Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Jumat, 11 Februari 2011

MENDADAK KAYA

SEORANG SUPIR TAKSI yang hidup sederhana tidak pernah menyangka jika dirinya mendapat rejeki nomplok. Namun kebaikan yang dia lakukan kepada penumpang, justru menghantarkannya ke gerbang kesejahteraan. Don Pratt adalah nama supir taksi itu. Dia menerima sebuah warisan dari seorang nenek senilai miliaran rupiah. Nenek itu Mary Watson. Dia meninggalkan seluruh hartanya berupa perkebunan, rumah mungil dan tabungan 250 ribu poundsterling atau setara dengan Rp3,357 miliar (Rp13.431 per poundsterling).
Menurut pengacara Mary Watson, supir tersebut dan istrinya, Gill,  berhak menerima warisan setelah kedua namanya tertera dalam surat wasiat. Pratt dinilai telah melayani nenek tersebut dengan baik hati selama 20 tahun. Namun sayang, Mary Watson menghembuskan nafas terakhirnya pada Desember lalu.
“Saya selalu mencoba untuk membantu orang tua, karena suatu hari Anda akan membutuhkan bantuan, seperti apa yang Anda telah lakukan,” ujarnya, seperti dikutip orange.co.uk, Senin (21/6/2010).

Liputan6.com, Parepare: Alimin, pria yang kesehariannya bekerja sebagai petani di Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, bagaikan tertimpa bulan jatuh. Saat melihat rekening usai mencetak buku tabungannnya di Bank Mandiri Cabang Parepare, Alimin kaget bukan kepalang. Pasalnya, saldo dibuku tabungan miliknya tertulis angka Rp 13 triliun.
Alimin heran lantaran uang sebanyak itu bukan hasil jerih payahnya selama ini. Ia hanya berniat mengambil uang enam juta rupiah yang dikirim menantunya di Kalimantan Timur.
Akibat kejadian itu, Alimin didampingi keluarganya sempat diperiksa Badan Intelejen dan Strategis (BAIS) di Jakarta dan Direktur Bank Mandiri Pusat di Jakarta beberapa hari lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, uang triliunan rupiah itu diduga hasil pencucian uang dan kini tengah diselediki Mabes Polri.
Alimin berharap Bank Mandiri tidak mengambil uangnya karena rencananya akan ia pakai untuk mensejahterakan keluarga dan warga sekitar.(IAN)

Śrīmad Bhāgavatam 1.5.18

tasyaiva hetoh prayateta kovido
na labhyate yad bhramatām upary adhah
tal labhyate duhkhavad anyatah sukham
kālena sarvatra gabhīra-ramhasā

"Orang yang benar-benar cerdas dan berkecenderungan terhadap filsafat hendaknya berusaha hanya untuk mencapai tujuan penuh makna yakni tujuan yang tidak dapat diperoleh bahkan dengen mengembara dari planet tertinggi (Brahmaloka) sampai planet yang paling rendah (Patala) sekalipun. Sejauh menyangkut kebahagiaan yang diperoleh dari kenikmatan indria, hal itu dapat diperoleh dengan sendirinya seiring dengan perjalanan waktu, seperti halnya seiring dengan perjalanan waktu kita memperoleh kesengsaraan meskipun kita tidak menginginkannya"

Penderitaan-penderitaan dan kesenangan-kesenangan yang tercampur yang dialami semua insan hanya berbeda dalam tingkat dan kualitasnya, tetapi tiada seorang pun yang bebas dari penderitaan berupa kelahiran, kematian, usia tua, dan penyakit. Demikian pula halnya, semua orang juga akan memperoleh kesenangan yang sudah ditakdirkan baginya. Tiada seorang pun yang dapat memperoleh lebih atau kurang dari penderitaan dan kebahagiaan tersebut hanya melalui usaha-usaha pribadi. Kalaupun didapatkan, bisa hilang lagi. 
Oleh karena itu, orang hendaknya tidak membuang-buang waktu dengan hal-hal yang remeh tersebut; sebaiknya ia hanya berusaha untuk pulang, kembali kepada Tuhan. Hendaknya ituah tujuan hidup semua orang.
Prabhupada : "Seperti halnya seseorang ditempatkan dalam keadaan menderita karena takdir, takdir dapat juga menempatkan seseorang dalam situasi yang membahagiakan. Takdir sangatlah kuat, tetapi seseorang dapat merubah takdir jika seseorang sampai pada tataran kesadaran Krishna, karmani nirdahati kintu ca bhakti-bhajam (BS 5.54)."

* Takdir disebabkan oleh Karmaphala di kehidupan kita sebelumnya (Prarabda Karmaphala)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar