Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Sabtu, 30 April 2011

MENINGGALKAN ATURAN VEDA

 
Bhagavad-gītā Sloka 16.23

yah śāstra-vidhim utsrjya
vartate kāma-kāratah
na sa siddhim avāpnoti
na sukham na parām gatim

"Orang yang meninggalkan aturan kitab suci dan bertindak menurut kehendak sendiri tidak mencapai kesempurnaan, kebahagiaan maupun tujuan tertinggi."

Penjelasan Srila Prabhupada: Sebagaimana diuraikan sebelumnya, sastra-vidhi, atau petunjuk dari sastra, diberikan kepada berbagai golongan dan tingkatan masyarakat manusia. Seharusnya semua orang mengikuti aturan dan peraturan tersebut. Kalau seseorang tidak mengikuti aturan tersebut dan bertindak seenaknya menurut nafsu, loba dan kehendak pribadinya, maka dia tidak akan pernah menjadi sempurna dalam kehidupannya. Dengan kata lain, barangkali seseorang mengetahui segala hal tersebut secara teori, tetapi kalau ia tidak melaksanakannya dalam kehidupannya sendiri, maka ia harus dikenal sebagai manusia yang paling rendah. Dalam kehidupan manusia, seharusnya makhluk hidup waras dan mematuhi peraturan yang telah diberikan untuk meningkatkan kehidupannya sampai tingkat tertinggi, tetapi kalau ia tidak mengikuti peraturan itu, maka ia akan merosot. Walaupun ia mematuhi aturan dan peraturan serta prinsip-prinsip moral tetapi akhirnya tidak mencapai tingkat pengertian tentang Tuhan Yang Maha Esa, maka segala pengetahuannya dirusakkan. Kalaupun ia mengakui adanya Tuhan tetapi tidak menekuni bhakti kepada Tuhan, maka usaha-usahanya dirusakkan. Karena itu, seharusnya seseorang berangsur-angsur mengangkat dirinya sampai tingkat kesadaran Krishna dan bhakti; pada waktu itulah ia dapat mencapai tingkat kesempurnaan tertinggi, bukan dengan cara lain.

Kata kama-karatah sangat bermakna. Orang yang melanggar peraturan secara sadar bertindak dalam nafsu. Dia mengetahui bahwa suatu perbuatan dilarang, namun tetap dilakukan. Ini disebut bertindak seenaknya. Ia mengetahui bahwa seharusnya perbuatannya ini tidak dilakukan, tetapi ia masih melakukan perbuatan itu juga; ia disebut orang yang bertingkah. Orang yang seperti itu akan disalahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa secara takdir. Orang seperti itu tidak dapat memperoleh kesempurnaan yang dimaksudkan untuk menyucikan kehidupan, dan orang yang tidak mengikuti aturan dan peraturan tidak dapat menyucikan dirinya, ataupun mencapai tingkat kebahagiaan yang sejati.

Senin, 25 April 2011

KESABARAN ADALAH SALAH SATU YANG TERBAIK



Suatu hari, ada seorang tukang sapu di sebuah temple yang terkenal dan dia sangat tulus dan setia melayani.Setiap hari, ia melihat ribuan penyembah datang untuk mengambil darshan kepada Tuhan, dia berpikir bahwa Tuhan berdiri sepanjang waktu, dan memberikan darshan, jadi Beliau pasti merasa sangat kelelahan.

Maka suatu hari, dengan sangat lugu dan rendah hati ia bertanya kepada Tuhan apakah dia bisa menggantikan Tuhan selama sehari sehingga Tuhan dapat memiliki beberapa waktu untuk istirahat.  Arca Tuhan di temple menjawab, "Aku tidak keberatan mengambil waktu istirahat. Tapi sebelumnya Aku akan mengubah anda seperti bentuk diriKu, tetapi anda harus melakukan satu hal, anda hanya harus berdiri di sini seperti Aku, tersenyum kepada setiap orang dan hanya memberikan berkat kepada mereka.  Jangan mengganggu apa-apa dan tidak mengatakan apa-apa. Ingat anda adalah Arca dan anda hanya memiliki keyakinan bahwa Aku yang memiliki sumber rencana untuk semuanya.Tukang  sapu setuju untuk ini.
Keesokan harinya tukang sapu mengambil posisi dalam bentuk arca Tuhan dan seorang pria yang kaya datang untuk dharsan dan berdoa kepada Tuhan. Dia memberikan sumbangan yang besar dan berdoa bahwa usahanya akan terus maju. Sementara setelah ia pergi, orang kaya tersebut secara tidak sengaja meninggalkan dompetnya yang penuh dengan uang di sana. Sekarang  tukang sapu dalam bentuk Arca Tuhan tidak bisa memanggil dia, sehingga ia memutuskan untuk menahan diri dan diam.

Setelah itu, datang orang miskin dan dia meletakkan satu koin dalam kotak sumbangan dan mengatakan bahwa hanya itu yang ia sanggup dan ia berdoa kepada Tuhan bahwa ia harus terus diingatkan dalam pelayanan Tuhan. Dia juga mengatakan bahwa keluarganya sangat membutuhkan beberapa kebutuhan dasar, oleh karena itu ia menyerahkan segala sesuatunya yang terbaik kepada Tuhan untuk memberikan beberapa solusi. Ketika ia membuka matanya, ia melihat dompet yang ditinggalkan oleh orang kaya itu. Orang miskin ini berterima kasih kepada Tuhan atas kebaikan-Nya dan mengambil dompet tersebut dengan lugunya dan pergi keluar. Tukang sapu dalam bentuk arca Tuhan tidak bisa mengatakan apa-apa dan ia harus terus tersenyum.
Pada saat itu seorang pelaut melangkah masuk, dia berdoa kepada Tuhan untuk perjalanannya yang jauh supaya aman dan di lindungi. Saat itu, orang kaya datang dengan petugas keamanan dan mengatakan bahwa seseorang telah mencuri dompetnya dan dia melihat pelaut di sana, ia meminta petugas keamanan untuk menangkapnya dan berpikir bahwa mungkin ia telah mengambil dompetnya.

Sekarang tukang sapu dalam bentuk arca Tuhan ingin mengatakan bahwa pelaut itu bukan pencuri, tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa dan ia menjadi sangat frustrasi.

Pelaut itu memandang Tuhan dan bertanya mengapa aku, orang yang tidak bersalah, menerima hukuman. Orang kaya melihat Tuhan dan berterima kasih kepadaNya untuk menemukan si pencuri.

Tukang sapu dalam bentuk arca Tuhan tidak bisa lagi mentolerir hal ini dan ia berpikir bahwa jika Tuhan yang sebenarnya ada di sini, Beliau pasti akan menentang dan karena itu dia mulai berbicara dan mengatakan bahwa pelaut tidak mencuri, tetapi ada orang miskin yang mengambil dompet tersebut dan pergi. Orang kaya itu sangat bersyukur sama seperti pelaut itu.
Di malam hari, Tuhan yang sebenarnya datang dan Dia bertanya kepada tukang sapu, bagaimana keadaan hari ini. Tukang sapu itu berkata, "Saya pikir itu sangat mudah, tetapi sekarang saya tahu bahwa hari-hari Anda tidak mudah, tapi aku melakukan satu hal yang baik." Lalu ia menjelaskan seluruh kejadian kepada Tuhan. Tuhan menjadi sangat marah ketika mendengar ini sedangkan si tukang sapu berpikir bahwa Tuhan akan menghargai dia untuk suatu kebajikan.

Tuhan bertanya, "Mengapa kamu tidak hanya menempatkan rencana yang anda miliki? Anda adalah penyembahKu disini.  Apakah anda berpikir bahwa aku tidak mengerti hati setiap semua orang yang datang ke sini? Semua sumbangan orang kaya berikan tersebut adalah hasil dari menipu, mencuri dan hanya sebagian kecil dari apa yang dia miliki diberikan disini, dan dia ingin membalas Ku tak terbatas. Sebuah koin yang disumbangkan  oleh orang miskin adalah koin terakhir yang ia miliki dan ia memberikannya kepada-Ku dengan sangat tulus.
Pelaut tidak mungkin melakukan sesuatu yang salah, tetapi jika dia melaut dan masuk ke dalam kapal malam ini, ia akan mati karena cuaca buruk dan sebaliknya jika ia ditangkap dia akan berada di penjara dan ia akan terselamatkan dari bencana yang lebih besar. Dompet itu harus pergi ke orang miskin karena ia akan menggunakannya dalam pelayanan bhaktinya kepadaKu. Dan Aku akan mengurangi dosa-dosa orang kaya itu dengan melakukan ini dan juga melindungi pelaut. Tapi anda membatalkan segalanya, karena anda pikir anda tahu rencanaKu dan anda membuat rencana sendiri. "


Moral:
Tuhan memiliki rencana dan keadilan bagi semua orang ....
Kita hanya perlu memiliki kesabaran !!!!!
God has plans and justice for everyone....
We just have to have patience !

Sumber : Catatan Facebook oleh Svarupa Siddhi pada 25 April 2011

Minggu, 24 April 2011

CERITA TENTANG MACAN DAN MONYET OLEH SRI RAMACHANDRA


 Di dalam Ramayana digambarkan bagaimana Sri Rama membangun sebuah jembatan dan menyeberangi lautan menuju Lanka. Sebelum perang melawan Ravana dimulai, adik laki – laki Ravana yaitu Vibhisana datang untuk berlindung kepada Sri Rama. Sri Rama dengan segera memberikan dia perlindungan. Itu adalah tugas dari seorang Raja, seorang ksatria. Jika seseorang mencari perlindungan, kamu harus memberikan dia perlindungan. Tapi penasehat Sri Rama berkata,”Tidak, jangan berikan dia perlindungan, dia datang dari Kemah musuh, dia datang ke sini sebagai seorang mata-mata.

Sri Rama kemudian menceritakan penasihatnya sebuah cerita. Suatu ketika, ada seorang pria sedang melewati hutan rimba. Di dalam hutan tersebut terdapat macan, singa, dan berbagai macam mahluk mengerikan lainnya. Seekor macan tiba – tiba menyerang orang tersebut, sehingga dia memanjat pohon dan jiwanya terselamatkan. Tetapi macan tersebut sudah berhasrat untuk meminum darah manusia. Sehingga macan tersebut duduk dibawah pohon untuk menunggu. Dia kemudian melihat seekor monyet di pohon. Kemudan macan itu berbicara pada sang monyet, “ kamu adalah saudaraku. Manusia ini adalah musuhmu. Ketika kamu lompat dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mendapatkan buah, manusia ini memukulmu dan melemparmu dengan batu. Ketika kamu turun ke tanah, dia mengirim anjing untuk menangkapmu. Juga para manusia tersebut memotongi pohon – pohon. Jadi mereka adalah musuh abadimu. Engkau harus memahami hal ini. Engkau adalah mahkluk yang sangat cerdas, engkau adalah saudara dan temanku. Jangan tinggal bersama musuh. Itu adalah hal yang sangat berbahaya. Doronglah orang itu dari pohon. Aku sangat lapar. Jika engkau melakukan hal ini maka aku akan mendapatkan makanan.dan dengan makan manusia itu aku tidak akan lapar lagi dan pertemanan kita akan tetap selamanya. Aku akan sangat berterima kasih kepadamu.

Sang monyet menjawab,” Wahai macan saudaraku, aku mengerti apa yang engkau katakan. Tetapi manusia memiliki dharma. Walaupun aku adalah seekor hewan tanpa dharma, tetap kesadaranku berkata bahwa adalah suatu kesalahan untuk menempatkan seseorang yang sedang menyelamatkan dirinya sendiri di dalam bahaya.

Kemudian sang macan memikirkan rencana lain. Dia kemudian meyakinkan orang tersebut,”O saudaraku, anda memiliki dharma, anda adalah seorang manusia. Apakah bukan dharmamu bahwa anda harus memberikan makanan kepada yang sedang kelaparan? Saya sedang lapar sekarang anda harus memberikan makanan kepada jiwa yang kelaparan. Anda harus mendorong monyet ini. Kemudian saya akan mendapatkan makanan. Kemudian orang tersebut berpikir, baiklah saya akan mendorong monyet ini dan dia mendorong monyet tersebut. Yang akhirnya jatuh di hadapan sang macan. Tetapi sang macan tidak memakan monyet tersebut dan monyet kembali memanjat pohon. Sang macan sangat ingin sekali meminum darah manusia, jadi dia tidak memakan monyet. Tidak ada yang memakan daging dari monyet.

            Sang Macan kemudian berkata, o saudaraku monyet, lihatlah kita adalah teman, aku tidak menyakitimu. Aku menganggapmu teman. Tapi lihatlah apa yang dilakukan oleh orang yang tidak beragama itu. Dia mendorongmu tepat dihadapanku. Jadi sekarang engkau harus mendorong orang itu ke bawah sehingga aku bisa memuaskan laparku, dan ia juga akan mendapatkan pelajaran yang berharga.

            Sang monyet kemudian berkata,”orang ini bisa saja bersifat adharma. Walaupun aku hanya seekor hewan tapi aku tidaklah bersifat adharma. Aku tidak bisa melakukan hal ini.”

            Mendapatkan kelahiran sebagai seorang manusia adalah sangat jarang untuk bisa didapatkan. Kelahiran yang lebih tinggi. Tapi mereka memiliki sejarah tentang kejadian tak beragama yang bahkan tidak pernah ditemukan di dalam masyarakat hewan.

            Bhagavan Ramachandra menceritakan cerita ini dan berkata,” Ini adalah misi saya. Saya datang untuk membangun tingkah laku ideal di dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu Sri Ramachandra dikenal dengan nama Maryada Purusottama. Contoh yang paling utama dan penegak dari prinsip-prinsip veda. Beliau tidak pernah berpaling dari veda maryada. Etika dan aturan Veda. Sri Ramachandra merupakan raja,ayah,putra,teman,saudara, dan suami yang ideal. Dia ideal di setiap aspek. Sri Ramachandra Berkata. Jika seseorang datang untuk berlindung pada diriku. Saya tidak pernah berpikir tentang masa lalunya. Saya dengan segera akan memberikan dia perlindungan. Vibhisana telah meminta perlindungan dariku. Saya telah memberikan dia perlindungan dan dia adalah teman kita. Tidak ada seseorang pun yang harusnya meragukan dirinya. Dia telah ditunjuk untuk menjadi panglima perang. Ini adalah sifat dari Sri Ramachandra.

Sumber: Diceritakan oleh Sri Srimad Gour Govinda Swami Maharaja, diterjemahkan oleh Rama Gopal Dasa pada 11 April 2011

Sabtu, 23 April 2011

BAGIAN 3: MASA KECIL SRI RAMACHANDRA


Masa kecil Sri Ramachandra

Sri Ramachandra sekarang telah muncul di planet bumi, dan Dia tumbuh besar. Dia belajar memanah di asrama Rsi Vasistha. Ketika pelajaran pertama dimulai, Vasistha memberitahukan Dasaratha, “Aku tidak mau dirimu berada di sini, ketika anakmu sedang belajar memanah.” Dasaratha berkata,”Ini adalah tradisi dimana sang raja duduk di sana dan melihat putranya, bagaimana ia memegang busur.” Vasistha berkata,” Ya, tetapi bukanlah sebuah tradisi bahwa kau menghasilkan anak dari sweet rice.” Lalu Dasaratha kembali, dan pelajaran dimulai dengan rahasia. Ketika Ramachandra, Laksmana, Satrughna, dan Bharata sedang duduk, Vasistha bangun dari tempat duduknya dan mengelilingi mereka. Inilah mengapa dia memerintahan Dasaratha keluar, kalau tidak demikian, akan ada kebingungan. Kemudian Vasistha berkata, “Anda selalu melakukan hal ini, kapanpun Anda mengambil sebuah inkarnasi, Anda memilih seorang resi untuk menjadi guru Anda. Dan mereka harus mengajarkan Anda pengetahuan ini yang mana Engkaulah sumbernya. Jadi mohon maafkanlah hamba jika hamba melakukan beberapa kesalahan.”

Suatu hari Rama dan Laksmana melihat seorang gadis berjalan seharian dengan anting-anting hidung yang sangat besar. Di India wanita mengenakan anting-anting hidung yang besar, terkadang sangat besar bahkan ketika mereka pergi dengan bis, anak dari wanita itu dapat memegangnya. Jadi wanita itu memiliki anting-anting hidung yang besar ini, dan ia berjalan dengan sebuah pot air. Laksmana melihatnya dan ia tertawa. Ia berkata,”Lihat anting-anting hidung itu! Sangat besar.” Ramachandra berkata padanya,” Vasistha sedang mengawasi, jadi mari kita lakukan beberapa kegiatan,” Meraka melihat sekeliling dan mereka melihat sebuah anak panah. Mereka mengambilnya, tetapi mereka belum diajarkan bagaimana caranya memanah. “Aku akan membuatnya menjadi kecil,” Laksmana berkata, dan ia menembakan anak panah itu. Ketika sang gadis sedang berjalan, anak panah itu datang di sebelah hidungnya dan mulai menaburkan beberapa zat mistis pada anting-anting hidung, yang menjadi begitu kecil sehingga itu tersangkut di hidungnya dan ia tidak bisa bernafas. Kemudian ia menjatuhkan pot air itu, dan ia berusaha bernafas tetapi ia hanya dapat bernafas dengan menggunakan satu lubang hidung dan ia menjadi begitu bingung, jadi ia mulai memanggil, “Tolong! Tolong!” Laksmana berkata, “Oh tidak, sekarang Vasistha akan mendengar dan kita akan mendapatkan masalah.” Ramachandra berkata, “Jangan khawatir,” dan ia menembakan anak panah lainnya. Panah itu membuatnya menjadi cukup besar sehingga gadis itu dapat bernafas. Lalu gadis itu berbalik dan berkata, “ Apa yang akan Kau lakukan padaku?” Laksmana membalas,”Oh kami membuat anting-anting hidung anda menjadi kecil, tetapi itu menjadi terlalu kecil kemudian kami membuatnya lagi menjadi besar.” “Anda membuat itu menjadi besar dan kemudian menjadi kecil?” Gadis itu bertanya.”Aku tidak percaya.””Oh anda tidak percaya?” Laksmana berkata, “baiklah Kami akan melepasnya.” Laksmana kemudian menembakan beberapa anak panah lainnya yang membuat anting-anting hidungnya terlepas, dan semua ini terjadi tanpa menyentuh wajahnya. Dan kemudian anting itu terbang ke angkasa, dan gadis itu mulai menangis,”Antingku! antingku!” Dengan cepat Rama menembakan anak panah lainnya dan menempatkan anting-anting hidung itu kembali ke hidungnya. Ini adalah beberapa kegiatan masa kecil Sri Ramachandra. Semua kegiatan masa kecil ini adalah tentang memanah, busur dan anak panah.

Namun demikian, Rama tumbuh dewasa dan suatu hari seorang resi datang, Visvamitra Muni. Ia datang di pintu masuk istana, dan ia berkata kepada utusan, “Dimana Dasaratha? Katakan padanya bahwa Kaushika ada di sini.” Visvamitra muni dikenal sebagai Kaushika karena ia terlahir di dalam dinasti Kusha. Kusha dan Kushanabha adalah raja-raja agung. Di dalam Bhagavatam anda dapat membaca tentang mereka. Jadi Kaushika terkenal karena kemarahannya. JIka ia menjadi marah, ia akan mengutuk dan ia akan menggunakan semua t apovalamnya, semua kekuatan dari pertapaannya hanya untuk memberikan beberapa penghalang. Pada satu kesempatan ia sedang duduk dalam sebuah meditasi, dan seekor burung datang dan membuang kotoran padanya. Adalah alami untuk seekor burung untuk membuang kotoran, dan adalah alami untuk seorang resi untuk duduk di bawah pohon. Tetapi kotoran di atas kepalanya tidaklah alami, dan Visvamitra menjadi sangat kecewa. Dia menatap burung itu dan membakarnya. Dalam membakar burung itu dia menggunakan 50 tahun tapovalam berharganya, karena burung ini memiliki usia hidup yang panjang dan ia menguranginya, menindasnya dengan tapovalamnya, jadi sekarang ia kehilangan kekuatan pertapaannya. Kemudian ia terbangun dan berkata,”Keadaan ini akan membuatku mengingat bahwa kejadian seperti itu selalu terjadi, jadi sekarang aku akan pergi ke pohon yang lain. “Kemudian ia akan melakukan pertapaan lainnya untuk beberapa ribu tahun, dan ia menghabiskan seluruh hidupnya seperti ini. Jadi Dasaratha menatap Vasistha dan berkata,” Kaushika di sini. Apa yang harus aku lakukan? aku tidak tahu kesalahan apa yang aku lakukan, mengapa ia datang ke kerajaanku, karena ia hanya pergi untuk mengutuk orang atau membunuh asura atau suatu hal.” Vasistha berkata,”Pertama-tama, kau harus pergi dari sini dan menemui utusan itu, dan katakan padanya untuk berkata bahwa seluruh kerajaan ini adalah milikmu. aku hanya berjalan selama dua menit menuju pintu masuk. Tolong jangan marah’” Lalu utusan itu kembali kepada Visvamitra muni dan berkata,”Raja Dasaratha berkata bahwa seluruh kerajaan ini ada milik anda. Dia hanya akan berjalan di sini selama dua menit saja. Dia menginginkan anda untuk sabar dan menerima asana ini. “Visvamitra berkata,” Aku tidak menginginkan asana apapun! Dimana sang raja! bawa ia ke sini!” Di saat Dasaratha tiba di sana , ia jatuh di kakinya dan berkata, “Apa yang anda inginkan? JIka anda menginginkan seluruh Kosala maka silahkan ambil.” “Apa?” Sang resi bertanya. “Aku tidak menginginkan kerajaan. Aku juga memiliki kerajaan.” Dia adalah pangeran yang agung, seorang ksatriya, dan dengan beberapa rencana Tuhan ia telah menjadi seorang Brahmin. “Aku tidak menginginkan kerajaanmu,” Ia berkata.”Aku ke sini untuk meminta sesuatu, dan kau harus mengatakan kepadaku bahwa kau akan memberikannya.” Dasaratha berpikir,” Apa yang mungkin akan diinginkannya? Mungkin kepalaku. Aku tidak keberatan memberikan hal itu, tetapi mohon jangan biarkan ia meminta Rama.” Visvamitra berkata,”Apa yang kau pikirkan? Kau berusaha untuk menyimpan sesuatu.” Dasaratha berkata,”Tidak,tidak kau mintalah saja dan aku akan memberikannya.” Kemudian Visvamitra muni berkata,”Lihat! kau pusing, ini artinya bahwa kau tidak ingin memberi. Dan kau berbohong padaku! Aku resi dan kau berbohong padaku bahwa kau akan memberi segalanya dan sekarang kau tidak akan memberikannya. Aku tidak akan mengambil mereka untuk selamanya, aku hanya butuh mereka untuk tujuan kecil. Aku sedang melakukan yajna, dan seseorang membuang kotoran dan air kencing di atasnya. Aku mau anak ini untuk datang dan bermain di sana, dan kemudian setan-setan ini akan pergi”.”Apa?Setan?” Kemudian Dasaratha pusing lagi. Dia tidak dapat menerima Anaknya di bawa kepada setan-setan, jadi ia berkata, “Aku akan datang, aku akan mengalahkan mereka!,” Visvamitra berkata,”Apakah kau pikir aku tidak bisa mengalahkan mereka? Aku dengan mudah dapat mengalahkan mereka, tetapi aku menginginkan Ramachandra saja,  tidak lainnya. Apa yang akan kau katakan?” “Baiklah,” Dasaratha berkata”Tetapi tolong jaga putraku, dan juga ajarkan dia sesuatu sebab kau mengetahui begitu banyak hal. “Visvamitra berkata, “Aku tahu apa yang akan aku lakukan dengan Rama, dan ia akan ikut denganku.Sekarang” Dasaratha berkata,”Tetapi anda telah datang dari jauh, anda harus istirahat ketika ada di istanaku,” Aku tidak tinggal di istana”, Visvamitra berkata. “Di mana Rama dan Laksmana? Berikan padaku.” Lalu ia membawa Rama dan Laksmana dan ia pergi. Mereka berjalan dan begitu mereka menyeberangi begitu banyak sungai dan melewati begitu banyak hutan yang berbeda-beda, Visvamitra memceritakan sebuah kisah, dan Rama dan Laksmana menjadi begitu bahagia karena tidak ada kelas dan tidak ada belajar, ini menjadi seperti liburan yang sempurna bagi mereka. Mereka berenang ke sini dan berenang ke sana, dan Visvamitra adalah seorang pengajar yang baik bahwa ia ikut  berenang bersama mereka dan bermain bersama mereka, menceritakan mereka cerita jaman dahulu tentang setan, monster, dan hantu. Mereka menjadi bahagia. Di waktu malam di saat matahari tenggelam, Visvamitra memberitahukan mereka, “Sekarang lakukan sandhya-Mu, dan kemudian Kau duduk di sini dan dengarkan mantra ini. Aku akan mengajarkan padaMu beberapa mantra hebat dan kuat. Yang satu dikenal dengan Bala, kekuatan. Lainnya dikenal dengan Adibala, kekuatan yang hebat. Kau mungkin membutuhkannya untuk setan-setan ini. Jadi Rama dan Laksmana duduk dan mendengarkan Bala dan Adibala, dan kemudian Mereka memijat sang guru, Visvamitra. Visvamitra istirahat.

Keesokan harinya ia membangunkan Mereka dan begitu sampai di asrama Visvamitra mereka memulai yajna. Kemudian datang setan ini, setan yang sangat terkenal bernama Marica. Marica adalah penyihir hebat. Kapanpun ia akan datang, maka kau akan melihat bahwa pohon-pohon akan bertumbangan, sungai-sungai akan terbang ke angkasa, dan bintang akan berjatuhan. Binatang akan menjadi gila, burung-burung akan berteriak, dan para resi akan mati karena Marica sarapan hanya memakan badan-badan orang suci. Sebagai makan siangnya ia akan memakan yang lain seperti para ksatriya atau raja-raja, tetapi untuk sarapannya adalah para resi. Dia adalah seorang kanibal, pemakan manusia. Jadi Marica datang ke sana, dan bersamanya adalah Dusana. Namanya adalah sama seperti sifatnya. Dusana berarti “segala hal buruk”. Ayahnya menamakannya seperti itu, jadi itu pasti adalah sebuah keluarga yang baik. Dusana dan Marica terbang di udara dan datang. Lalu Rama dan Laksamana sedang duduk di sana dan Visvamitra adalah pendeta kepala, dia sedang mempersembahkan ghee ke dalam api. “Jadi, Laksmana apa yang akan kau lakukan?” Laksmana berkata, “Ya, kami akan melakukan sesuatu.” Jadi ia mengambil beberapa anak panah dan menembaknya ke angkasa. Anak panah itu terbang ke angkasa kira-kira tiga atau empat mil, dan kemudian dari masing-masing anak panah muncul sejuta anak panah, dan semua secara bersamaan mereka membentuk sebuah roda panah yang besar, dan roda ini mulai berputar di atas api. Sehingga Marici dan Dusana, apa yang mereka lihat  hanyalah sebuah roda dan beberapa jeruji. “Dimana apinya?” Dusana berkata,”Sudah kukatakan padamu aku ingin membuang air tiga jam yang lalu dan kau berkata aku harus menunggu sampai kita sampai di sana. Aku sedang menahannya di dalam. Dan aku tidak melihat  apinya. Apa yang telah kau lakukan padaku? BIarkan aku pergi membuangnya di suatu tempat.” “Tidak,tidak” Marica berkata,” “Api milik Visvamitra lah seharusnya dimana kita harus membuangnya.” “Tetapi aku tidak bisa melihat apinya, aku hanya meihat roda.” Kemudian Marica berkata, “Ini pasti adalah trik dari para Brahmin ini. Coba aku mendekat dan lihat.” Jadi ia datang mendekat, dan begitu ia datang mendekat ia tersangkut oleh salah satu jeruji roda, dan ia terlempar bermil-mil jauhnya. Ketika ia sudah terlempar, Ramachandra mengambil sehelai rumput , dan Ia melemparnya kepada Marica . Itu menusuk punggungnya dan membawanya ke lautan. Dia jatuh di lautan, dan setelah itu ia tidak pernh menyentuh tanah India lagi. Ia membuka sebuah asrama dan menjadi seorang babaji di suatu tempat di Sri Langka, dan bahkan tidak kembali untuk melihat keluarganya. Itulah yang terjadi pada Marica, dan Dusana terbunuh. Semua pembunuhan ini dilakukan dengan menggunakan rumput. Kemudian yajna telah selesai dan Visvamitra datang kepada Ramachandra dan berkata,” Sebuah hal yang sangat luar biasa telah Kau lakukan! Aku melihat Marica terbang jauh dan jatuh di lautan.” Kemudian Visvamitra berkata, “Ada satu pertanyaan kecil yang aku ingin tanyakan pada-Mu.” “Apa?” Ramachandra menjawab.”Bagaimana tentang Bala dan Adibala dan semua mantra yang telah aku berikan kepada-Mu?
 Ramachandra berkata “ Itu untuk keadaan darurat, maka kami akan menggunakan salah satunya. Rumput sudah cukup untuk setan-setan ini.” Kemudian Visvamitra mengatakan satu ayat yang terkenal, bahwa bagi orang yang hebat bahkan rumput bisa menjadi sebuah senjata (Astra). Ramachandra begitu hebat, Dia adalah sumber dari semua Bala. Jadi mengapa ia harus menggunakan Bala dan Adibala? Dengan cara ini ia menghabisi setan-setan itu.

Video ancol sankirtan2

Video ancol sankirtan1

Kamis, 21 April 2011

SEMAKIN INGIN SAMPAI KEPADA TUHAN, SEMAKIN BEBAS DARI KEINGINAN MATERIAL


Śrīmad Bhāgavatam Sloka 1.6.22: Percakapan antara Narada dan Vyasadeva

sakrd yad darśitam rūpam
etat kāmāya te 'nagha
mat-kāmah śanakaih sādhu
sarvān muñcati hrc-chayān

"Wahai insan suci, engkau baru sekali saja melihat diri-Ku, dan ini hanyalah untuk meningkatkan keinginanmu untuk sampai kepada-Ku, sebab semakin ingin engkau sampai kepada-Ku, maka engkau akan semakin dibebaskan dari segala keinginan material."

Penjelasan Srila Prabhupada: Makhluk hidup tidak mungkin tidak memiliki keinginan. Ia bukanlah benda mati seperti batu. Ia harus bekerja, berpikir, merasakan, dan berkeinginan. Tetapi apabila ia berpikir, merasakan, dan berkeinginan secara material, ia menjadi terikat, sedangkan sebaliknya jika ia berpikir, merasakan, dan berkeinginan untuk pelayanan kepada Tuhan, maka berangsur ia terbebas dari segala ikatan. Semakin tekun seseorang dalam pelayanan cinta kasih rohani kepada Tuhan, semakin rindu ia akan hal itu. Itulah sifat transendental pelayanan kepada Tuhan.

Pelayanan pada tataran material ada titik jenuhnya, sedangkan pelayanan suci kepada Tuhan tidak memiliki titik jenuh maupun akhir. Seseorang bisa terus meningkatkan kerinduannya untuk pelayanan cinta kasih rohani kepada Tuhan, dan ia tetap tidak akan menemukan titik jenuhnya ataupun titik akhir. Dengan melayani Tuhan secara terus menerus, orang akan dapat merasakan kehadiran Tuhan secara rohani. Karena itu, melihat Tuhan berarti seseorang tekun dalam pelayanan kepada-Nya sebab pelayanan kepada-Nya dan sosok pribadi-Nya adalah identik. Seorang penyembah yang tulus ikhlas hendaknya terus melanjutkan pelayanannya kepada Tuhan dengan tulus. Tuhan akan memberi petunjuk yang benar tentang bagaimana dan di mana pelayanan tersebut harus dilakukan. Tidak ada keinginan material di hati Narada, namun hanya untuk meningkatkan hasratnya yang dalam untuk mencapai Tuhan, beliau disarankan seperti itu.

Rabu, 20 April 2011

BAGIAN 2: KISAH RSAYASRINGA

Kisah Rsayasringa

Kemudian Vasistha menceritakan kisah Rsayasrnga. Srnga berarti “tanduk’ atau “orang yang memiliki tanduk.” Rsa berarti “rusa”, jadi Rsayasringa berarti, “seorang manusia yang memiliki tanduk”. Dia adalah manusia dengan tanduk rusa yang melakukan Yajna dan berbicara Sansekerta. Vasistha berkata, “Aku akan ceritakan padamu tentang kisah Rsayasringa. Pada zaman dahulu kala, Kashyapa Muni menghasilkan seorang putra ketika sedang bermeditasi pada sinar matahari. Ketika ia sedang bemeditasi pada sinar matahari, tiba-tiba dia berpikir tentang sesosok pribadi. Ketika ia bepikir demikian, orang itu akan muncul. Dan dia akan keluar dari pikirannya. Kashyapa adalah seorang Prajapati. “Leluhur”. Dan orang ini dikenal dengan Vibondaka. Begitu Vibondaka keluar dari pikiran Kashyapa, dia pergi ke tengah hutan di Madhya Pradesh yang sekarang terkenal sebagai Bukit chandal. Semua perampok ada di sana. di sanalah Vibondaka pergi, dan ia menjalankan ugra-tapasa, pengekangan diri yang sangat hebat. Dia hanya menjalankannya untuk keinsafan diri, tetapi Indra menjadi khawatir. Indra memiliki sekertaris spesial untuk urusan ini. Dia memberikan daftar orang-orang yang melaksanakan pertapaan, karena ia khawatir bahwa mereka akan menjadi lawannya dan bahkan berusaha untuk merampas kedudukannya. Jadi ketika ia mendengar nama Vibondaka ia bertanya, “Jenis tapasya apa yang dijalankannya?” Sang sekertaris menyebutkan, “Dia menjalankan pertapaan yang begitu hebat bahwa jika ia menjadi marah seluruh alam semesta ini akan terbakar menjadi debu. Dan jika ia berpiir pada sesuatu, itu secara otomatis akan datang kepadanya tanpa harus melaksanakan suatu korban suci apapun. Inilah kemampuan dari tapovalamnya. “Indra berkata, “Dialah calonku. aku akan mengganggunya.” Dia berpikir tentang semua gadis di planetnya, dan dia memutuskan, “Ini tidak baik.” Jadi dia pergi ke Satyaloka, planet dewa Brahma. Di Satyaloka ada gadis-gadis yang merupakan roh-roh yang insaf diri. Mereka menari untuk kepuasan para arca yang dipuja Brahma. Indra, untuk tujuan politisnya, ingin mencemari gadis-gadis ini. Jadi ia pergi kepada Brahma, tetapi ia tidak dapat menghabiskan banyak waktu di sana karena jika kau terlalu lama di planet dewa Brahma karena ketika disaat anda kembali waktumu akan habis. Jadi Indra berkata, “ Berikan aku gadis terbaik, cepat! Aku harus pergi! Lalu Brahama berkata, “Baiklah, bawalah yang satu ini.” Ada seorang wanita yang bernama Harsha, karena ia selalu tersenyum. Harsha datang bersama Indra dan bahkan ketika terbang bersama Harsha Indra dapat mengerti bahwa ia sangat rakus dan bernafsu, dan wanita ini begitu suci dan tenang, selalu bermeditasi pada Kebenaran Mutlak. Indra berpikir, “Apa yang terjadi jika aku mengirimnya dan mereka berdua menjadi insaf diri?” Indra ingin ada sesuatu yang salah terjadi. Jadi dia tertunduk di kaki Harsha, dan berkata, “Mohon, lindungi kedudukanku.” Harsha berkata, “Aku pikir bahwa Vibondaka ini tidak ingin ingin menikmati apapun.” Karena ia ada di Satyaloka ia dapat melihat Vibondaka dan jenis pertapaan sepert  apa yang dilakukannya. Dia berkata,” Kau tidak perlu mengirim aku ke sna, dan aku mungkin akan terbakar oleh amarahnya. Tetapi karena Brahma memerintahkannya maka aku ikut denganmu. Vibondaka tidak memiliki keinginan material apapun. Dia bahkan tidak akan melihatku. Aku tidak tahu bagaimana aku akan mencoba menarik perhatiaannya dan membuatnya jatuh.” Indra berkata,” Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan, tetapi setidaknya dapatkan kepastian bahwa dia tidak ingin menjadi Indra. Maka kedudukanku akan aman.” Kemudian Hrarsha berkata, “Baiklah, aku akan melakukannya. Apapun yang diberikan padaku sebagai misi aku akan melaksanakannya.” Lalu Harsha datang ke bukit itu, dan Vibondaka baru datang dari sungai Ganga dan menuju ke asramanya. Kemudian Harsha datang dan duduk di sana dan mengucapkan mantra. Ada berbagai macam cara untuk menjatuhkan orang. Apapun kelemahanmu, hal itu dapat digunakan. Kelemahan Vibondaka adalah mantra dan meditasi, jadi gadis itu mulai mengucapkan mantra. Vibondaka menjadi begitu hanyut, dan kemudian tiba-tiba ia mendengar pengucapan yang jelas dari mantra Weda ini. Lebih jelas dari hal lainnya yang pernah ia dengar di manapun di ketiga planet. Dia berpaling dan melihat pada Harsha, dan segera Harsha jatuh di kakinya . Dia berkata, “ Hanya berdoa demi mendapatkan sampah. Mantra-mantra Weda yang diucapkan seharusnya tidak untuk disia-siakan. Seseorang harus memberikan sebuah karunia, dan aku tidak menginginkan karunia ini dari siapapun, bahkan tidak dari Brahma. Aku hanya ingin darimu. Jika anda tidak menerima permintaan ini, maka aku akan menjalankan pertapaan dan aku akan meninggalkan badanku. Dan brahma-hatya akan datang padamu.” Dengan cara ini gadis itu menipunya. Lalu Vibondaka berkata, “Apa ini? Aku hanya berusaha secara damai memikirkan Tuhan. Mengapa masalah ini muncul?” Dia melihat gadis itu dan berkata,” Aku Vibondaka, dan aku tidak tertarik pada dunia ini. Aku bahkan tidak tahu mengapa aku dikirim ke sini, tetapi Kashyapa telah menciptakanku. Aku hanya berusaha untuk pergi jauh dari sini. Apa ini, memberimu seorang putra? Kau bisa mendapatkannya dari orang lain? Sebutkanlah orang lain, dan aku akan memerintahkannya untuk memberimu seorang putra. Jika kau menginginkan seorang putra dari Brahma, aku akan meminta kepadanya. Jika kau menginginkannya dari ayahku Kashyapa, aku akan memintanya. Mengapa aku, di selurih ciptaan ini?” Lalu Harsha berkata, “Tidak hanya anda. Andalah satu-satunya orang yang harus memberikanku seorang putra “. Ia menjawab,” Tidak itu tidak mungkin. Aku tidak inginmelakukannya. JIka kau bahkan pernah berpikir tentangku seperti itu, itu buruk bagiku.” Kemudian ia berkata,” Ini adalah potensi dari tubuhku. Kau dapat merencanakan untuk mendapatkan seorang putra.” Dan ia meneteskan air mani dan pergi. Harsha kemudian mengerti bahwa Indra tidak perlu mengkhawatirkan apapun, jadi misinya telah terpenuhi. Tetapi sukhla ini keluar dari badan Vibondaka, ada di sana dan akan membakar seluruh dunia. Dia sekarang menjadi bertanggung jawab akan hal ini, dia harus membuangnya ke suatu tempat. Gadis itu tidak ingin memegangnya dan menciptakan seorang putra, karena itu hanyalah trik yang digunakannya. Tetapi ketika ia melihat ke atas ia melihat seekor rusa rohani bergerak di sekitar tempat itu. Jadi segera dengan kemampuannya, dia menempatkan air mani itu ke dalam badan rusa, dan rusa itu mengandung seorang anak. Karena itu adalah benih seorang resi, itu tidak bertahan di dalam kandungan lebih dari satu malam. Kessokan paginya, rusa itu melahirkan bayi. Bayi itu memiliki bentuk manusia, tetapi dengan tanduk rusa.

Inilah Rsayasringa. Jadi rusa ini lari menuju asrama Vibondaka dan mulai menangis. Vibondaka melihat hal ini dan berpikir, “Mengapa hal ini terjadi padaku? Ada wanita menginginkan seorang putra, dan sekarang seekor rusa menangis di asrama-ku.” Kemudian Vibondaka bertanya kepada rusa itu, “Apa yang salah? Siapa yang memberimu masalah?” Sang rusa mulai berjalan dan Vibondaka mengikutinya. Sang rusa membawanya ke tempat di mana Rsayasringa berada, dan Vibondaka melihat bayi yang bersinar dengan tanduk rusa. Ia berpikir, “Oh, ini adalah anakku. Jika tidak ada yang menginginkannya, maka aku akan merawatnya.” Kemudian Vibondaka berpikir, “Sekarang aku tahu mengapa aku di kirim ke sini, untuk suatu alasa. Kashyapa tidak menciptakanku dengan sia-sia.  Aku telah menciptakan anak ini, danTuhan mengetahui apa yang akan ia ciptakan. “ Jadi Vibondaka membawanya ke asrama dan memberinya susu. Dia mengajarkannya Weda dan Upanishad-Upanishad dan filsafat. Tidak ada wanita di hutan itu, seluas satu yojana. Bahkan tidak ada macan betina, hanya macan jantan. Jadi Rsayasringa tidak mengetahui tentang wanita. Dia tumbuh dewasa, dan untuk segalanya ia bergantung pada ayahnya. Dia akan bertanya kepada ayahnya, “Ayah, dapatkah saya membawa buku ini dan membacanya?” Dan ayahnya berkata ya., kemudian ia aka melakukannya. Ia akan bertanya, “Ayah haruskah aku menggosok gigiku?” Dan ayahnya berkata ya, dan ia akan menggosok giginya. Dia begitu bergantung kepada ayahnya. Dia akan berjalan kemana saja dengan memegang tangan ayahnya. Dengan cara ini Rsayasringa tumbuh menjadi sosok murni tak berdosa di seluruh ciptaan ini.  Sri Ramachandra ingin muncul, dan jika ia akan muncul maka yajna-purusa harus memberikan khir, dan jika khir itu akan datang, maka yajna harus dilaksanakan oleh seseorang yang tidak pernah melihat seorang wanita. Kemunculan Sri Ramachandra tidaklah mudah. Seluruh kisah ini telah ada dalam Visnu Purana. Dengan cara ini Rsayasringa tumbuh dewasa, tidak pernah mendengar tentang wanita. Dasaratha, ketika putrinya lahir dari Kausalya, ia berpikir, “Apa yang harus saya lakukan pada anak gadis ini?” Kemudian pada suatu hari, dari anga desha, negeri Anga, teman Dasaratha Romapada (yang berarti kaki berbulu) sedang menginginkan seorang anak juga. Dia telah memiliki beberapa anak laki-laki, tetapi ia belum memiliki anak perempuan. Inilah dunia material. Dia yang memiliki anak perempuan, menginginkan anak laki-laki. Dan dia yang memiliki anak laki-laki, menginginkan anak perempuan. Dan dia yang tidak memiliki anak, mereka mengharapkan seorang anak, dan mereka yang memiliki anak berpikir, “Bagaimana melenyapkan mereka,” dan mereka mengirimnya ke Gurukula. Romapada datang kepada Dasaratha dan berkata, “Kau adalah teman baikku, dan kau tidak memiliki putra. Kau selallu berpikir, Apa gunanya seorang putri? Dan aku ingin seorang putri, jadi mengapa kau tidak berikan kepadaku?” Dan Dasaratha berkata, ”Baiklah, kau dapat memilikinya”. Jadi ia memberi Shanti untuk diasuh raja Angadesha yang dikenal dengan Romapada. Romapada membawa Shanti ke kerajaannya. Dan apakah ini nasib buruk sang gadis atau nasib buruk raja, hari kedua adalah hari dimana seharusnya musim hujan dimulai tetapi tidak terjadi hujan. Seluruh musim hujan tiba tetapi tidak ada hujan. Musim hujan kedua pun berlalu dengan tidak ada hujan. Kelaparan besar tejadi. Sang raja pergi ke astrologis bertanya kepadanya, “Mengapa ada kelaparan di kerajaanku? Apakah karena putri ini? Semua orang berkata itu disebabkan karena dia.” Mereka menemukan bahwa selama beberapa yajna yang dilaksanakan Romapada dia telah menipu seorang Brahmin. Pertama-tama Romapada menjanjikannya, “Aku akan memberimu banyak permata,” tetapi ketika ia menghitung permata itu untuk diberikan sebagai dakshina, dia menemukan satu permata yang sangat berharga, dan ia berpikir, “Apa yang akan dilakukan Brahmin dengan permata ini? Jadi ia mengambilnya, dan menempatkan permata yang lebih besar di sana, sebuah permata yang kurang berharga.  Ketika ia memberikan sekantung permata kepada Brahmin, sang Brahmin menyentuh kantung itu dan bekata, “Kau telah menipuku! Kau memindahkan satu permata dan menempatkan permata yang lebih besar untuk menipuku.” Itu ada di dalam kantung, sang raja berpikir, “Bagaimana ia mengetahui hal ini?” Brahmin itu berkata, “Aku seorang Brahmin, jadi aku tahu hal ini. Kau menipu jadi semua Brahmana akan meninggalkan negeri ini.” Lalu ia mengadakan sebuah pertemuan besar dan semua Brahmin keluar dari negeri itu. Tidak ada lagi Brahmin yang akan melaksanakan yajna, dan ketika itu adalah Treta-yuga, jadi tidak ada Yajna berarti tidak ada makanan. Sang raja berpikir apa yang harus dilakukan, jadi secara perlahan kesana kemari ia mengumpulkan Brahmin dari negeri lain, dan ia membawa mereka pada sebuah imigrasi, sehingga mereka tidak dapat tinggal lama. Brahmin ini datang dan pergi, dengan cara ini ia menjalankan kerajaannya. Sekarang kelaparan telah datang karena kutukan tersebut, dan faktanya semua Brahmin telah pergi dari negerinya. Lalu sag astrologis itu berkata,” Jadi untuk menyelesaikan masalah ini kau harus membawa semua Brahmin kembali.” Romapada berkata, “Tetapi Brahmin ini telah membentuk sebuah persatuan. Mereka tidak ingin kembali.” ”Mereka akan kembali jika kau membawa seseorang ke sini.” Romapada bertanya.” Siapaka itu?”. “Ada seorang resi. Dia tidak pernah melihat wanita. Dan ia bahkan tidak tahu apa itu wanita. Orang itu harus datang, dan menikahi putrimu. JIka resi itu tinggal di dalam kerajaanmu, maka para Brahmin tidak akan tinggal di tempat lainnya. Mereka akan datang ke sini, karena ia adalah seorang yang terpelajar. Untuk melihatnya, mereka akan datang. Dan setelah mereka datang, mereka akan tinggal. “Jadi sekarang ia harus mendapatkan Rsayasringa ini dan ia berpikir,” Bagaimana mendapatkannya?” Lalu ia bertanya kepada mentrinya, dan mereka berkata, “rsayasringa bukanlah obyek yang mudah, ayahnya adalah Vibondaka. Jika Vibondaka marah ia akan membakar seluruh alam semesta menjadi debu. JIka kau akan mengambil anaknya ia akan marah, kemudian tidak perlu lagi yajna atau hujan karena seluruh alam sesmta akan terbakar, dan kau juga terbakar.” “ Jadi apa yang harus dilakukan?” romapada bertanya. “Kau harus menggunakan beberapa trik,” mentrinya menjawab. Kemudian mereka mneyarankannya, “Kau harus pergi dan berunding dengan perkumpulan wanita dan pelacur terkenal di negeri ini.” Mereka semua datang, dan mereka berpikir ada yang harus dilakukan dengan tarian dan musik, atau sesuatu yang seperti itu. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa mereka harus membawa Rsayasringa, maka mereka kabur. Karena semua orang mengetahui sosok ini. Bagaimanapun, seorang wanita maju, dan ia berkata, “Untuk keuntungan negeriku, aku akan mengorbankan diriku. Aku akan berusaha; jika ia datang, itu baik. Maka kerajaan akan bahagia. Jika ia tidak datang, hanya seorang pelacur yang terbunuh. Apa masalahnya? Aku tidak peduli, aku akan pergi.” romapada bertanya, “Apa yang kau inginkan sebagai balasannya?” “Aku tidak menginginkan apapun, biarkan negeri ini bahagia.” “Bantuan apa yang kau butuhkan?” Romapada bertanya. “Bendaharamu, kemanapun aku pergi, aku harus terbuka. Dan jika aku ingin sesuatu dari departemen apapun mereka harus bekata ya, karena kau harus tahu aku sedang mengorbankan hidupku.” Jadi sang raja memberinya sebuah kartu hijau khusus. Kemanapun ia pergi, apapun yang ia inginkan ia akan dapatkan. Wanita itu membuat perahu sepanjang  4 mil, dan lebar 2 mil. Dia atas perahu itu, ia membuat sebuah asrama. Perahu ini secara keseluruhan ditutupi oleh pepohonan dan semak-semak, bunga, taman, danau dan rusa. Semua jenis benda ditempatkannya di sana. Dan beribu-ribu orang mendayung perahu ini, tetapi kau tidak dapat melihat apapun, semua tertutupi oleh semak-semak. Ada jalan, bukit-bukit, air terjun semua diciptakan. Itu terlihat seperti sebuah pulau, tetapi bergerak. Tidak seorangpun tahu apa itu. Mereka akan berpikir itu adalah Gandharva yang telah datang. Itu adalah asrama khusus, tidak ada laki-laki. Hanya wanita ada di sana. Tidak ada macan jantan, hanya betina. Itu dipenuhi dengan wanita, mereka semua memiliki rudrakshas, tulasi-mala, bunga melati naik ke atas rambut mereka, dan mereka semua berdoa, melakukan meditasi danmengucapkan mantra. Perahu ini mengapung begitu baiknya menuruni sungai, dan entah bagaimana mereka sampai Madhya Pradesh.

Jadi begitu mencapai Asrama Vibondaka, Vibondaka sedang keluar untuk menolong seorang resi yang tersangkut di dalam mulut seekor gajah. Dia memanggil, “Selamatkan aku! selamatkan aku!” Dan tidak ada seorangpun yang menolongnya, hanya Vibondaka. Jadi dia berkata kepada Rsayasringa,” Kau harus melaksanakan yajna tiga kali sehari setiap hari. Jangan khawatir tentang kebersihan asrama, karena itu terlalu besar untukmu. Lakukan saja Yajna sampai aku kembali.” Ketika Vibondaka pergi, para dewa membuat rencana dan membuatnya terlibat dalam berbagai hal lainnya sehingga Rsayasringa pergi dengan sendirinya. Rsayasringa pergi ke sungai dan mengambil air untuk yajna, dan ia melihat asrama bergerak ini. Dia tidak pernah ke mana-mana, tetapi ia telah mempelajari banyak sastra, dan ia belum pernah dengar tentang hal ini sebelumnya. Dan kapanpun ada deskripsi tentang wanita, Vibondaka tidak akan pernah menjelaskannya. Ia tidak akan pernah membaca bagian itu. Dengan cara ini ia tetap di cuci otaknya untuk menjadi seorang brahmacari. Dia melihat asrama itu, “Oh bagus sekali.” Dan kemudian ia meilhat beberapa sosok di dalamnya. “Resi-resi seperti apakah mereka ini? Ini adalah jenis resi yang berbeda.” Dia menjadi sangat penasaran. “bagaimanapun juga, jika mereka ada di dalam wilayah itu, mereka pasti akan mengunjungi asrama ayahku.” Dan mereka tidak datang. Mereka memastikan bahwa Vibondaka tidak ada di sekitar, dan kemudian tiga dari orang-orang suci yang agung itu berjalan keluar perahu. Dan akhirnya mereka datang, mengangkat tangan mereka dan memanggil “Rsayasringa! Rsayasringa!” Biasanya ketika para resi datang mereka memanggil Vibondaka. Jadi dia melihat para resi ini datang, dan ia pergi menemuinya. Dan setelah menyapa mereka ia bertanya,”Dari manakah asal anda?Dari planet yang mana? Mantra apa yang kau ucapkan? Bagaimana mungkin dengan sentuhan dari tubuh anda seluruh bulu romaku berdiri tegak.? Mengapa aku memiliki getaran seperti itu?” Mereka tersenyum satu sama lain, dan mereka berkata,” Kami resi dari tempat lain, delapan yojana dari sini. Itu adalah sebuah pulau, dan tidak ada manusia datang ke sana. Kami lahir dengan kesempurnaan. Kami datang untuk menemui ayahmu. Kami tahu bahwa anda sangat terpelajar, jadi dalam asrama kami yang bergerak, kami ingin kau ikut dan tinggal untuk beberapa hari,” Rsayasringa berkata, “Aku akan sangat senang melakukan hal itu, tetapi ayahku tidak di sini. Aku bahkan tidak menggosok  gigiku kecuali ayahku memerintahkanku. Jadi bagaimana mungkin aku pergi jauh dari sini, dan siapa yang akan melaksanakan yajna tiga kali sehari?” salah seorang wanita berkata,”Aku akan mengerjakannya, aku sangat ahli dalam hal ini.” Dan ia duduk. Entah bagaimana Rsayasringa merenungkan hal ini. Mereka adalah orang-orang suci, jadi mengapa  mereka tidak melakukan Yajna? Dan mereka terlihat berbeda, sangat menarik. Dia dapat mengerti teja apa yang keluar dari tubuh itu dan membuatnya tertarik. Ia tidak tahu kalau itu adalah nafsu. Hal ini tidak pernah dijelaskan kepadanya. Jadi ia meninggalkan gadis itu yang melakukan yajna, dan mereka memiliki tangga bunga dari asrama naik sampai ke tepi sungai. Asrama ini dipenuhi orang-orang suci, jadi entah bagaimana mereka menyibukan Rsayasringa dalam mendengarkan musik, dan menari dan begitu banyak hal lainnya, dan secara perlahan mereka sampai di Angadesha. Di Angadesha ada penyambutan yang diatur untuk Rsayasringa, inkarnasi brahmacari. Ada purna-kumbha dan di sana ada mantra-mantra dan para Brahmin. Semua Brahmin datang untuk mengetahui bahwa Rsayasringa datang dan mereka menunggu di sana. Rsayasringa dipuja sedemikian rupa. Dia melihat lebih banyak orang suci duduk di sana di negeri itu, dan mereka duduk bersama orang suci lainnya. Kemudian ia mulai menyadari bahwa ada yang salah dalam pemahamannya. Dia bertanya kepada raja,” Mengapa kau membawaku ke sini?” Tetapi begitu ia keluar perahu, hujan turun. Dan rakyat semua bahagia mereka menyiramkan akshada dan menyentuh kakinya. Semua orang datang dan memberitahunya, “Kau jangan pernah meninggalkan negeri kami. Kau harus menjadi menantu dari  raja kami.” Dia tidak mengetahui apa arti menantu. Kemudian mereka harus membuat kelas khusus baginya untuk menjelaskan bagaimana menjadi menantu. Kemudian ia mengerti semuanya dan kemudian ia memberikan karunia kepada raja dengan menikahi Shanti, putri Dasaratha.

Sementara itu Vibondaka telah kembali ke asramanya, dan melihat  wanita ini duduk di sana mempersembahkan ghee ke dalam api. Dia menangkapnya dengan memegang rambutnya dan berkata, “Siapa kau?” apa yang kau lakukan dengan apiku?Api ini ada di sini selama enam ribu tahun. Kau datang dan mencemarinya. Apa yang kau lakukan?” Wanita itu berkata,” Aku bukan badan ini aku adalah roh spiritual” Vibondaka berkata,” Itu bagus, bahwa kau bukan badan ini, tetapi kau seharusnya tidak melakukan hal ini.” Kemudian wanita itu berkata,” Tidak,tidak Rsayasringa memberitahukanku untuk melakukannya.” Lalu ia berkata, “Katakan padaku, dimana Rsayasringa? apa yang kau lakukan padanya? tidak ada orang di dunia ini yang murni, dan kau mencemarinya juga!” Kemudian wanita itu berkata, “Apa yang dapat kami lakukan, ini adalah pelayanan kepada negara. Kami melayani negara. Dalam pelayanan kepada negara kami, kami harus melakukan sesuatu sehingga kami dapat pergi ke planet-planet surga.” Kemudian Vibondaka berkata, “Aku akan mengutuk raja itu, raja Angadesha itu! Dia mendapatkan hujan, tetapi aku yakinkan bahwa ia tidak akan mendapatkan hal lainnya lagi." Sang wanita jatuh di kakinya dan berkata, “Paling tidak lakukan kutukannya di sana, maka ia akan tahu bahwa kau telah mengutuknya. Jangan melakukan kutukannya dari sini." “Baiklah,” ia berkata. Dia menjadi sangat marah, tetapi Romapada sangat pintar, ia merencanakan agar banyak Brahmin mengucapkan mantra-mantra, mengagungkan Vibondaka, menunjukan gambar Kashyapa Muni hanya untuk membuatnya tertarik. Tetapi Vibondaka datang dan berkata, “Dimana sang raja? Bawa ia ke sini!” Romapada datang dan memohon, “Tolong jangan mengutuk diriku! Sudah ada cukup kutukan! Semua yang ku lakukan adalah membuat anakmu menjadi raja negeri ini.” Lalu sesuatu meredakan kemarahan Vibondaka. “ Anak-Ku telah menjadi raja dari negeri ini. Sekarang ia telah menjadi raja,ia harus melindungi rakyat. Jika aku mengutuk, maka kesalahan ada padanya karena ia tidak dapat melindungi rakyatnya.” Kemudian ia memanggil putranya, “Rsayasringa, kesini.” Rsayasringa datang , dan Vibondaka berkata,”Baiklah, begitu seorang putra terlahir, kau harus kembali ke asrama. Kau mengerti ?” Ini adalah saat dimana Dasaratha diberitahukan, oleh Vasistha Muni, tentang kisah tersebut..

Dan Vasistha berkata, “Jika kau secara pribadi pergi ke sana maka Rsayasringa mungkin akan datang.” Lalu Dasaratha mulai, dengan semua perlengkapannya, tujuh akshauhini-shainyas, dan tiba di Angadesha. Romapada berpikir,” apa ini? Tiba-tiba Dasaratha datang dengan tentaranya. Dia ingin berperang denganku atau apa?” Jadi ia datang dengan bendera putih. “Tidak diragukan lagi bahwa tentaramu bahkan tidak dapat tinggal di negeriku. Tentaramu terlalu besar bahwa mereka hanya bisa berdiri di negeriku tidak lebih. Mengapa kau datang dengan tujuh akshauhini-shainyas?” Dasaratha berkata,” Tidak, aku hanya datang untuk meminta Rsayasringa datang dan melaksanakan yajna untukku.” Romapada berkata, “Aku tak tahu. Aku tak tahu berapa lama yajna akan berlangsung. Aku tidak ingin memainkan tipuan lainnya lagi, karena Vibondaka telah memberitahukanku, ‘Seorang anak dan kau akan kembali ke asrama.’” Dasaratha berkata, “Aku akan jatuh di kakinya. Ia telah melindungimu, mengapa ia tidak menyelamatkan negeriku juga? Mengapa ia tidak melakukannya?” Kemudian Dasaratha pergi ke sana, memberikan pranamnya, dan ia menangis dan memberitahu Rsayasringa, “Aku tidak memiliki harapan. Aku akan terjun ke dalam api asvamedha bukan kudanya, jika kau tidak datang.” Lalu Rsayasringa memperhitungkan, “Berapa hari lagi tersisa?” Masih tersisa 28 hari lagi sebelum pembebasan. Tidak apa. Dalam 24 hari aku akan datang dan melaksanakan putra –kamesti.” Jadi ia datang, dan di sebelah asvamedha-yajna ia menciptakan api lainnya dari itu, dan ia dengan cepat memulai putra-kamesti. Dan begitu ia menyelesaikan dengan purnahoti, yajna-purusha datang, sebuah sosok, hitam gelap, setinggi 3 mill. Ia memiliki sebuah pot besar di tangannya. Dia sedang memegang Narayana di dalamnya, jadi dalam hal ini tidak akan ada urusan kecil. Dia berkata kepada Dasaratha, “Mohon berikan sweet rice ini kepada ratumu.” Dasaratha melihat ukuran pot  itu, dan ia berpikir, “Jika aku memberikan kepada ratuku, maka tidak akan ada lagi ratu.” Itu adalah sebuah pot yang sangat besar. Dasaratha bertanya kepada Vasistha, “Bagaimana mungkin? Bagaimana mereka makan sweet rice sebanyak ini?” Kemudian Vasistha berkata,” Kau tanyakan kepada Rsayasringa, ia akan memberitahukanmu.” Rsayasringa bertanya kepada yajna-purusha, “Mengapa kau memberikan pot yang sangat besar kepada manusia ini yang bahkan mereka tidak mampu memegangnya?” Yajna-purusha berkata,”Personalitas yang akan datang sangatlah kuat, kau tidak dapat mereduksinya lebih kecil dari ini.” Kemudian Rsayasringa menutup matanya dan berkata,” Ah! Lebih besar dari yang paling besar, lebih kecil dari yang paling kecil, Dia ada di dalam pot ini. Kau memberikannya padaku.” Jadi ia mengambil pot itu, dan pot itu menjadi kecil. Atas permintaan Rsayasringa Tuhan mengurangi kemewahan-Nya (Aisvarya-Nya), dan pot itu menjadi kecil. Ia memberikannya kepada Dasaratha dan berkata,” Baiklah, aku memiliki dua hari untuk sampai ke asramaku. Diantara itu aku harus menjaga pengiriman.” Jadi Dasaratha mengambil sweet rice. Ia memberikan sebagian kepada Kausalya. Sisanya ia bagi menjadi dua, satu untuk Sumitra dan satu untuk Kaikeyi. Setelah Kaikeyi meminumnya, masih sedikit tersisa, jadi itu juga diberikan kepada Sumitra. Dengan cara ini Tuhan muncul sebagai Sri Ramachandra di dalam kandungan Kausalya. Dia muncul sebagai Laksmana dan Satrughna di dalam kandungan Sumitra, dan Ia muncul sebagai Bharata di dalam kandungan Kaikeyi. Vasudeva muncul sebagai Ramachandra, Sankarsana muncul sebagai Laksmana. Cakra Sudarshana muncul sebagai Bharata, dan kerang Pancajanya muncul sebagai Satrughna .

Selasa, 19 April 2011

CIRI-CIRI PENYEMBAH MURNI


Bhagavad-gītā Sloka10.9

mac-cittā mad-gata-prānā
bodhayantah parasparam
kathayantaś ca mām nityam
tusyanti ca ramanti ca

" Para penyembah-Ku yang murni selalu khusuk berpikir tentang-Ku, kehidupannya dipersembahkan sepenuhnya untuk ber-bhakti kepada-Ku, dan mereka memperoleh kepuasan dan kebahagiaan yang besar dari kegiatan senantiasa memberikan penjelasan satu sama lain dan berbicara tentang-Ku."

Penjelasan Srila Prabhupada: Para penyembah yang murni, yang ciri-cirinya disebut di sini, tekun sepenuhnya dalam cinta bhakti rohani kepada Tuhan. Pikiran mereka tidak dapat dialihkan dari kaki padma Krishna. Pembicaraan mereka hanya menyangkut hal-hal rohani. Ciri-ciri penyembah Tuhan yang murni diuraikan dalam ayat ini secara khusus. Para penyembah Tuhan Yang Maha Esa tekun selama dua puluh empat jam setiap hari dalam memuji sifat-sifat dan kegiatan Tuhan Yang Maha Esa. Hati nuraninya senantiasa menyelam dalam Krishna, dan mereka bahagia berbicara tentang Krishna bersama penyembah lainnya.

Pada tingkat pendahuluan bhakti, mereka menikmati kesenangan rohani dari pengabdian itu sendiri, dan pada tingkat matang mereka sungguh-sungguh mantap dalam cinta bhakti kepada Tuhan. Kalau mereka sudah mantap dalam kedudukan rohani tersebut, mereka dapat menikmati kesempurnaan tertinggi yang diperlihatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa di tempat tinggal-Nya. Sri Caitanya Mahaprabhu mengumpamakan cinta bhakti rohani sebagai penanaman biji di dalam hati makhluk hidup. Ada makhluk hidup yang jumlahnya tidak dapat dihitung yang mengembara di seluruh planet di alam semesta. Di antara makhluk-makhluk hidup itu, ada beberapa yang cukup beruntung hingga dapat bertemu dengan seorang penyembah murni dan mendapat kesempatan untuk mengerti tentang bhakti. Bhakti tersebut adalah seperti biji. Kalau biji itu ditanam di dalam hati makhluk hidup, dan kalau ia terus mendengar dan memuji mantra Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare/ Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare, maka biji itu berbuah, seperti bibit pohon berbuah kalau disirami air secara teratur. Tanaman rohani bhakti berangsur-angsur tumbuh besar sampai menembus penutup alam semesta dan memasuki cahaya brahmajyoti di angkasa rohani. Di angkasa rohani tanaman itu juga tumbuh semakin besar sampai mencapai planet tertinggi, yang bernama Goloka Vrndavana, planet Krishna yang paling tinggi. Akhirnya,tumbuhan tersebut berlindung di bawah kaki padma Krishna dan tinggal di sana. Berangsur-angsur tanaman bhakti tersebut berbuah, bagaikan tanaman yang menghasilkan buah dan bunga, dan proses menyiramkan air dalam bentuk mendengar dan memuji berjalan terus. Tanaman bhakti diuraikan sepenuhnya dalam Caitanya-caritamrta (Madhya-lila, Bab Sembilan belas). Dalam Caitanya-caritamrta, diuraikan bahwa bila tanaman yang lengkap berlindung di bawah kaki padma Tuhan Yang Maha Esa, seseorang menjadi khusuk sepenuhnya dalam cinta bhakti kepada Tuhan. Pada waktu itu, ia tidak dapat hidup bahkan selama sesaat pun tanpa hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Seperti halnya seekor ikan tidak dapat hidup tanpa air. Dalamkeadaan seperti itu, seorang penyembah sungguh-sungguh mencapai sifat-sifat rohani berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Srimad-Bhagavatam juga penuh dengan cerita-cerita tentang hubungan antara Tuhan Yang Maha Esa dengan para penyembah-Nya; karena itu, Srimad-Bhagavatam sangat dicintai oleh para penyembah, sebagaimana dinyatakan dalam Srimad-Bhagavatam sendiri (12.13.18). Srimad-Bhagavatam puranam amalam yad vaisnavanam priyam. Dalam sejarah tersebut, tidak ada sesuatu pun  yang menyangkut kegiatan material, perkembangan ekonomi, kepuasan indria-indria maupun pembebasan. Srimad-Bhagavatam adalah satu-satunya cerita dan yang menguraikan sifat rohani Tuhan Yang Maha Esa dan para penyembah-Nya sepenuhnya. Karena itu, orang yang sudah insaf akan dirinya dalam kesadaran Krishna senantiasa senang mendengar kesusastraan rohani tersebut, bagaikan seorang pemuda dan seorang pemudi senang bergaul satu sama lain.

Sabtu, 16 April 2011

BAGIAN 1: DASARATHA MENGINGINKAN SEORANG ANAK

Dasaratha menginginkan seorang anak

Ramachandra muncul di dalam dinasti Iksvaku. Dia dikenal dengan IksvakuKuladhana. Kula berarti “dinasti” dan dhana berarti “kekayaan” atau “permata berharga”. Jadi Ramachandra adalah permata dinasti Iksvaku. Dasaratha dikenal demikian karena dia mampu bertempur dalam sepuluh arah secara bersamaan. Dasaratha adalah seorang ksatriya agung, terkadang Indra memanggilnya ketika ada peperangan dengan para asura. Jadi Dasaratha, akan pergi ke planet-planet surga dan berperang dengan para asura. Dan asura-asura ini sangat ahli dengan maya, mereka akan menciptakan kegelapan, memperluasnya menjadi berbagai macam bentuk. Dasaratha akan perang dalam sepuluh arah, dan ketika anda melihat ratha-nya, kereta perangnya, itu akan terlihat seolah-olah ada sepuluh raja dan sepuluh kereta perang berperang secara bersamaan. Dasa berarti “sepuluh” dan ratha berarti “kereta”. Demikianlah bagaimana ia mendapatkan nama Dasaratha. Jadi Dasaratha terkenal karena berperang untuk membantu para dewa dan raja-raja saleh.

Dan ia menikahi Kausalya, Dari Kausalya, hanya terlahir satu anak perempuan. Ia diberi nama Shanti, atau “damai”. Tetapi Dasaratha tidak merasa damai, karena hanya memiliki satu orang putri dan putri itu akan menikah dan pergi ke dinasti lainnya. Sistem Weda menyebutkan bahwa ketika seorang wanita menikah, ia menjadi milik gotra atau garis keluarga suaminya. Jadi jika Shanti menikah dengan dinasti lainnya, ia akan menjadi miliki dinasti itu. Bagaimana dengan dinasti Iksvaku? Dasaratha menjadi begitu khawatir. Kemudian ia menikahi Sumitra. Paling tidak Kausalya memiliki seorang putri, tetapi Sumitra tidak memiliki seorang anak. Kemudian Dasaratha menjadi semakin tua. Dia melupakan ide untuk menghasilkan sebuah dinasti. Begitu ia menjadi semakin tua ia melihat bahwa beberapa raja-raja yang lemah sedang melakukan Yajna kecil, jadi ia melakukan Yajna besar. Mereka berusaha untuk membuat namanya terkenal. Karena jika Dasaratha wafat Kosala akan hancur. Kerajaan Kosala dimulai sejak dulu, dimana saat ini mereka menyebutnya sebagai garis Dalai lama. Dari atas utara, di Tibet, turun sampai ke sungai Godavari di Andhra Pradesh. Inilah Kosala, praktis itu adalah seluruh India, bukan India demokratis tetapi India Weda.

Jadi dia menjadi sangat khawatir bahwa kerajaannya akan hancur terpecah belah dan beberapa penguasa kecil akan menjadi kaisar. Kemudian Vasistha menyarankannya untuk pergi ke Kaikeya. Kerajaan ini tepat berada di perbatasan Afghanistan. mereka menyebutnya sekarang sebagai wilayah berpasir. Kaikeyi adalah satu-satunya putri dari raja Kaikeya. Nama rajanya juga adalah Kaikeya. Dan ketika Dasaratha datang untuk melamar, Kaikeya memberitahukannya, “Anda memiliki dua ratu, dan mereka berdua tidak memiliki anak, Sekarnag kau akan menikahi putri ku, tetapi apa yang akan terjadi padanya jika istri-istri yang lain memiliki anak?” Dasaratha menjawab”Aku rasa mereka tidak akan dapat memiliki anak karena mereka tidak memilikinya sampai sekarang. Aku juga semakin tua. Mereka tidak juga memiliki anak. Hanya Kaikeyi yang akan mendapatkan seorang anak.” Lalu raja Kaikeya berkata, “Tidak apa-apa,tetapi kau harus mencatat hal ini”. Ada suatu sistem di pernikahan para ksatriya yang dikenal dengan kanya-sulka. Sulka berarti “keinginan”. Ketika anda menerima seorang perawan dalam pernikahan, kau harus menulis kekayaan apa yang akan dinikmatinya sebagai seorang istri jika anda seorang ksatriya. Inilah kanya-sulka, “keinginan akan mas kawin”.

Lalu Dasaratha menulis kanya-sulka. Ia berkata.” Siapapun yang terlahir dari Kaikeyi akan menikmati kerajaanku, bahkan jika istriku yang lain melahirkan anak kemudian. “ Inilah kanya-sulka yang hanya diketahui oleh tiga orang. Tentu saja, sekarang kita telah mengetahuinya, tetapi pada saat itu hanya tiga orang yang mengetahuinya. Vasistha mengetahuinya, Dasaratha mengetahuinya, dan raja Kaikeya mengetahuinya. Hal itu dirahasiakan, karena jika tidak mereka akan menyalahkan Dasaratha, “Apa ini? Dia memberikan kerajaan kepada seorang wanita muda”. Jadi kanya-sulka ini disimpan secara rahasia. Tetapi pada saat menikah, karena keterikatan yang sangat besar, raja Kaikeya memberitahukan kepada putrinya rahasia ini, bahwa siapapun putramu nanti akan menguasai kerajaan ini. Kaikeyi menyimpan hal ini di dalam hati. Suatu ketika Vasistha menyarankan Dasaratha untuk mengadakan asvamedha-yajna. Dia memberitahunya, “Jika kau mengadakan asvamedha-yajna, maka semua dewa akan secara pribadi datang menerima persembahan khusus itu.” Ada dua jenis persembahan khusus pada yajna. Pertama adalah Agni akan menerima persembahan khusus dan mempersembahkannya pada tujuan-tujuan yang berbeda. Yang lain adalah para dewa akan secara pribadi datang ke dalam arena upacara korban suci. Mereka akan berdiri di langit membuka tangan mereka, dan ketika anda mempersembahkan pada nama mereka ke dalam api maka hasil panennya akan bangkit dari api dan sampai ke tangan mereka. Dan mereka akan memakannya tepat di depan semua orang. Jenis korban suci ini dianggap kelas utama karena para dewa datang secara pribadi. Jadi Dasaratha harus mengadakan asvamedha , dan semua dewa akan datang. Dan kemudian akan memberitahukan pada mereka, “Anda telah memiliki kerajaan anda hanya karena pertempuranku. Jadi mengapa anda tidak melanjutkan dinastiku dan memberikanku karunia sehingga aku akan mendapatkan seorang anak laki-laki?”

Itulah rencananya. Dibuatlah rencana besar untuk asvamedha-yajna dan kemanapun kuda Dasaratha pergi tidak ada seorang pun akan menolak. Asvamedha-yajna berarti bahwa anda harus memilih kuda dengan lakshana atau kualitas tertentu. Telinganya harus dengan cara tertentu, hidungnya dengan cara tertentu, Harus ada bagian hitam di belakang ekornya. Kukunya harus memiliki bentuk tertentu, bengkok 35 derajat, Ada penjelasan lengkap dalam karma-khanda. Jadi anda harus mencari tahu kuda seperti itu. Dan setelah menemukannya anda harus mengikat daun emas di kepalanya. Akan tertulis,” Kuda ini milik raja Dasaratha. Ia akan mengadakan asvamedha-yajna, jadi semua orang harus menyumbangkannya dengan bebas. Dan siapapun yang menghentikan kuda ini akan berhadapan dengan tentara raja Dasaratha.” Jadi kuda ini akan pergi keliling dunia, dan jika ada raja berani menghentikan akan ada sepasukan tentara yang mengikuti 100 meter di belakang kuda itu. Mereka akan berhadapan dengan tentara itu.

Para tentara ini adalah petarung terbaik di pasukannya, semua jenderal. dan jika mereka mampu mengalahkannya akan ada tentara lainnya dikirim. Dengan cara ini sang penantang harus perang dan membuktikan bahwa ia adalah sang kaisar. Jadi asvamedha-yajna telah dimulai, dan ketika yajna sedang berlangsung, Sumantra mentri dari Dasaratha datang dan berkata. “ Aku ingat satu kejadian ketika Sanat-Kumara datang ke pertemuan kita, ketika anda masih seorang pangeran.” Pada saat itu Dasaratha belum menikah, dan Sanat-Kumara mengunjungi ayah Dasaratha, Aja. Sanat-Kumara membuat beberapa ramalan. “ Maharaja Dasaratha akan menjadi sangat terkenal ke seluruh tiga dunia, dan dia akan mengadakan sebuah putra-kamesti yajna, sebuah korban suci untuk mendapatkan seorang putra. Jadi di dalam korban suci ini, sang yajna-purusa, personalitas api, akan datang ke sana dan memberinya sweet rice. Dan karena sweet rice ini Dasaratha akan mendapatkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai putra-putranya. Ini telah diramalkan oleh Sanat-Kumara. Pada saat Dasaratha masih seorang pangeran yang belum menikah, seorang brahmacari. Jadi Sumantra adalah seorang yang sangat tua dan ia tiba-tiba mengingat hal ini. Dia datang kepada Dasaratha dan berkata,” Kau melakukan asvamedha untuk mendapatkan anak laki-laki, tetapi Sanat-kumara memberitahukanmu bahwa kau harus melaksanakan putra-kamesti.” Sehingga terjadi kebingungan yajna mana yang harus dilaksanakan. Di zaman Treta-yuga segalanya adalah yajna. Untuk keuntungan material, untuk keinsafan rohani, untuk apapun tretayam yajato makhaih. Makha berarti “yajna”. Sekarang Dasaratha menjadi bingung. Jadi ia pergi ke rumah Vasistha dan tak berdaya di hadapannya. “Gurumaharaj, kita telah menghabiskan 60% harta , dan sekarang kita telah mengetahui bahwa ini bukanlah yajna yang tepat, bahwa ada yajna lain. Bagaimana aku harus melakukan hal ini? “

Kemudian Vasistha berkata,” Oh ya, aku ingat juga sekarang. Sanat-Kumara mengatakan hal ini. Ini bukanlah sebuah yajna yang mahal, tetapi sang purohita, pendeta yang melaksanakan yajna ini haruslah seorang yang sangat spesial. Itulah kesulitannya. Orang itu harus tidak melihat wanita sampai saat pernikahannya. Dia bahkan harus tidak mengetahui apa wanita itu. Personalitas yang agung seperti itu harus melakukan yajna.Hanya seperti itulah putra-kamesti dapat dilaksanakan oleh purnahoti dan kita akan mendapatkan putra (anak laki-laki).” Kemudian Dasaratha berkata,”Kau harus memberitahukanku di mana orang itu berada.” Vasistha adalah seorang ensiklopedia berjalan, karena ia telah hidup selama tiga kehidupan dengan ingatan yang sama. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengetahui lebih dari pada Vasistha. Lalu Vasistha berkata, “Ya, ada seseorang yang seperti itu.” Dasaratha berkata, “Siapakah orang ini? Yang tidak pernah melihat wanita atau mengenal apa itu wanita sampai saat ia menikah? Paling tidak ia harus mengetahui tentang ibunya! Jenis orang seperti apa dia, yang tidak pernah mendengar tentang seorang wanita bahkan semenjak ia dilahirkan?”

Kamis, 14 April 2011

SYARAT-SYARAT MAJU DALAM KEROHANIAN


Śrīmad Bhāgavatam Sloka 4.22.24: Pertemuan Maharaja Prithu dengan Catur Kumara

ahimsayā pāramahamsya-caryayā
smrtyā mukundācaritāgrya-sīdhunā
yamair akāmair niyamaiś cāpy anindayā
nirīhayā dvandva-titiksayā ca

"Seorang calon untuk kemajuan rohani tidak boleh melakukan kekerasan, harus mengikuti jejak langkah para acarya mulia, harus selalu ingat pada nektar kegiatan Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, harus mengikuti prinsip-prinsip aturan tanpa keinginan material dan, saat mengikuti prinsip-prinsip aturan, hendaknya jangan menghina orang lain. Seorang penyembah hendaknya menjalani kehidupan yang sangat sederhana dan tidak digoyahkan oleh dualitas dari unsur-unsur yang merintangi. Ia harus belajar menoleransi hal-hal seperti itu."

Penjelasa Srila Prabhupada: Para penyembah sesungguhnya adalah orang-orang suci, atau sadhu. Kualifikasi pertama seorang sadhu, atau penyembah adalah ahimsa, atau tidak melakukan kekerasan. Orang yang tertarik pada jalan bhakti, atau pada jalan pulang kembali kepada Tuhan, pertama-tama harus mempraktekan ahimsa, atau tidak melakukan kekerasan. Seorang sadhu dijelaskan sebagai titiksavah karunikah (SB 3.25.21). Seorang penyembah hendaknya penuh toleransi dan hendaknya sangat berbelas kasih kepada orang lain. Sebagai contoh, jika dia sendiri yang menderita luka, ia hendaknya menoleransinya, namun jika ada orang lain yang menderita luka, penyembah tidak boleh membiarkannya. Seluruh dunia penuh dengan kekerasan, dan urusan pertama seorang penyembah adalah menghentikan kekerasan ini, termasuk penjagalan binatang secara tidak perlu. Seorang penyembah adalah kawan bukan hanya bagi masyarakat manusia melainkan juga bagi semua makhluk hidup, sebab ia melihat semua makhluk hidup sebagai anak-anak dari Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Ia tidak mengklaim dirinya sebagai satu-satunya putra Tuhan dan membiarkan yang lainnya dibantai, dengan menganggap mereka tidak memiliki roh. Filsafat semacam ini tidak pernah dikemukakan oleh seorang penyembah murni Tuhan. Suhrdah sarva dehinam: seorang penyembah yang sejati adalah kawan bagi semua makhluk hidup. Krishna menyatakan di dalam Bhagavad-gita sebagai ayah bagi semua jenis makhluk hidup; karena itu penyembah Krishna selalu merupakan kawan bagi semuanya. Ini disebut ahimsa. Tindakan tidak melakukan kekerasan seperti itu dapat dipraktikan hanya jika kita mengikuti langkah para acarya agung. Karena itu, menurut filsafat Vaisnava kita, kita harus harus mengikuti para acarya agung dari empat sampradaya, atau garis perguruan.

Berusaha maju dalam kehidupan rohani di luar garis perguruan hanyalah tindakan yang konyol. Karena itu dikatakan, acaryavan puruso veda: orang yang mengikuti garis perguruan para acarya mengetahui segalanya dengan sebenarnya (Chandogya Upanisad 6.14.2). Tad-vijnanartham sa gurum evabhigacchet: untuk dapat mengerti tentang ilmu pengetahuan rohani, seseorang harus mendekati guru kerohanian yang bonafid. Kata smrtya sangat penting dalam kehidupan rohani. Smrtya berarti selalu ingat Krishna. Kehidupan hendaknya dibentuk sedemikian rupa agar seseorang tidak bisa tetap sendirian tanpa berpikir tentang Krishna. Kita hendaknya hidup dalam Krishna sehingga saat makan, tidur, berjalan dan bekerja kita tetap hanya dalam Krishna. Masyarakat kesadaran Krishna kita menganjurkan agar kita mengatur hidup kita sehingga kita dapat mengingat Krishna. Dalam masyarakat ISKCON kita, para penyembah, saat sibuk membuat dupa Spiritual Sky, juga mendengarkan tentang keagungan Krishna atau para penyembah-Nya. Sastra menganjurkan, smartavyah satatam visnuh: Sri Visnu hendaknya selallu diingat, terus menerus. Vismartavyo na jatucit: Visnu hendaknya tidak pernah boleh diupakan. Itulah jalan hidup yang rohani. Smrtya. Ingatan tentang Tuhan ini dapat dilanjutkan jika kita mendengar tantang Dia senantiasa. Karena itu dianjurkan di dalam sloka ini: mukundacaritagrya-sidhuna. Sidhu berarti "nektar". Mendengar tentang Krishna dari Srimad-Bhagavatam atau  Bhagavad-gita atau kitab otentik yang sejenis berarti hidup dalam kesadaran Krishna. Pemusatan pikiran seperti itu dalam kesadaran Krishna dapat dicapai oleh orang-orang yang mengikuti prinsip-prinsip aturan dengan tegas. Kami telah menganjurkan dalam perkumpulan kesadaran Krishna kami bahwa seorang penyembah mengucapkan nama-nama suci Tuhan sebanyak enam belas putaran tasbih setiap hari dan mengikuti prinsip-prinsip aturan. Itu akan membantu sang penyembah menjadi mantap dalam kemajuan kehidupan rohaninya. 
Juga dinyatakan di dalam sloka ini bahwa seseorang dapat maju dengan cara mengendalikan indria-indria (yamaih). Dengan mengendalikan indria-indria, seseorang dapat menjadi seorang svami atau gosvami. Karena itu orang yang menikmati gelar tinggi ini, yakni svami dan gosvami, harus sangat tegas dalam mengendalikan indria-indrianya. Memang, ia harus menjadi penguasa indria-indrianya. Ini bisa terjadi bila seseorang tidak menginginkan suatu kepuasan material apa pun. Jika kebetulan indria-indria ingin bertindak secara bebas, ia harus mengendalikannya. Jika kita hanya berlatih saja menghindari kepuasan indria material, pengendalian indria-indria tercapai dengan sendirinya. 

Poin penting lainnya yang disebutkan berhubungan dengan hal ini adalah anindaya-kita hendaknya tidak mengkritik cara-cara keagamaan orang lain. Ada banyak jenis sistem keagamaan yang berjalan dalam sifat kebodohan dan nafsu tidak bisa sesempurna sistem dalam sifat kebaikan. Di dalam Bhagavad-gita segalanya telah dibagi menjadi tiga golongan sifat; karena itu sistem keagamaan juga dikelompokan dengan cara yang sama. Ketika orang-orang kebanyakan berada di bawah sifat nafsu dan kebodohan, sistem keagamaan mereka akan memiliki sifat yang sama. Seorang penyembah tidak akan mengkritik sistem yang demikian, melainkan ia akan menyemangatkan penganutnya untuk setia menjalankan prinsip-prinsip mereka supaya berangsur-angsur mereka bisa sampai pada tataran keagamaan dalam kebaikan. Apabila seorang penyembah hanya mengkritik mereka, maka pikirannya akan goyah. Dengan demikian, seorang penyembah hendaknya menoleransinya dan belajar untuk menghentikan keadaan tergoyahkan itu.

Aspek lain dari penyembah adalah nirihaya, hidup sederhana. Niriha berarti "lemah-lembut", "rendah hati" atau "sederhana". Seorang penyembah hendaknya tidak hidup dengan sangat mewah dan meniru orang yang materialistik. Hidup sederhana dan berpikir mulia dianjurkan bagi seorang penyembah. Ia hendaknya hanya menerima sebanyak yang ia butuhkan untuk memelihara badan material tetap sehat dalam melaksanakan bhakti. Ia hendaknya jangan makan atau tidur lebih dari yang diperlukan. Makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan, dan tidur hanya enam sampai tujuh jam sehari adalah prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh para penyembah. Selama kita masih memiliki badan ia akan terus menjadi sasaran pengaruh perubahan iklim, penyakit dan bencana alam, tiga jenis penderitaan kehidupan material. Kita tidak dapat menghindarinya. Kadangkala kami menerima surat dari penyembah pemula yang bertanya mengapa mereka jatuh sakit, meskipun mereka talah menjalani kesadaran Krishna. Mereka hendaknya belajar dari sloka ini yakni bahwa mereka harus menjadi toleransi (dvandva-titiksaya). Ini adalah dunia dualitas. Orang hendaknya tidak berpikir bahwa karena ia jatuh sakit ia telah jatuh dari kesadaran Krishna. Kesadaran Krishna dapat dilanjutkan tanpa dihalangi oleh rintangan material apapun. Karena itu Sri Krishna menyatakan di dalam Bhagavad-gita (2.14), tams titiksasva bharata: "Wahai Arjuna, berusahalah untuk menoleransi semua gangguan ini. Mantaplah dalam kegiatanmu yang sadar akan Krishna."

PERAYAAN RAMA NAVAMI, 12 APRIL 2011






HARINAM SANKIRTAN, PANTAI ANCOL 10-04-2011

Harinama Sankirtana di Pantai Ancol, minggu 10 April 2011




SIAPA MELIHAT KRISHNA?


Bhagavad-gītā Sloka 7.25

nāham prakāśah sarvasya
yoga-māyā-samāvrtah
mūdho 'yam nābhijānāti
loko mām ajam avyayam

" Aku tidak pernah terwujud kepada orang yang bodoh dan kurang cerdas. Bagi mereka, Aku ditutupi oleh kekuatan dalam dari Diri-Ku. Karena itu, mereka tidak mengetahui bahwa Aku tidak dilahirkan dan tidak pernah gagal".

Penjelasan Srila Prabhupada:  Krishna pernah ada di bumi ini dan dapat dilihat oleh semua orang. Karena itu, dapat ditanyakan mengapa Krishna tidak terwujud di hadapan semua orang sekarang? Tetapi sebenarnya pada waktu itu Krishna tidak berwujud di hadapan semua orang. Pada waktu Krishna berada di bumi ini, hanya beberapa orang saja yang dapat mengerti bahwa Krishna adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sidang para Kuru, ketika Sisupala tidak menyetujui Krishna dipilih sebagai pemimpin sidang, Bhisma mendukung mendukung Krishna dan menyatakan bahwa Krishna adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Begitu pula para Pandava dan beberapa tokoh yang lain mengetahui bahwa Krishna adalah Yang Maha Kuasa, tetapi tidak semua orang mengetahui kenyataan ini. Krishna tidak memperlihatkan Diri kepada orang yang bukan penyembah dan orang biasa. Karena itu, dalam Bhagavad-gita Krishna menyatakan bahwa selain para penyembah-Nya yang murni, semua orang menganggap Krishna seperti diri mereka. Krishna hanya terwujud kepada para penyembah-Nya sebagai sumber segala kebahagiaan. Tetapi bagi orang yang bukan penyembah dan kurang cerdas, Krishna ditutupi oleh tenaga dalam dari Diri-Nya.

Dalam doa pujian Dewi Kunti dari Srimad Bhagavatam (1.8.19) dinyatakan bahwa Krishna ditutupi oleh tirai yoga-maya. Karena itu, orang biasa tidak dapat mengerti tentang Krishna. Adanya tirai yoga-maya tersebut juga dibenarkan dalam Isopanisad (mantra 15). Dalam ayat lima belas dari Sri Isopanisad, seorang penyembah berdoa:

hiranmayena pātrena   satyasyāpihitam mukham
tat tvam pūsann apāvrnu   satya-dharmāya drstaye

"Oh Tuhan yang hamba cintai, Anda memelihara seluruh jagat, dan bhakti kepada Anda juga memelihara diri hamba. Bentuk rohani Anda ditutupi oleh yoga-maya. Brahmajyoti adalah penutup tenaga dalam. Mohon kiranya Anda berkenan membuka cahaya yang menyilaukan yang menghalangi hamba sehingga tidak dapat melihat sac-cid-ananda-vigraha, yaitu bentuk Anda yang kekal dan penuh kebahagiaan dan pengetahuan." Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk rohani kebahagiaan dan pengetahuan-Nya ditutupi oleh tenaga dalam dari brahmajyoti. Karena inilah orang yang kurang cerdas dan tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan tidak dapat melihat Yang Mahakuasa.

Dalam Srimad Bhagavatam (10.14.7) ada doa pujian dari Brahma: O Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, o Roh Yang Utama, o Penguasa segala rahasia, siapakah yang dapat memperhitungkan kekuatan dan kegiatan Anda di dunia ini? Anda selalu mewujudkan kekuatan dalam dari Diri Anda. Karena itu tiada seorang pun yang dapat mengerti tentang Anda. Para ilmuwan yang bijaksana dan sarjana-sarjana yang mempunyai pengetahuan tinggi dapat meneliti susunan atom-atom di dunia material ataupun di planet-planet, tetapi mereka masih tidak dapat memperhitungkan tenaga dan kekuatan Anda, walaupun Anda berada di hadapan mereka." Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, bukan hanya tidak dilahirkan, tetapi Beliau juga avyaya, atau tidak dapat dimusnahkan. Bentuk kekal Krishna adalah kebahagiaan dan pengetahuan, dan tenaga-tenaga Krishna semua tidak dapat dimusnahkan.

Selasa, 12 April 2011

PENJELASAN TENTANG MODADRUMADVIPA DAN RAMA-LILA

Segala pujian kepada Gaurahari, yang telah mewujudkan DiriNya sebagai Panca-tattva! Segala pujian kepada Navadvipa-dhama, tempat tinggal tertinggi !

Tiba di desa Mamagachi, Nityananda menjelaskan kepada Jiva Goswami, “Di sini, di Modadrumadvipa adalah Ayodhya. Di kalpa sebelumnya, ketika Rama dibuang ke hutan, Dia datang ke tempat ini bersama Laksmana dan Janaki. Dia membangun sebuah pondok di bawah sebatang pohon beringin yang sangat besar di sini dan hidup bahagia untuk beberapa waktu. Melihat kilauan Navadvipa, putra Raghu menjadi sedikit tersenyum.

“Begitu menariknya bentuk itu, hijau seperti rumput yang baru tumbuh, dengan mata padma dan busur yang penuh karunia di tangan! mengenakan pakaian seorang brahmacari dan kepala-Nya ditumpuk dengan rambut yang diikat, Dia mencuri pikiran semua makhluk hidup. Melihat Rama tersenyum, Sita, putri Janaka, Bertanya padaNya tentang sebab senyumNya itu.

“Dengarkan, Sita, ada satu cerita yang sangat rahasia. ketika jaman kali yang mulia muncul, Aku akan memperlihatkan bentuk warna badan keemasan di sini di Navadvipa. Aku akan terlahir di dalam kandungan ibu Saci di rumah Jagannatha Misra. Aku akan memberikan semua roh-roh beruntung yang menyaksikan kegiatan masa kecil-Ku pemberi prema tertinggi. Pada saat itu, Aku akan menikmati kegiatan pendidikan yang tercinta dan mengungkapkan keagungan nama suci. Kemudian Aku akan mengambil Sannyasa dan pergi ke Puri, dan ibu-Ku Sendiri akan menangis bersama istri-Ku di tangannya.

Mendengar ini, Sita bertanya, ‘O Yang bermata-padma, mengapa Kau akan membuat ibu-Mu menangis? Mengapa Kau meninggalkan istri-Mu dan mengambil sannyasa? Apa kebahagiaan yang ada di sana dengan memberi kesedihan kepada istri-Mu?’

 “Sri Rama menjawab,’O yang terkasih, kau mengetahui segalanya. Tetapi kau berpura-pura tidak tahu hanya untuk mengajari para makhluk hidup. Dengarkan Sita, para penyembah-Ku menikmati prema-bhakti dalam dua cara. Dalam persatuan dengan-Ku mereka menikmati sambhoga, dan di dalam perpisahan dengan-Ku mereka menikmati vipralambha. Rekan-rekan kekal-Ku menginginkan sambhoga, tetapi Aku dengan penuh karunia memberi mereka vipralambha. Para penyembah mengetahui bahwa penderitaan yang disebabkan oleh perpisahan dari-Ku sebenarnya merupakan kebahagiaan yang paling tinggi. Setelah perpisahan, ketika persatuan terjadi, mereka merasakan kebahagiaan yang begitu besar berjuta-juta kali lipat dari sebelumnya. Itulah penjelasan bagaimana akan ada kebahagiaan di dalam perpisahan. Kau harus menerima mood ini yang dijelaskan di dalam empat Veda.

“’Jadi siapa yang dikenal sebagai Aditi di dalam Veda sekarang adalah ibu Kausalya dan akan menjadi ibu Saci di Gauranga lila. Dan kau, akan melayani-Ku sebagai Visnupriya. Dalam perpisahan, kau akan memuja Arca-Ku dan menyebarkan keagungan-Ku. Terpisah darimu, Aku akan memuja arca Sita keemasan di Ayodhya. Tetapi topik ini sangatlah rahasia, Sita. Jangan mengungkapkannya kepada orang-orang sekarang.
“’Navadvipa ini adalah tempat kesayangan-Ku, bahkan Ayodhya tidak setara dengannya. Ketika Kali-yuga datang, pohon beringin yang sangat besar ini, Rama-vata, akan menghilang dari penglihatan dan tetap di sini dalam bentuknya yang tak terlihat.'

“ Dengan cara ini, Rama melewati waktunya di sini bersama Laksmana dan Sita. Kemudian, Dia pergi ke Dandakaranya untuk melengkapi kegiatannya. Lihatlah di sini adalah tempat dimana pondoknya berdiri.
“ Atas keinginan Tuhan, rekan Rama Guhaka terlahir di sini di dalam keluarga brahmana. Namanya adalah Sadananda Vipra Bhattacarya. Dia tidak tahu apa-apa di ketiga dunia ini  kecuali Rama. Dia hadir di rumah Jagannatha Misra ketika Gauranga lahir. Pada waktu itu semua dewa datang untuk melihat anak ini. Sadananda yang agung menyadari akan kehadiran para dewa bahwa Tuhannya telah lahir. Dalam kebahagiaan yang sangat besar dia kembali ke rumahnya, dan , ketika bermeditasi pada Tuhan pujaannya Ramachandra, dia melihat Gaurasundara.

“Tuhan Gauranga sedang duduk di atas tahta dan dikelilingi oleh para dewa, dipimpin oleh dewa Brahma, yang mengipasi camara. Kemudian Sadananda melihat Ramachandra, hijau bagai rumput. Di sisi kanan Rama adalah Laksmana, kediaman Ananta. Di sisi kiriNya adalah Sita, dan di depanNya adalah Hanuman. Melihat ini, sang vipra mengerti kebenaran tentang Tuhan.
Sang vipra pergi ke Mayapur dalam kebahagiaan yang sangat besar, dan tanpa terlihat oleh siapapun, dia menyenangkan matanya pada wujud Gauranga. ‘Terkarunialah aku, memang terkarunia! Ramachandra hadir di hadapanku sebagai Gauranga!’ Kemudian, ketika gerakan sankirtana dimulai, Sadananda mengambil bagian dalam menari dan mengucapkan nama Gaura.

“O Jiva, di sini para penyembah murni melihat hutan Bhandira. “
Mendengar topik ini dan melihat tempat itu dalam dhama kekalnya, para penyembah mengelilingi Nityananda dan menari. Tubuh Jiva menunjukan ciri-ciri kebahagiaan begitu ia meneriakkan nama Gauranga.

Di hari itu Nityananda tinggal di rumah Narayani. Dan Narayani, ibu suci dari Vedavyasa (Vrndavana Dasa Thakura), melayani para Vaisnava. Di pagi selanjutnya, setelah berjalan beberapa jauh, mereka memasuki Vaikunthapura.

Untuk membawa perintah Jahnava dan Nitai, orang malang yang tidak berharga ini menyanyikan keagungan Nadia.

Sumber : Navadvipa-dhama-mahatmya  Parikrama-khanda Chapter Fourteen By Bhaktivinoda Thakura