Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Jumat, 29 Juli 2011

KEMUNCULAN SANKHACUDA

Bagian 3:
Rsi yang Agung Kasyapa Muni adalah putra dari Prajapati (nenek moyang) Marici dan cucu dari Dewa Brahma, dan sangat terpelajar. Daksa, prajapati lainnya, memberikan tiga belas putrinya untuk dinikahkan. Salah satu istri dari Kasyapa Muni dikenal dengan nama Danu. Dia sangat menarik dan suci, dan Kasyapa Muni merawat dia dengan cinta dan pengabdian. Danu melahirkan banyak anak yang hebat, salah satunya adalah Vipracitti, yang sangat kuat dan berani.

Anaknya Dambha adalah seorang pemuja besar Tuhan Visnu dan yang bisa mengendalikan diri. Tapi ia tidak bisa melahirkan anak, maka ia menjadi cemas. Oleh karena itu, untuk memperbaiki situasi tersebut, dia pergi ke hutan dan melakukan pertapaan yang keras (Puskara) selama seratus ribu tahun. Di sana, dia duduk dalam posisi stabil dan mengucapkan mantra Krsna, dengan latihan japa. Pada saat melakukan pertapaan, suatu cahaya tak tertahankan melesat keluar dari kepala Dambha dan tersebar kemana-mana. Cahaya tersebut sangat panas, sehingga semua para dewa, bijak dan Manu terbakar oleh panas tersebut. Termasuk, dewa Indra yang terkemuka, mereka semua mencari tempat berlindung di tempat tinggal dewa Brahma.

Sesampainya di tempat tinggal dewa Brahma, mereka menyampaikan pujian dan kemudian memberitahukan situasi. Setelah mendengar tentang hal itu, dewa Brahma, mengajak semuanya ke planet Vaikuntha ke tempat tinggal Sri Visnu, hanya Beliau yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Di sana, dengan tangan tercakup hormat, mereka menyampaikan pujian kepada Tuhan pemelihara dan Tuhan penguasa dari tiga dunia. Para dewa kemudian bertanya, "Ya Tuhan, kami tidak tahu apa yang menyebabkan ini. Mohon beritahu kami.. cahaya apakah itu yang telah menghanguskan kami?"

Sri Visnu tersenyum dan penuh kasih berkata, "Wahai para dewa, jangan takut, tetap tenang dan tegar. Tidak akan terjadi banjir dan bukan saat peleburan alam semesta. Asura Dambha (raksasa), salah seorang pemuja Saya, telah melakukan pertapaan untuk mendapatkan seorang anak. Saya segera akan memberkati dia dan keadaan pasti akan tenang.

Mendengar hal tersebut, dewa Brahma dan para dewa yang lainnya kembali ke alam mereka.

Tuhan Visnu kemudian pergi ke tempat pertapaan (Puskara) dimana Dambha sedang melakukan pertapaan yang keras. Melihat Dambha terus mengulang nama-Nya, Sri Visnu menghibur dia dan bertanya, ” berkat apa yang Anda inginkan dariKu?

Dambha menyampaikan sembah sujud, dengan pengabdian yang tulus dia memuji Tuhan berulang kali. Lalu ia berkata, "O Tuhan dari semuaNya, O yang mataNya seindah bunga padma, terimalah sembah sujud hamba kepada Anda. O” Tuhan dari dewi Laksmi, O” Tuhan dari tiga dunia, mohon berkarunialah kepada diriku. Tolong beri saya anak yang kuat dan berani yang akan menjadi pemuja Anda, yang tak terkalahkan oleh para dewa, dan menjadi penakluk tiga dunia. "

Tuhan Visnu memberitahu Dambha untuk menghentikan pertapaan kerasnya, lalu memberi karunia kepadanya, dan menghilang. Setelah Tuhan Visnu menghilang, Dambha menyampaikan sembah sujud ke arah tersebut dan pergi ke rumahnya. Kemudian dalam beberapa hari, setelah mendapat karunia istrinya hamil. Dari kehamilanya memancarkan suatu cahaya yang menerangi rumah yang di tempatinya. Jiwa yang berada di rahimnya adalah Sudama, salah satu sahabat terkemuka Tuhan Krsna's gembala sapi yang telah dikutuk oleh Srimati Radharani.

Ketika istri yang suci Dambha melahirkan seorang putra, dia tampak sangat gembira, Dambha mengundang para bijak ke tempatnya dan membuatkan suatu upacara ritual. Mereka semua bergembira dan, pada hari yang menguntungkan, sang ayah memberikannya nama Sankhacuda. Anak laki-laki tersebut menjadi tumbuh besar di rumah ayahnya seperti sebuah bulan yang setengah terang. Pada masa kecilnya ia belajar semua tradisi, adat istiadat, perintah dan larangan, dan menjadi sangat ahli. Terlibat dalam permainan anak-anak, ia sangat disayangi oleh orangtuanya dan menjadi favorit semua anggota keluarganya.

Kemudian, untuk mendapatkan karunia dari dewa Brahma, Sankhacuda melaksanakan pertapaan dalam waktu yang lama. Dia konsentrasi pada pikirannya, mengendalikan indra2 dan organ tubuhnya, dan mengucapkan mantra yang diberikan oleh gurunya, Jaigisavya. Akhirnya, dewa Brahma pergi ke Sankhacuda untuk memberinya berkat. dewa Brahma bertanya, "Katakan anugerah apa yang Anda inginkan."

Melihat dewa Brahma, raja Danava membungkuk rendah hati dan memujinya. Lalu ia berkata, "Mohon supaya saya tak terkalahkan oleh para dewa, dan juga memungkinkan saya untuk menikah dengan Tulasi.

"Baiklah," jawab Brahma. Lalu ia memberi Sankhacuda sebuah kesaktian sebuah jimat dari Tuhan Sri Krsna. Kesaktian ini, disebut Sarvamangalamaya (Penakluk Dunia), dianggap sebagai yang paling baik dari semua hal menguntungkan di dunia, karena akan menjamin kemenangan di mana-mana.

Brahma melanjutkan, "Sekarang Anda harus pergi ke Badarikasrama. Dewi Tulasi sedang melakukan penebusan dosa seorang diri disana dan Anda harus menikah di sana.. Dia adalah putri dari Raja Dharmadhvaja." dewa Brahma lalu menghilang.

Setelah mendapatkan hasil dari pertapaan, Sankhacuda mengikat jimat yang paling berharga tersebut di lehernya. Dia kemudian berangkat ke Badarikasrama, wajahnya berseri-seri dengan sukacita.......(bersambung)....

ALAM SEMESTA: DALAM PERSPEKTIF VEDANTA


Dalam Hinduisme (baca: Vedanta) terdapat lima unsur utama; (1) Tuhan – isvara, (2) Atma—jiva, (3) Waktu—kala, (4) Materi –prakirti, dan (5) Kegiatan –karma. Diantara semua prinsip tersebut empat unsur yang pertama sifatnya kekal sedangkan yang terakhir sifatnya sementara. Perbedaan antara Tuhan dan jiva atau mahluk hidup adalah bahwa Tuhan tidak terbatas sedangkan mahluk hidup sangat terbatas. Tuhan merupakan roh tertinggi dan mahluk hidup merupakan partikel rohani terkecil—atman atau spiriton. Tuhan ada dalam tiga aspek yang kekal – aspek impersonal, brahman; roh yang utama,  paramatma; serta Kepribadian Yang Utama, bhagavan. Kesadaran merupakan sifat dasar Tuhan maupun mahluk hidup. Kesadaran Tuhan meliputi segala sesuatu sedangkan kesadaran mahluk hidup hanya terbatas. Aspek paramatma Tuhan memberikan tuntunan bagi semua mahluk baik yang hidup maupun tidak. Paramatma merupakan sumber inspirasi bagi segala kegiatan manusia serta sumber penemuan ilmiah, kemampuan artistik, karya puisi dll.

Waktu merupakan Tuhan yang bersifat kekal dan impersonal yang tidak memiliki awal maupun akhir. Dalam kacamata pengetahuan modern, waktu berawal dari terjadinya big bang. Dalam kosmologi dan kosmogoni Hindu, penciptaan dan penghancuran berlangsung dalam siklus periodik seperti halnya siklus perubahan musim. Menurut Hinduisme, alam semesta ini berawal 15,5522 x 1013 tahun yang lalu dan akan berakhir dalam 15,5518 x 1013 tahun. Dengan demikian model alam semesta menurut Hindu 104 kali lebih tua dari apa yang diperkirakan oleh model big bang. Alam semesta yang terlihat ini merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang jumlahnya tak terhingga dan terdapat 8,4 x 106 spesies kehidupan di alam semesta ini. Keanekaragaman hayati merupakan akibat adanya perbedaan tingkat kesadaran, dan kesadaran ini berkembang sebagai apa yang disebut dengan transmigrasi sang jiwa.

Vedanta, doktrin ilmiah sekaligus teologis Hinduisme menjelaskan bahwa secara prinsip tidak ada pertentangan antara ilmu pengetahuan dengan agama. Faktanya, kedua bidang tersebut saling melengkapi. Hal ini disebabkan karena adanya pengertian bahwa ruang lingkup masing-masing bidang tersebut telah dibatasi dengan tegas. Dalam Hinduisme terdapat dua kategori pengetahuan—(i) para vidya—pengetahuan rohani dan (ii) apara vidya – pengetahuan material. Pengetahuan ilmiah merupakan bagian dari apara vidya. Pengetahuan rohani – pengetahuan tentang Tuhan dan kehidupan termasuk dalam para vidya. Hinduisme menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah dapat menuntun kearah pengetahuan rohani.

Tuhan memiliki tiga energi pokok. Terdiri atas (i) energi internal (dalam), (ii) marginal (antara), dan (iii) eksternal (luar). Manifestasi energi internal Tuhan adalah beranekaragam dunia rohani yang tak terpikirkan, cit jagat. Manifestasi energi marginal Tuhan terdiri atas para jiva, mahluk hidup. Dan manifestasi energi luar Tuhan adalah kosmos, dunia fisik. Sains menekankan pada kesejahteraan keberadaan ragawi sedangkan agama memperhatikan kesejahteraan sang jiwa termasuk moralitas dan etika kehidupan. Karma adalah tindakan fisik ataupun psikologis yang dilakukan mahluk hidup. Apabila seseorang melakukan tindakan yang baik maka akan menuntun kepada kehidupan yang berbahagia. Jika seseorang melakukan tindakan yang tidak baik maka akan mengarahkan kedalam penderitaan. Hal ini mirip seperti hukum Newton ketiga tentang gerak.


Sumber: Hinduism and Sains (DR. T.D. Singh)
              www.bvinstitute.org

Selasa, 26 Juli 2011

DOA-DOA PARA DEWA KEPADA KRISHNA

"Wahai Tuhan, jika Engkau tidak muncul dalam wujud rohani-Mu yang penuh kebahagiaan dan pengetahuan - wujud yang dapat menyingkirkan segala macam spekulasi yang bodoh mengenai kedudukan-Mu - maka semua orang hanya akan berspekulasi tentang Engkau menurut sifat alam material yang mempengaruhi diri mereka masing-masing."

Kemunculan Krishna adalah jawaban bagi semua ilmu spekulasi tentang penggambaran, simbolis dan visualisasi mengenai Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang membayangkan wujud Personalitas Tuhan Yang Maha Esa menurut sifat alam material yang mempengaruhi diri mereka. Di dalam Brahma-samhita disebutkan bahwa Sri Krishna adalah kepribadian yang tertua. Itu sebabnya sekelompok agamawan membayangkan bahwa Tuhan pastilah sangat tua, sehingga mereka menggambarkan sebuah wujud Tuhan yang seperti seorang pria tua. Tetapi di dalam Brahma-samhita yang sama, hal tersebut dipertentangkan: Walaupun Tuhan adalah yang tertua di antara semua makhluk hidup, Dia memiliki wujud kekal yang muda dan segar seperti seorang pemuda belia. Kata-kata persisnya yang digunakan di dalam Srimad-Bhagavatam berkaitan dengan hal ini adalah vijnanam ajnana-bhidapamarjanam. Vijnanam berarti pengetahuan rohani tentang Tuhan Yang Maha Esa. Vijnanam juga berarti pengetahuan yang dialami/diinsafi. Pengetahuan rohani harus diterima melalui cara menurun melalui garis perguruan, sebagaimana Brahma menyampaikan pengetahuan  tentang Krishna di dalam Brahma-samhita. Brahma-samhita adalah vijnanam  sebagaimana yang diinsafi oleh pengalaman rohani Dewa Brahma, dan dengan cara tersebut beliau mengemukakan wujud dan kegiatan-kegiatan Krishna di tempat tinggal Sri Krishna yang melampaui alam material. Pengetahuan ini adalah ajnana-bhidapamarjanam, yaitu yang dapat menghancurkan segala jenis spekulasi dalam sifat kebodohan.

Orang-orang sedang membayangkan wujud Tuhan: Kadangkala Tuhan dianggap tidak berbentuk, kadangkala dianggap berbentuk, namun menurut imajinasi mereka yang berbeda-beda. Namun pemaparan tentang Sri Krishna di dalam Brahma-samhita adalah Vijnanam - pengetahuan ilmiah teruji yang diberikan oleh Dewa Brahma dan diakui oleh Sri Caitanya. Tidak ada keraguan akan hal ini. Wujud Krishna, seruling Krishna, warna badan Krishna - segalanya merupakan kebenaran yang nyata. Di sini dikatakan bahwa vijnanam ini selalu mengalahkan segala jenis pengetahuan spekluasi.

Pada saat Sri Krishna datang ke bumi, Krishna benar-benar hadir di Medan Perang Kuruksetra, dan semua orang melihat Dia. Namun tidak semua orang dapat mengerti bahwa Krishna adalah Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi tetap saja, semua orang yang meninggal dunia di tengah kehadiran Krishna mencapai pembebasan penuh dari belenggu material dan dipindahkan ke dunia rohani.

Oleh karena Tuhan mutlak, tidak ada perbedaan antara nama dan wujud sejati-Nya. Di dunia material ini ada perbedaan antara wujud dan nama. Buah mangga berbeda dengan nama buah mangga itu sendiri. Orang tidak dapat mengecap rasa buah mangga hanya dengan mengucapkan kata "mangga, mangga, mangga" Namun penyembah Tuhan yang mengetahui bahwa tidak ada perbedaan antara nama dan wujud Tuhan akan mengucapkan HARE KRISHNA HARE KRISHNA KRISHNA KRISHNA HARE HARE HARE RAMA HARE RAMA RAMA RAMA HARE HARE, dan menginsafi bahwa dia selalu ditemani oleh Tuhan Sri Krishna. Krishna muncul untuk memberikan kesempatan baik kepada penyembahNya maupun kepada orang yang bukan penyembahNya untuk menginsafi tujuan tertinggi kehidupan.

Sumber : Krsna, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa,  Doa-doa para dewa, hal.40, karya A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada

RADHA MENCIPTAKAN MAYAPUR



Di dalam Ananta-samhita, dewa Siva menjelaskan kepada Parvati mengapa Srimati Radharani menciptakan Mayapur, dan HH Bhakti Purusottama Swami kembali menceritakan cerita ini dalam bukunya yang indah, The Glories & Pastime of Srimati Radharani.

Seperti halnya seekor lebah bermain di dalam sebuah lotus, Krishna sedang menikmati bersama Viraja di dalam hutan kecil Vrindavana yang menyenangkan. Radhika yang memiliki wajah-bulan, mata-kijang mendengar berita ini dari seorang sakhi dan berlari dengan tergesa-gesa untuk mencari Krishna. Melihat bahwa Radha datang, Krishna tiba-tiba menghilang dan Viraja menjadi sungai. Ketika Srimati Radharani tiba di sana Dia tidak dapat menemukan mereka. Terserap di dalam memikirkan Krishna, Radha mulai berpikir bagaimana untuk menarik perhatian Krishna jauh dari Viraja.

Radha mengumpulkan para sakhiNya di antara sungai Ganga dan Yamuna. Dia menciptakan sebuah tempat yang indah, didekorasi dengan tanaman-tanaman merambat dan pepohonan dan dipenuhi dengan lebah-lebah jantan dan betina. Kijang betina dan jantan dengan gembira menikmati begitu mereka berkeliling, dan seluruh wilayah dipenuhi dengan harum bunga melati, mallika, dan bunga malati. Tempat transcendental itu dihiasi dengan hutan-hutan tulasi dan didekorasi dengan berbagai macam belukar. Atas perintah Radha, sungai Ganga dan Yamuna, dengan air dan tepian mereka yang menyenangkan, bertindak seperti sebuah parit untuk melindungi taman. Dewa Asmara sendiri, bersama dengan waktu musim semi, selamanya tinggal di sana, dan burung-burung terus menerus menyanyikan kemujuran nama Krishna.

Radha berpakaian mengenakan kain yang berwarna-warni, kemudian mulai memainkan melodi yang indah pada sebuah seruling dengan maksud untuk menarik perhatian Krishna. Tertarik dengan melodi itu, Krishna muncul di tempat yang mempesona itu. Radha, sang penarik pikiran Krishna, melihat bahwa Krishna telah datang, menahan tanganNya dan mengalami kesenangan yang luarbiasa. Kemudian Krishna, mengerti mood Radha, berbicara dengan suara yang tersedak cinta.

‘Oh Radha yang berwajah menyenangkan, Kau adalah hidupKu. Tidak ada seorangpun yang lebih sayang kepadaKu selain DiriMu. Untuk itu Aku tidak akan meninggalkanMu. BagiKu Kau telah menciptakan tempat yang indah ini. Tinggal bersamaMu, Aku akan merubah tempat ini, mengisinya dengan sakhi yang baru dan belukar-belukar. Para penyembah akan mengagungkan tempat ini sebagai New (Nava) Vrindavana. Karena tempat ini seperti sebuah pulau (dvipa), orang bijak akan memanggilnya Navadvipa. Atas perintahKu, seluruh tempat suci akan berada di sini. Karena Kau telah menciptakan tempat ini untuk kesenanganKu, Aku akan tinggal di sini selamanya. Orang-orang yang datang ke sini dan memuja Kita pasti akan mencapai pelayanan kekal kita dalam mood para sakhi. Oh Radha tersayang, seperti Vrindavana, tempat ini sepenuhnya suci. Jika siapapun datang ke sini sekali saja, dia akan mencapai hasil dari pergi ke seluruh tempat-tempat suci. Dia dengan cepat mencapai pelayanan bhakti, yang memuaskan Kita.’

Dewa Siva menyimpulkan, “Aku telah menjelaskan padamu alasan munculnya Navadvipa. Ketika didengar oleh umat manusia, cerita ini akan menghilangkan segala dosa dan melimpahkan pelayanan bhakti. Siapapun bangun pagi-pagi dan dengan cinta kasih kepada Gaura menceritakan atau mendengar kisah penciptaan Navadvipa secara pasti akan mencapai Gauranga.”
Semoga hutan Gauda, dimana tempat tinggal tertinggi Sri Hari, yang dipenuhi dengan arus gelombang dari lautan cinta transcendental yang indah dan penuh gairah, yang dipenuhi dengan kebahagiaan kegiatan-kegiatan manis Tuhan Radhikaramana, dan yang dengan manis ditemukan oleh Sri Radha, yang dipuja oleh seluruh dunia, bersinar di hatiku.

Sabtu, 23 Juli 2011

KEGIATAN KRISHNA BERSAMA KAWAN-KAWANNYA (bagian 1)


Pada akhir usia pauganda, rambut Krishna kadang-kadang panjang sampai pinggulNya, dan kadang-kadang terurai. Pada usia ini, kedua belah bahu Krishna menjadi lebih tinggi dan lebar, dan wajahNya selalu terias dengan tanda-tanda tilaka. Apabila rambut Krishna yang indah terurai hingga menutupi bahuNya, rambut itu terlihat seperti seorang Dewi Fortuna sedang memeluk Krishna, dan pelukan ini sangat dinikmati oleh kawan-kawanNya. Subala pernah menyapa kepada Krishna sebagai berikut:

"Kesava tersayang, sorbanMu yang bulat, bunga padma pada tanganMu, garis-garis tilaka dalam bentuk tegak pada dahiMu, kesturi dedesMu dengan rasa kumkum serta segala ciri badanMu yang indah mengalahkanku pada hari ini, walaupun pada umumnya aku lebih kuat daripadaMu maupun semua kawan kita yang lain. Oleh karena kenyataan ini, aku tidak tahu bagaimana mungkin ciri-ciri badanMu bisa gagal mengalahkan rasa bangga semua gadis muda Vrindavana. Kalau aku sudah dikalahkan oleh ketampanan ini, ada peuang apa untuk orang yang secara ilmiah sangat sederhana dan mudah dipengaruhi?"

Pada usia ini, Krishna senang berbisik-bisik di telinga kawan-kawanNya, dan mata pembicaraanNya adalah cantiknya para gopi, yang sedang menunggu di hadapan mereka. Subala pernah menyapa kepada Krishna sebagai berikut:

"Krishna tersayang, Engkau lihai sekali. Engkau dapat mengerti pikiran orang lain; karena itu, aku membisikkan di telingaMu bahwa kelima gopi yang paling cantik tertarik oleh pakaianMu. Aku percaya bahwa Dewa Asmara telah mempercayai mereka dengan tugas menaklukan Engkau." Dengan kata lain, kecantikan para gopi mampu menaklukkan Krishna, padahal Krishna penakluk semua alam semesta.

Pada usia ini, Krishna pernah mengenakan pakaian persis seperti Radharani, hanya untuk bergurau dengan kawan-kawanNya. Krishna mengenakan anting emas, dan oleh karena badabNya berwarna kehitam-hitaman, Dia mengoleskan tapal kumkum di seluruh tubuhNya guna menjadi seputih Radharani. Subala heran sekali ketika melihat pakaian tersebut. Krishna bermain bersama kawan-kawanNya yang akrab kadang-kadang dengan berhantam atau bergulat dengan lengan-lengan mereka, kadang-kadang dengan main bola, dan kadang-kadang dengan main catur. Kadang-kadang mereka saling menggendong dan kadang-kadang mereka memperlihatkan keterampilan dalam memutar-mutar batang-batang kayu. Kawan-kawan Krishna para anak gembala sapi selalu menyenangkan hati Krishna dengan duduk bersama-sama pada kursi panjang atau pada ayunan, beristirahat bersama di tempat tidurNya, bercanda bersama-sama dan denga berenang di kolam. Segala kegiatan tersebut disebut anubhava......................... (bersambung)

Sumber: Lautan Manisnya Rasa Bhakti (page 436), Sri Srimad AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada.

Jumat, 22 Juli 2011

KEMAJUAN PERADABAN MATERIALISTIK


"Peradaban moderen adalah opini bahwa jika mereka dapat mengembangkan keadaan material mereka dalam hal makan, tidur, berketurunan dan membela diri, itu adalah kemajuan peradaban. Tetapi itu bukanlah kemajuan dari peradaban. Kemajuan peradaban berarti brahma-darsanam. Itulah kemajuan. Selama kita tidak sampai pada tataran pengertian bahwa kita adalah roh spiritual, aku adalah bagian dan percikan dari Roh Yang Utama (Tuhan), kita berada dalam kebodohan."

Kemajuan pandangan material atau peradaban materialistik adalah batu rintangan yang besar bagi pencapaian kemajuan spiritual. Kemajuan material itu menjerat makhluk hidup dalam ikatan badaniah beserta segala jenis kesengsaraan material. Segala kemajuan material itu disebut anartha, atau benda-benda yang tidak dibutuhkan. Ini fakta. Dengan kemajuan material masa kini, orang menggunakan pemerah bibir dengan harga puluhan ribu rupiah, dan terdapat begitu banyak benda yang tidak dibutuhkan produk dari pemikiran kehidupan material. Dengan mengalihkan perhatian kepada begitu banyak benda yang tidak dibutuhkan, tenaga manusia dirusakkan tanpa mencapai keinsafan spiritual yang merupakan kebutuhan utama kehidupan manusia. Usaha untuk pergi ke bulan adalah contoh lain terbuangnya tenaga secara sia-sia, sebab kalaupun planet bulan itu dapat dicapai, masalah-masalah hidup tetap tidak terpecahkan. Para penyembah Tuhan disebut para akincana karena mereka hampir tidak memiliki harta material. Harta benda material tersebut semua hasil tiga sifat alam material. Harta material itu mengalangi tenaga spiritual, sehingga makin sedikit kita memiliki harta hasil alam material, makin baik peluang kita untuk mencapai kemajuan spiritual.

Sumber: Penjelasan Srila Prabhupada, Srimad Bhagavatam 1.8.27

Kamis, 21 Juli 2011

NAKALNYA NARAYANA

Suatu hari dewa Shiva akan menikahi Gauri, putri Himalaya. Di pihak mempelai pria ada para dewa, resi-resi terkemuka dan pejabat lainnya. Narayana adalah tamu utama. Mempelai pria secara tradisi diterima di pintu gerbang rumah mempelai wanita oleh ibu mertuanya. Menoka, istri Himalaya, melambaikan jemarinya dan menggerakan lampu dalam lingkaran, di hadapan wajah Shiva, mempelai pria. Yang belakang berdiri dengan tenang tanpa bergerak, tidak terlalu peduli atau sadar tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Narayan, kepalaNya selalu penuh dengan ide-ide nakal, memutuskan untuk bersenang-senang dengan Shiva sebagai korbannya. Dia memanggil kendaraan-Nya Garuda untuk datang, semua ular, seperti sebuah sabuk di sekeliling kabur. Shiva tidak memiliki kain lain kecuali kulit harimau yang membelit sekeliling pinggangnya yang ditahan dengan kuat oleh seekor ular seperti sebuah sabuk. Begitu ular itu kabur, kulit harimau yang tidak karuan itu terlepas dan jatuh. Ibu mertua yang malang itu, sepenuhnya bingung, mengucapkan “Narayan, Narayan,” dan meniup lampunya. Hantu-hantu yang mengiringi Shiva dengan gembira mulai bernyanyi dan menari dalam gelap. Anda dapat melihat kecerdikan yang jahat dari semuanya, diarsiteki oleh Narayana, yang sangat kaya dalam hal-hal seperti itu.

Senin, 11 Juli 2011

Buletin Juli 2011: KISAH PERTEMPURAN ANTARA VISNU DAN SIVA


PERDEBATAN ANTARA NARADA DAN DEWA INDRA
   
    Suatu ketika ada sebuah pertempuran antara Siva dan Visnu. Tidak ada penyebab akan hal ini, itu hanya kegembiraan Narada Muni. Narada Muni suatu ketika ada di dalam pertemuan para dewa yang dipimpin Indra, dan Indra memuji Mahadeva. Dia berkata, “Siva memiliki tiga mata, dan api keluar dari mata ketiganya.” Lalu Narada Muni berkata, “Ada begitu banyak Siva, di dalam setiap alam semesta, ada sebelas Siva. Tuhanku berbeda. Ia tidak memiliki mata ketiga tetapi Dia mengetahui segalanya.“ Kemudian Indra berkata, “Tidak, tidak, tidak kau tidak tahu. Visnu memang baik, dia adalah avatara, tetapi Siva sosok yang sangat kuat.” Narada berkata “Jika demikian, mengapa tidak kau pergi dan meminta Siva untuk bertempur dengan Visnu? Maka kita akan melihat siapa yang lebih kuat.” Kemudian Indra
berpikir, “Itu akan menjadi hal yang baik untuk dilakukan,” jadi ia pergi ke Kailash, kediaman Siva. Banteng Siva, Nandi bertanya, “Apa yang kau lakukan di Kailash? Tempat ini dimaksudkan untuk orang yang bermeditasi.”
    Nandi adalah sosok yogi yang agung, dan juga seorang astrologis (peramal). Dia melihat Indra dan mengetahui akan ada masalah, jadi ia berkata, “Keluar dari Kailash. Kau adalah raja surga, jadi apa yang kau lakukan di sini?” Indra berkata, “Tidak, tidak aku hanya datang ke sini untuk darshana  kepada Siva tanpa motivasi apapun.” Nandi berkata, “Aku adalah seorang astrologis, dan aku dapat melihat di wajahmu bahwa kau telah datang ke sini untuk menciptakan masalah. Jangan memberikan masalah apapun kepada tuanku, ia dengan damai bermeditasi.” Kemudian Indra berkata, “Biarkan saya masuk Nandi.” Kemudian ia diizinkan. Ketika ia masuk, Siva sedang dalam meditasi mendalam. Indra datang ke sana dan terus menerus berdoa kepada Mahadeva, dan akhirnya Siva membuka matanya.
Siva berkata, “Indra! Mengapa kau ke sini? Tidak ada masalah yang terjadi. Aku tidak berpikir bahwa kau ke sini untuk memintaku bertarung dengan seseorang.” Indra berkata, “Aku harus katakan bahwa aku hanya mengunjungi Kailash untuk memintamu bertarung dengan seseorang, tetapi kali ini bukanlah seorang raksasa.” Mahadeva bertanya “Lalu siapakah dia?”. Indra berkata “Baik kami memiliki sedikit perdebatan”. “Diriku dan Narada. Aku berkata bahwa kau adalah yang paling kuat, tetapi Narada berkata bahwa Visnu adalah yang paling kuat.”
   
SIVA MENGUCAPKAN NAMA RAMA

Kemudian Siva berkata, “Kau lihat japa-mala yang kupegang ini? Apakah kau tahu apa yang aku lakukan dengan ini? Apakah kau tahu apa yang aku ucapkan?”. Indra menjawab “Ya, Aku dengar bahwa kau mengucapkan nama Rama”.
    Kemudian Siva berkata, “Jadi aku mengucapkan nama Rama. Kemudian kau bertanya siapa yang paling kuat. Jika aku lebih kuat dariNya, maka ia pasti mengucapkan namaku. Tetapi hal itu tidak akan pernah terjadi, aku mengucapkan namaNya.” Indra berkata, “Itu benar, itulah pernyataan Purana, tetapi aku ingin melihatnya.” Siva berkata, “mengapa kau ingin melihatnya? aku beritahu kau, Dia adalah yang paling kuat dan semua kekuatan berasal dariNya. Aku hanya menghancurkan alam semesta ini, itulah semua kekuatan yang aku punya.” Lalu Indra berkata, “Meskipun kau mengatakan hal ini, aku tidak mempercayainya” Siva berkata, “Mengapa kau tidak mempercayainya?” Dan Indra berkata “Karena kau begitu kuat bahkan kau dapat membakar benteng yang sedang terbang di angkasa.” Kemudian Siva berkata, “Aku tahu apa yang kau cari sebenarnya. Kau ingin memiliki sebuah pertunjukan. Baik, kau pergilah ke Visvakarma dan minta kepadanya untuk membuatkan busur untukku. Aku seorang babaji, tetapi kau memintaku untuk bertarung. Jadi setidaknya berikan aku senjata.”
    Lalu Visvakarma menggunakan kekuatan mistiknya dan membuat sebuah busur. Busur ini sangat besar bahwa 300 orang harus membawanya. Sebenarnya itu ada di dalam sebuah kereta. Kereta itu memiliki begitu banyak roda, dan 300 orang harus mendorongnya untuk bergerak satu inci, dan kemudian mereka harus beristirahat untuk setengah jam. Jadi inilah ukuran busur itu. Busur Itu juga tidak bertali, talinya terpisah.
    Lalu busur itu di bawa ke hadapan Siva. “Ini adalah sebuah busur yang baik,” Siva berkata dan mengangkatnya. Ketika ia mengangkatnya semua dewa pingsan. Itu adalah sebuah busur yang besar dan Siva mengangkatnya dengan sangat mudah. Kemudian Indra berkata, “Lihat? Aku katakan padamu, ia sangat kuat. Jangan berpikir ia hanya seorang babaji yang bermeditasi. Ia memiliki begitu banyak kekuatan.” Siva kemudian memasang talinya dan berkata, “Baiklah, aku siap.”

BRAHMA MENEMUI SRI VISNU

    Kemudian Indra pergi kepada Brahma dan bertanya, “Mohon minta dan bawalah Sri Visnu untuk sebuah pertempuran.” Jadi Brahma pergi ke lautan susu dan bermeditasi.

  Visnu sedang duduk di sana di Svetadvipa, dan ia berkata kepada Laksmi, “Aku berpikir apa yang menyebabkan Brahma datang memanggil untuk saat ini?” Laksmi berkata, “Mungkin ada beberapa raksasa di sana.” Sri Visnu berkata, “Bagaimana raksasa dapat datang tanpa sepengetahuanKu? Tidak ada raksasa di sana,”.Laksmi berkata “Maka Kau pasti juga mengetahui mengapa ia memanggil Anda?” Sri Visnu menjawab, “Ya, Aku tahu. Ia ingin memintaKu untuk bertarung melawan Siva.” “Oh”, Laksmi berkata. “Aku ingin melihatnya.” Sri Visnu berkata, “Maka baiklah Aku harus melakukannya”. Kemudian Dia bangun dari tempat dudukNya dan datang ke sisi lain dari Lautan susu. Dia berkata, “Baiklah Brahma, Aku siap.” Dan kemudian Indra berkata, “Tetapi ada satu syarat, Anda jangan membawa busur apapun atau benda apapun dari dunia rohaniMu. Kami akan memberiMu sesuatu dari dunia ini. Kalau tidak Anda akan mengalahkannya dengan mudah, kami tahu itu. Kami ingin pertempuran secara lansung berhadap-hadapan.”
    Jadi Visvakarma membuat busur lainnya. Busur Siva disebut Mahesh-chappa, dan busur Visnu disebut Visnu-chappa. Keduanya dibuat oleh Visvakarma dan mempunyai kekuatan yang setara. Keduanya persis sama. Keduanya adalah kopian. Jadi Visnu datang dan berkata, “Tidak masalah Aku akan membawanya.” Lalu Dia membawa busur itu, dan Dia datang dan mengangkatnya. Ketika Dia mengangkat busur itu, karena Dia memiliki seorang rekan kekalNya yang disebut Sarnga, yang merupakan busurNya yang kekal, dan ketika Visnu menyentuh busur apapun Sarnga akan datang ke dalam sana dan busur itu menjadi Sarnga-dhanu. Dia mengambil busur itu dan Sarnga masuk. Tidak ada yang dapat melihat hal ini.

PERTEMPURAN VISNU DAN SIVA

    Kemudian Sri Visnu datang dan Siva ada di sana, dan begitu Visnu ada dalam pandangan Mahesha, Siva mempersembahkan sembah sujudnya dan menepuk tangannya, berguling di lantai dalam kebahagiaan yang besar. Indra berkata, “Apa yang terjadi?” Ia berpaling kepada Narada Muni dan berkata, “Pergi dan katakan padanya untuk menghentikan pelayanannya itu dan mulai bertempur!” Narada Muni pergi kepada Siva dan berkata, “Anda telah lupa bahwa seharusnya ada pertempuran. Anda telah berserah diri.” Kemudian Mahesa berkata kepada Visnu, “Mohon, berikan karunia kapadaku sehingga aku dapat bertarung dengan Anda.” Visnu memberikan karunia kepadanya, “Baiklah. Kau dapat bertarung melawanKu.” Jadi mereka bertempur, bertempur, bertempur dan itu berlangsung untuk waktu yang lama.
    Akhirnya Siva meletakkan busurnya dan lari dari medan perang, dan segala jenis astra (senjata rohani) keluar dari busur Sarnga, dan Siva lari menjauh. Dia berlari, dan ia berteriak kepada Indra, “Aku telah katakan kepadamu! aku telah katakan kepadamu! sekarang aku dalam masalah!” Tentu saja Visnu tidak marah, Dia hanya tersenyum. Tetapi kemudian semua dewa berdoa kepada Visnu, “Mohon hentikan peperangan. Kami membutuhkan Siva.” Jadi perang itu pun telah selesai, dan Siva telah terselamatkan.
    Visnu mengambil busurNya dan memberikan kepada seorang resi bernama Rcika. Rcika memberikan busur itu kepada Jamadagni, resi agung lainnya. Jamadagni adalah ayah dari Parasurama, jadi busur Visnu itu akhirnya datang kepada Parasurama. Parasurama sedang memegang busur ini. Tentu, dia tidak membutuhkan ini, sebab ia memiliki kampaknya yang mana kemudian ia gunakan untuk membunuh ksatriya dua puluh satu kali. Dan busur milik Siva diberikan kepada salah satu Janaka.
    Jadi busur Siva inilah yang nantinya akan diangkat dan dipatahkan oleh Sri Rama dalam sayembara pengangkatan busur untuk mendapatkan dewi Sita. Dan Rama tidak berbeda dengan Visnu Sendiri.

KEDUDUKAN SIVA YANG SEBENARNYA

    Di dalam kesusastraan Veda dewa Brahma berdoa kepada Krishna, yang menjelaskan  tentang kedudukan Siva yang sebenarnya,
Śrī Brahma-samhitā 5.45

ksīram yathā dadhi vikāra-viśesa-yogāt
sañjāyate na hi tatah prthag asti hetoh
yah śambhutām api tathā samupaiti kāryād
govindam ādi-purusam tam aham bhajāmi

“Seperti halnya susu berubah bentuk menjadi yogurt (kental) dengan pemberian asam, tetapi tetap efek dari yogurt tidak memiliki bentuk yang sama ataupun berbeda dari sumbernya yaitu susu, aku mempersembahkan sembah sujudku kepada Sri Govinda yang dariNya-lah kedudukan Sambhu (nama lain Siva)  sebagai sebuah perubahan wujud-Nya untuk pelaksanaan tugas peleburan.”
Hubungan antara Visnu dan Siva dibandingkan dengan hubungan antara susu dan yogurt. Susu dapat diubah menjadi yogurt dengan penambahan bahan tertentu, tetapi meskipun susu dan yogurt memiliki kandungan yang sama, mereka memiliki fungsi yang berbeda. Begitu juga, Siva adalah perluasan dari Sri Visnu, tetapi oleh karena Siva mengambil bagian dalam peleburan dari menisfestasi alam semesta, ia dianggap perubahan bentuk Visnu, seperti susu berubah menjadi Yogurt. Tetapi Yogurt tidak bisa berubah menjadi susu, meskipun Siva berasal dari Visnu, Siva tidak bisa menjadi Visnu, karena Kedudukan Siva berada di bawah Visnu, tetapi pada saat yang sama Siva tidak berbeda dengan Visnu, filsafat acintya-bhedabheda-tattva.

Seperti dapat dilihat dari kisah tersebut dimana Siva mengatakan kepada Indra bahwa dirinya mengucapkan nama Rama dengan menggunakan japa-malanya, begitu juga di dalam Padma Purana, Uttara Khanda Siva menjelaskan kepada istrinya Durga, “Saya mengucapkan nama suci Rama, Rama, Rama, dengan demikian saya menikmati keindahan suara ini. Nama suci Ramachandra ini setara dengan seribu nama-nama Visnu.”
 harer näma harer näma
harer nämaiva kevalam
kalau nästy eva nästy eva
nästy eva gatir anyathä
 “Di zaman Kali sekarang ini tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk keinsafan diri selain mengucapkan nama suci Sri Hari (Visnu), mengucapkan nama suci Hari, mengucapkan nama suci Hari.”
    Karena pentingnya proses ini, tiga kali sloka Upanisad di atas menekankan bahwa cara mengucapkan nama suci Hari adalah satu-satunya cara untuk keinsafan diri di zaman ini. Bahkan Siva sendiri mengucapkan nama suci tersebut.
    Jadi jangan ragu lagi ucapkanlah :
hare krishna hare krishna
krishna krishna hare hare
hare rama hare rama
rama rama hare hare

dan berbahagialah...

Minggu, 10 Juli 2011

MASYARAKAT YANG BEBAS DARI RASA IRI


Śrīmad Bhāgavatam Sloka 4.8.34

gunādhikān mudam lipsed
anukrośam gunādhamāt
maitrīm samānād anvicchen
na tāpair abhibhūyate

"Semua orang harus bertindak dengan cara seperti ini: apabila ia bertemu dengan orang yang lebih berkualifikasi daripada dirinya, ia hendaknya merasa senang; apabila ia bertemu dengan orang yang kurang berkualifikasi daripada dirinya, ia harus menaruh rasa belas kasihan kepadanya; dan apabila ia bertemu dengan orang yang sederajat dengannya, ia harus menjalin persahabatan dengannya. Dengan cara demikian ia tidak akan pernah dipengaruhi oleh tiga jenis kesengsaraan dunia material."

Penjelasan Srila Prabhupada: 
Pada umumnya apabila kita melihat orang yang lebih berkualifikasi daripada diri kita, kita merasa iri kepadanya; bila kita melihat orang yang kurang berkualifikasi, kita akan menghina orang itu; dan ketika kita bertemu dengan orang yang sederajat dengan kita, kita sangat membangga-banggakan kegiatan-kegiatan kita. Ini adalah penyebab dari segala kesengsaraan material. Oleh karena itu resi yang mulia Narada menasehati agar seorang penyembah bertindak secara sempurna. Daripada merasa iri kepada orang yang berkualifikasi, orang sebaiknya merasa senang menerima dia. Daripada menindas orang yang kurang bekualifikasi, orang sebaiknya merasa belas kasihan kepadanya untuk mengangkatnya sampai taraf yang semestinya. Dan bila orang bertemu dengan orang yang setaraf dengannya, daripada membangga-banggakan kegiatan-kegiatannya di hadapan orang itu, lebih baik ia bersahabat dengannya. Orang juga harus memiliki rasa belas kasihan kepada masyarakat pada umumnya, yang sedang menderita akibat melupakan Krishna. Tata krama yang penting ini akan membuat orang berbahagia di dunia material ini.

Masyarakat Yang Bebas Dari Rasa Iri

Inilah kesadaran Krishna. Srila Prabhupada membentuk masyarakat kesadaran Krishna ini karena mereka yang ikut dalam perkumpulan ini, mereka yang akan menjadi anggota dari perkumpulan ini harus mengembangkan kesadaran Krishna yang lengkap. Di sini orang diberikan kesempatan untuk mengembangkan kesadaran Krishna yang lengkap dan untuk melihat Krishna di mana-mana, yo mam pasyati sarvatra sarvam ca mayi pasyati.....(Bhagavad-gita 6.30).
Inilah tujuannya. Ini adalah kata-kata Prabhupada. Prabhupada telah menulis dalam bukunya, "Gerakan kesadaran Krishna bertujuan untuk menciptakan suatu atmosfer yang bebas dari rasa iri. Tentu saja tidak mungkin bagi setiap orang untuk menjadi sadar akan Krishna, tetapi gerakan kesadaran Krishna mampu menciptakan sebuah masyarakat teladan di mana di dalamnya tidak ada rasa iri."

Di manakah ada soal rasa iri dalam masyarakat yang telah dibentuk oleh Srila Prabhupada ini? Jika tujuan ini gagal dicapai, maka bagaimana Srila Prabhupada akan merasa puas? Ini adalah unsur yang paling penting. Jadi di sini dinyatakan, "Pada umumnya ketika kita bertemu dnegan seseorang yang lebih berkualifikasi, kita merasa iri kepadanya." Inilah sifat orang-orang pada umumnya yang bukan Vaisnava - avaisnava. Mereka menjadi iri ketika mereka melihat orang yang lebih berkualifikasi dari diri mereka. Akan tetapi seorang Vaisnava yang sadar akan Krishna sepenuhnya, tidak akan pernah merasa iri. Daripada merasa iri kepada orang yang lebih berkualifikasi lebih baik ia menerimanya dengan senang hati. Krsna-prema krsna bhakte maitri-acarana. Orang yang mengembangkan krsna-prema, mengembangkan persahabatan dengan para Vaisnava, para krsna-bhakta dan orang yang melihat orang yang lebih berkualifikasi dari dirinya, seorang Vaisnava yang lebih berkualifikasi dari dirinya, ia merasa senang. Ia sama sekali tidak merasa iri. Itulah Vasinava yang sejati, Vaisnava yang murni. Inilah tujuan Srila Prabhupada membentuk masyarakat kesadaran Krishna ini. Inilah tujuannya. Oleh karena itu Srila Prabhupada menyatakan, "Gerakan kesadaran Krishna bisa menciptakan sebuah masyarakat teladan yang di dalamnya sama sekali tidak ada rasa iri."

Mana mungkin ada rasa iri jika kamu melihat Krishna? Di sini Srila Prabhupada menyatakan dalam baris penutup dari penjelasannya, "Orang juga harus memiliki rasa belas kasihan kepada orang-orang pada umumnya yang sedang menderita akibat melupakan Krishna." Siapakah yang merasa belas kasihan kepada orang-orang pada umumnya? Siapa? Orang yang sadar akan Krishna sepenuhnya, orang yang melihat Krishna di mana-mana, hanya dia yang memiliki rasa belas kasihan! Jika tidak demikian bagaimana ia bisa memiliki rasa belas kasihan? "Oh, orang ini sedang menderita. Mengapa ia menderita? Ia adalah Jiva-jiva Krishna. Para Jiva sedang menderita. Mengapa? Jiva-jiva Krishna sedang menderita karena mereka telah melupakan kesadaran Krishna." Orang yang melihat hubungan jiva itu dengan Krishna mellihat hal ini dan ia merasa kasihan. Jika tidak demikian bagaimana ia bisa merasa belas kasihan? Tidak akan ada soal rasa belas kasihan sama sekali. Inilah yang paling penting. Hanya Vaisnava seperti itu yang melihat Krishna di mana-mana, orang yang sadar akan Krishna sepenuhnya, dialah yang sungguh-sungguh merasa belas kasihan. Seorang Vaisnava yang melihat Krishna di mana-mana, yang memiliki Krishna-sambandha dan yang hatinya terenyuh  melihat penderitaan para jiva di sini, ia tidak akan bisa duduk dengan nyaman. Ia akan keluar untuk mengajarkan ilmu pengetahuan kesadaran Krishna. Ia berpikir, "Semoga semua orang menjadi sadar akan Krishna dan semoga mereka berbahagia." Setiap manusia harus bertindak seperti ini sehingga tidak akan ada lagi kesengsaraan sama sekali. Maka dunia ini akan berubah menjadi Vaikuntha-jagat.

Sumber: Buku "trnad api sunicena" oleh Sri Srimad Gour Govinda Swami Maharaja Gurudeva.

Jumat, 08 Juli 2011

KISAH DEWA INDRA MENJADI BABI


Ada sebuah cerita di dalam Upanisad. Suatu hari Indra, raja surga tidak menghormati Brihaspatideva, guru kerohanian para dewa. Karena itu Brihaspati mengutuknya dengan berkata, "Kamu, jadilah seekor babi!! Sebelumnya ia adalah Indra tetapi ia menjadi seekor babi yang makan kotoran, karena ia tidak menghormati Brihaspati, guru kerohaniannya.

Dengan melakukan tindakan yang salah seperti itu ia menjadi seekor babi, makan tinja (kotoran), dan menjadi lupa sepenuhnya bahwa sebelumnya ia adalah Indra, raja para dewa. Ia menjadi lupa sepenuhnya. Kini ia berada di tengah-tengah tumpukan tinja, memakan dan menikmati kotoran itu.

Ia memiliki seorang istri, seekor babi betina yang menghasilkan ratusan anak. Mereka semua makan tinja. Ia melewatkan ratusan tahun dalam keadaan seperti itu - tidak pernah sekalipun berpikir bahwa ia sebelumnya pernah menjadi Indra. Jadi Brahma merasa kasihan kepadanya. "Wah, bajingan ini benar-benar telah lupa bahwa ia sebelumnya adalah Indra." Lalu Brahma turun dan bertanya kepada si babi, "Apa yang sedang kamu lakukan? Dulu kamu adalah Indra, raja para dewa, minum minuman kekekalan (nektar). Sekarang kamu makan tinja? Kamu telah melupakan segalanya? Tidakkah kamu ingat?"

Walaupun ia berulangkali mengingatkannya, Indra tidak mendengarkan Brahma. Kata-kata Brahma tidak bisa masuk ke telinganya. Mengapa? Telinga siapakah yang dimasuki oleh Hari-katha, Krishna-katha ini? Kita sedang membicarakan Krishna-katha, Bhagavat-katha, bukan urusan politik, raja-nithi-katha, gramya-katha. Krishna-katha ini begitu manis, bagaikan minuman kekekalan. Apakah kamu meminumnya? Bagaimana caranya kamu meminumnya? Melalui mulutkah? Minuman kekekalan ini harus diminum melalui telinga! Karna-pute pibanti - Minumlah minuman kekekalan yang manis, Krishna-katha, Bhagavat-katha ini melalui telinga. Dan ke dalam telinga siapakah Hari-katha, Krishna-katha ini masuk? Berapa orangkah yang telah datang ke sini? Kamu bisa menghitungnya satu, dua, tiga, empat. Ada begitu banyak orang, mengapa mereka tidak mau datang ke sini? Mengapa katha ini tidak memasuki telinga mereka? Karena mereka mengembangkan keterikatan yang begitu kuat terhadap badan ini dan hubungan-hubungan badaniah, keterikatan terhadap dunia material dan objek kenikmatan indria. Oleh karena itulah Krishna-katha tidak akan pernah memasuki telinga mereka.

Brahma mengetahuinya karena ia adalah seorang mahajana. Ia mengerti, "Ia tidak mendengar kata-kataku karena ia begitu terikat dengan hubungan-hubungan badaniahnya, begitu terikat dengan istrinya, anak-anak dan makanannya, yaitu tinja. Jadi jika keterikatan itu tidak diputuskan maka ia tidak akan mau mendengarkanku." Oleh karena itu, pertama-tama Brahma membunuh ratusan anak-anaknya. Ketika Brahma membunuh mereka, Indra (babi) menjadi marah dan menguak. Dengan menunjukan taringnya ia berlari menyerang Brahma. Brahma berkata, "Apa yang kamu lakukan? Kamu dulu adalah Indra, raja surga. Mengapa kamu di sini makan kotoran? Aku datang ke sini untuk mengingatkanmu." Tetapi Indra tetap menguak dan berlari menyerang Brahma. Apa yang bisa ia lakukan, Brahma adalah seorang kepribadian yang begitu perkasa, ia tetap tidak mau mendengar Brahma, yang melihat bahwa keterikatannya belum putus sepenuhnya. Anak-anaknya telah terbunuh, tetapi ia berpikir bahwa istrinya, si babi betina, bisa menghasilkan anak-anak lagi. Jadi ada keterikatan di sana. Ketika Brahma membunuh istrinya, ia melihat, "Oh, anak-anakku telah terbunuh dan istriku kini telah mati. Tidak ada seorangpun di sini sekarang."

Kemudian ia bertanya kepada Brahma, "Apa yang anda katakan tadi?"
Brahma berkata, "Dulu kamu adalah Indra, raja surga. Karena inilah aku datang ke sini untuk mengingatkanmu, kamu telah lupa diri."
Indra berkata "Jadi anda ingin agar saya pergi ke sana?"
Brahma menjadwab "Oh, ya."
Indra kembali bertanya, "Apakah ada tinja (kotoran) di sana? Apakah ada babi betina di sana? Kalau ada baru aku mau ke sana!"

Begitu terikatnya kamu lihat. Apa artinya tinja? Ada amrta di sana, ada minuman kekekalan yang begitu manis di sana. Mengapa kamu berbicara kotoran? Apalagi seekor babi betina, ada gadis-gadis surga yang sangat cantik di sana seperti Menaka, Urvasi, dan Sacidevi, permaisuri Indra sendiri. Mengapa kamu menginginkan babi betina, sesuatu yang begitu kotor?

Kamu lihat, keterikatan yang begitu kuat. Selama keterikatan material belum putus, tidak akan ada seorangpun yang mau mendengar Krishna-katha. Ketika saat itu datang, ketika keterikatan itu berakhir, mereka akan datang untuk mendapatkan sadhu-sanga untuk mendengarkan Krishna-katha. Jika tidak demikian, tidak akan ada orang yang mau mendengarnya.

Itulah ceritanya. Sebelumnya ia adalah Indra, lalu ia melakukan karma seperti itu sehingga ia menjadi seekor babi. Sekarang kamu adalah seorang manusia, tetapi jika kamu tidak mau mengembangkan kesadaran Krishna, jika kamu tetap berada dalam kesadaran binatang ini dan mengejar makan, tidur, berketurunan dan membela diri, maka kamu akan menjadi babi, anjing, serangga, burung atau binatang buas. Siapa yang tahu akan menjadi apa anda pada kelahiran selanjutnya nanti?
Jadi inilah ajarannya di sini. Kamu harus mengerti bahwa seluruh kegiatanmu harus dilakukan untuk memuaskan yajna-purusa, Bhagavan, Visnu, atau Krishna. Tidak ada sesuatupun yang dilakukan demi kenikmatanmu sendiri, jika tidak demikian maka sekali lagi kamu akan menjadi babi atau binatang buas. Kelahiranmu akan ditentukan sebagaimana mestinya.

Sumber: Lecture oleh Sri Srimad Gour Govinda Swami Maharaja

Rabu, 06 Juli 2011

KISAH SATI SAVITRI

Cerita pendek Srila Prabhupada
Untuk keberadaan kekal, anda harus menerima Krishna-devatah, Krishna sebagai objek pemujaan. Krishna adalah kekal, dan jika anda menentukan pelayanan anda kepada Krishna, maka Krishna akan menerima anda sebagai pelayan. Secara alami, anda menjadi kekal.

Ada sebuah cerita menarik berhubungan dengan hal ini. Bukan hanya cerita, ini adalah fakta. Savitri-Satyavan. Cerita ini disebutkan di dalam sastra untuk memberikan kita pelajaran. Savitri adalah seorang wanita suci yang setia. Di India, bagi seorang wanita, untuk menjadi sangat suci dan setia kepada suami, mereka menjalankan upacara ritual untuk memuja Dewi Savitri-Satyavan. Jadi Savitri jatuh cinta dengan seorang pemuda yang ditakdirkan meninggal disaat tanggal pernikahannya, tetapi tetap, wanita itu menikahinya. Dia tahu bahwa “begitu saya menikah, dihari yang sama, suamiku akan meninggal.” Jadi dia memohon kepada Yamaraja (dewa kematian). Setelah meninggal. Sang suami meninggal, tetapi ia memohon kepada Yamaraja dengan sangat, sehingga Yamaraja bersedia untuk memberikan wanita itu beberapa karunia.
Lalu, Yamaraja berkata:

Yamaraja    : “Karunia apa yang kau inginkan?”
Savitri         : “Sebagai seorang wanita, aku berharap bahwa aku bisa mendapatkan putraku, dari diriku.”
Yamaraja    : “Baiklah, kau akan mendapatkan seorang putra.”
Savitri         : “Tetapi, jika kau membawa suamiku, bagaimana aku bisa mendapatkan putraku?”

Jadi sang suami dibuat kembali hidup. Jadi secara tidak langsung, jika anda benar-benar menginginkan untuk menjadi kekal penuh kebahagiaan, terima Krishna-devatah. Krishna sebagai objek pemujaan, maka tidak diperlukan untuk berdoa “Buatlah saya kekal”. Tidak. Jika anda menerima Krishna-devatah, maka secara otomatis, seperti halnya karunia dalam cerita di atas, “Ya, ya, kau akan mendapatkan anak.” Secara otomatis suami wanita itu dihidupkan kembali.

Krishna adalah teman yang baik. Beliau begitu baik hati bahkan kepada musuh Beliau memberikan karunia terbaik. Contoh lainnya adalah Putana. Putana datang untuk membunuh Krishna, mengolesi racun di payudaranya. Tetapi Krishna memberikannya kedudukan pada tataran seorang ibu. Krishna sangat berterima kasih bahwa, “Raksasa ini mungkin datang pada-Ku untuk meracuni-Ku, tetapi aku telah mendapatkan susu darinya. Untuk itu ia harus diberikan kedudukan sebagai ibu-Ku.”

Krishna begitu berterima kasih. Jika anda memberikan pelayanan kecil kepada Krishna dengan tulus hati, Krishna tidak akan pernah melupakan anda. Dan Beliau begitu kuat sekali. Jika Krishna menjadi teman anda dan Krishna mengingat anda, lalu apa yang anda inginkan lagi? Bayangkanlah. Maka di sini dikatakan Krishna-devatah. Mantapkan pikiran anda dalam Krishna dan anda akan menjadi bahagia.

Sabtu, 02 Juli 2011

RATHA YATRA (BAGIAN 1)


Makna Rahasia di Balik Ratha-yatra

Oleh: Srila Gour Govinda Swami Maharaj, 11 Juli 1994, Bhubaneswara

Terjadi banyak kesalahpahaman mengenai Sri Jagannath dan Ratha-yatra. Hendaknya kita mengerti tattva yang diuraikan oleh Mahaprabhu, yang dimanifestasikan oleh Mahaprabhu, sebab Mahaprabhu adalah otoritas tertinggi. Siapa itu Jagannath? Tidak ada perbedaan antara Mahaprabhu, Krishna dan Jagannath: “sei Krishna, sei gaura, sei jagannath”. Orang umum tidak mengerti. Mereka menciptakan banyak spekulasi.
Mereka bangga akan pendidikan, kecerdasan dan pengetahuannya. Tapi, orang tidak dapat mengerti Tuhan Yang Maha Esa tanpa karunia Tuhan. Itulah satu-satunya hal yang dibutuhkan. Dan mereka tidak mendengarkan dari seorang sadhu, guru, vaisnava, yang tanpa bantuan mereka tidak ada seorang pun yang bisa mengerti. Hanya seorang penyembah tercinta Jagannath, Krishna dan Mahaprabhu yang akan mengerti. Mahaprabhu adalah seorang acarya. Mahaprabhu datang sebagai seorang acarya, sadhu-guru, dan Dia telah menjelaskan tattva di balik Ratha-yatra. Tidaklah mudah untuk memahaminya—paramo nirmatsaranam satam vedyam.Srimad-Bhagavatam menyebutkan tentang siapa-siapa yang bisa mengerti—yang lainnya barangkali mendengarkan, namun mereka tidak bisa mengerti. Pengertian itu tidak akan memasuki telinga mereka. Saya akan menjelaskan sejarah dan tattva Ratha-yatra berdasarkan bagaimana Mahaprabhu mengungkapnya.

Kemunculan Jagannath
Skanda Purana adalah Purana terbesar di antara delapanbelas Purana. Ada satu khanda yang bernama Utkal-khanda. Di dalam Utkal-khanda kita menemukan segalanya tentang Sri Jagannath dan Purusottama-ksetra, yang juga dikenal sebagai Jagannath-ksetra. Vyasadeva-lah yang menyusunnya. Dalam Skanda Purana Sri Jagannath menyampaikan kepada Maharaj Indrayumna, “Wahai raja, Aku muncul pada hari bulan penuh (purnama) pada bulan Jyestha.” Ini adalah hari saat kita melaksanakan Snana Purnima—upacara memandikan Sri Jagannath. Itu terjadi pada manvantara Svayambhuva, pada bagian pertama Satya-yuga. Sri Jagannath bersabda, “Aku muncul, karena puas dengan pelaksanaan yajnya dan bhakti.” Inilah hari kelahiran Jagannath-deva. Jadi, setiap tahun pada hari tersebut upacara memandikan Jagannath hendaknya diselenggarakan—itulah perintah Sri Jagannath kepada Maharaj Indrayumna. Maharaj Indrayumna adalah seorang penyembah yang agung. Beliau menyelenggarakan seribu korban suci kuda. Karena puas terhadap penyembah-Nya dan yajnya yang dilakukan Maharaj Indrayumna, Sri Jagannath muncul pada bagian kedua manvantara Svayambhuva dan Brahma menyetanakan Arca di kuil.

Sejarah Purba
Jika Anda menghitung periode ini maka Anda akan menemukan tanggal dimulainya pembangunan kuil Jagannath, kapan kuil diresmikan dan kapan Arca disetanakan di simhasana Mereka. Ini terjadi limabelas crore dan tigapuluh empat lakh (153.400.000) tahun silam. Ini menurut otoritas Skanda Purana. Ratha-yatra dimulai pada masa Svarocisa Manu. Terdapat empatbelas Manu dalam satu hari Brahma. Periode pemerintahan mereka disebut manvantara. Manvantara Vaivasvata sedang berjalan saat ini. Svayambhuva adalah Manu pertama, kemudian Svarocisa, dilanjutkan oleh Uttama, Tamasa, Raivata, dan Caksusa. Saat ini sedang berjalan pemerintahan Vaivasvata Manu. Berikutnya akan tiba Savarni, Daksa-savarni, Brahma-savarni, Dharma-savarni, Deva-savarni, Indra-Savarni. Secara keseluruhan empatbelas Manu. Svarocisa Manu adalah Manu kedua dan menurut Skanda Purana Ratha-yatra dimulai saat pemerintahannya. Itu adalah pada Satya-yuga, dan Ratha-yatra terus berlanjut sampai sekarang. Disebutkan bahwa ini akan berlanjut sampai akhir periode parardha [setengah] Brahma. Usia Brahma seratus tahun. Jadi, Ratha-yatra akan terus ada selama setengah usia beliau.

Uraian Veda
Kata ratha ini ditemukan dalam kitab-kitab Veda. Di dalam kitab-kitab Upanisad disebutkan:

atmanam rathinam viddhi    sariram ratham eva ca
buddhim tu sarathim viddhi    manah pragraham eva ca

"Sang jiva atau roh bagaikan seseorang yang duduk di atas sebuah ratha atau kereta, badan adalah kereta itu sendiri, kecerdasan adalah kusir dan pikiran adalah tali kekang."

inidriyani hayan ahur    visayams tesu gocaran
atmendriya-mano-yuktam    bhoktety ahur manisinah

"Orang bijak mengenal indera-indera sebagai kuda-kuda ratha ini dan obyek-obyek indera adalah jalan yang mereka lintasi. Sang roh diikat pada indera-indera oleh pikiran, mengalami kebahagiaan dan kesedihan."

yas tvavijnanavan bhavati    ayuktena manasa sada
tasyendriyany avasyani    dustasva iva saratheh

"Orang yang tidak mampu membedakan bagaikan orang yang telah kehilangan tali kekang; indera-inderanya tak terkendali, bagaikan kuda-kuda liar sang kusir."

yas tu vijnanavan bhavati    yuktena manasa sada
tasyendriyany avasyani    sad-asva iva saratheh


"Tetapi orang yang memiliki kebijaksanaan sebagai hasil dari pengalaman, yang pikirannya senantiasa memegang tali kekang, telah menundukkan indera-inderanya bagaikan kuda-kuda terlatih milik sang kusir."

vijnana-sarathir yas tu    manah pragrahavan narah
so dhvanah param apnoti  tad-visnoh paramam padam

 "Bagi orang yang menjadikan pengetahuan keinsafan tentang Yang Mutlak sebagai kusirnya dan yang mengendalikan pikirannya, ia sampai di ujung jalan ikatan material dan mencapai tujuan tertinggi—kediaman Sri Visnu, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa."

Kita dapat melihat bahwa kata “ratha” ini sudah sangat tua usianya, karena dapat kita temukan dalam kitab-kitab Upanisad, yang merupakan bagian tertinggi dari kitab-kitab Veda. Badan ini adalah sebuah ratha atau kereta. Atma—sang roh—adalah rathi—penumpang yang duduk di atas ratha. Ia adalah pemilik ratha. Buddhi, kecerdasan, adalah sarathi, kusir kereta. Pikiran adalah tali kekang yang terikat pada kuda-kuda, dan indera-indera adalah kuda-kuda tersebut. Orang yang mengendarai kereta kuda memasang penutup mata pada kedua sisi mata kuda-kudanya. Mengapa? Dengan cara ini maka kuda-kuda tersebut tidak akan melihat ke sana-kemari. Mereka akan melihat lurus ke depan. Kusir memegang tali kekang dengan erat. Indera-indera adalah kuda tersebut. Dan obyek-obyek kenikmatan indera adalah: sabda, sparsa, rupa, rasa, gandha—suara, sentuhan, wujud, rasa, dan bau. Obyek-obyek ini akan menyeret kereta dan kusirnya. Mata akan menyeret ke arah wujud yang indah, telinga akan menyeret ke arah suara yang merdu, dan hidung akan menyeret ke arah aroma yang enak. Lalu bagaimana keadaan ratha ini? Ia akan diseret ke sana-kemari. Kusir kereta, yaitu kecerdasan, harus sangat ahli. Kecerdasan murni datang dari Krishna. Apabila pikiran Anda mantap pada kaki-padma Krishna, maka Anda akan memiliki kecerdasan yang murni. Maka itu akan menjadi kusir kereta yang ahli. Ia akan memegang tali kekang dengan erat, sehingga kuda-kuda tidak bisa pergi ke sana-kemari. Ia tidak akan membiarkan kuda-kuda melihat obyek-obyek kenikmatan indera. Hanya akan melihat wujud mahatampan Krishna, man mana bhava. Pikiran yang terkendali artinya pikiran yang mantap di kaki-padma Bhagavan Visnu, atau Krishna. Maka indera-indera yang kedudukannya lebih rendah, kuda-kuda tersebut, akan terkendalikan. Kuda-kuda tersebut berada di bawah kendali kusir. Vijnana-sarathir yas tu manah pragrahavan—apabila pikiran sudah terkendali, maka indera-indera terkendali. Jadi, dhvanah param apnoti tad-visnoh paramam padam—maka kereta akan berjalan tenang dan tujuannya adalah kediaman tertinggi Sri Visnu. Apabila kuda-kuda itu sangat liar dan sarathi Anda tidak ahli, jika ia tidak mampu memegang erat tali kekang, jika ia tidak memasang penutup mata pada kuda-kuda tersebut—maka kuda-kuda itu akan melihat ke segala arah dan menyeret kereta ke sana-kemari. Maka Anda tidak akan sampai di tujuan. Jadi, kata ratha ini bukan kata baru. Kata ini adalah kata yang sangat purba di dalam kitab-kitab Veda..........................(BERSAMBUNG)

Sumber: Catatan facebook Uddhava Das pada 22 Juni 2011 "Makna rahasia Dibalik Ratha Yatra Sri Jagannath"

MENGENDALIKAN PIKIRAN

Bhagavad-gītā Sloka 6.35

śrī-bhagavān uvāca
asamśayam mahā-bāho
mano durnigraham calam
abhyāsena tu kaunteya
vairāgyena ca grhyate

"Sri Krishna bersabda: Wahai putera Kunti yang berlengan perkasa, tentu saja sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini dimungkinkan dengan latihan yang cocok dan ketidakterikatan."

Penjelasan Srila Prabhupada: Kesulitan mengendalikan pikiran yang keras sebagaimana diungkapkan oleh Arjuna, diakui oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi pada waktu yang sama, Beliau menganjurkan bahwa dengan latihan dan ketidakterikatan pikiran dapat dikendalikan. Apa latihan itu? Zaman sekarang tidak ada seorangpun yang dapat mengikuti aturan dan peraturan yang ketat utuk menempatkan dirinya di tempat yang suci, memusatkan pikiran pada Roh Yang Utama, mengendalikan indria-indria dan pikiran, berpantang hubungan suami istri, tinggal sendirian dan sebagainya. Akan tetapi dengan latihan kesadaran Krishna seseorang menjadi sibuk dalam sembilan proses bhakti kepada Tuhan. Kesibukan yang pertama yang paling penting di antara kesibukan-kesibukan dalam bhakti tersebut ialah mendengar tentang Krishna. Mendengar tentang Krishna adalah cara rohani yang sangat kuat untuk menghilangkan segala keragu-raguan dari pikiran. Makin seseorang mendengar tentang Krishna, makin ia dibebaskan dari kebodohan dan ikatan terhadap sesuatu yang menarik pikiran menjauh dari Krishna. 


Dengan melepaskan ikatan antara pikiran dan kegiatan yang tidak dipersembahkan kepada Tuhan, dengan mudah sekali seseorang mempelajari vairagya. Vairagya berarti ketidakterikatan terhadap alam dan kesibukan pikiran dalam kerohanian. Ketidakterikatan rohani yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan lebih sulit daripada mengikat pikiran dalam kegiatan Krishna. Mengikat pikiran pada kegiatan Krishna sangat praktis, sebab kalau seseorang mendengar tentang Krishna, dengan sendirinya ia terikat kepada Roh Yang Paling Utama. Ikatan ini disebut paresanubhuti, yang berarti kepuasan rohani. Hal ini seperti rasa puas di dalam hati orang yang lapar terhadap setiap suap makanan yang dicicipinya. Kalau seseorang lapar, makin banyak yang dimakannya, makin ia merasa puas dan kuat. Begitu pula dengan melaksanakan bhakti, seseorang merasakan kepuasan rohani selama pikirannya menjadi semakin lepas dari ikatan terhadap tujuan-tujuan material. Hal ini seperti menyembuhkan penyakit dengan cara pengobatan yang ahli dan makanan teratur yang cocok. Karena itu, mendengar tentang kegiatan rohani Sri Krishna adalah pengobatan yang ahli untuk pikiran yang gila, dan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada Krishna adalah makanan teratur yang cocok untuk si penderita. Pengobatan tersebut adalah proses kesadaran Krishna.