini mirip seperti hukum Newton ketiga tentang gerak.
Sumber: Hinduism and Sains (DR. T.D. Singh)
www.bvinstitute.org
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar