Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Minggu, 04 September 2011

PENGARUH TEMPAT SUCI


Bhagavad-gītā Sloka 1.1

dhrtarāstra uvāca
dharma-ksetre kuru-ksetre
samavetā yuyutsavah
māmakāh pāndavāś caiva
kim akurvata sañjaya

"Dhrtarastra berkata: Wahai Sanjaya, sesudah putera-puteraku dan putera Pandu berkumpul di tempat suci Kuruksetra dengan keinginan untuk bertempur, apa yang dilakukan oleh mereka?"

Penjelasan Srila Prabhupada: Bhagavad-gita adalah ilmu pengetahuan Ketuhanan yang dibaca secara luas yang ringkasannya terdapat dalam kitab Gita-mahatmya (pemujian terhadap Bhagavad-gita). Dalam Gita-mahatmya, dianjurkan agar orang mempelajari Bhagavad-gita dengan teliti sekali melalui bantuan seorang penyembah Sri Krishna dan berusaha untuk mengertinya tanpa menafsirkan berdasarkan motif pribadi. Contohnya untuk mengerti secara jelas terdapat dalam Bhagavad-gita itu sendiri, yaitu bagaimana ajarannya dimengerti oleh Arjuna, yang mendengar Gita tersebut secara langsung dari Sri Krishna. Kalau seseorang cukup beruntung hingga dapat mengerti Bhagavad-gita dalam garis perguruan tersebut, tanpa penafsiran dengan motif tertentu, maka ia akan melampaui segala usaha dalam mempelajari pengetahuan Veda, dan segala Kitab Suci di dunia. Dalam Bhagavad-gita, seseorang akan menemukan segala sesuatu yang tercatum di dalam Kitab-kitab Suci lainnya, tetapi pembaca juga akan menemukan hal-hal yang tidak terdapat dalam buku-buku lain. Itulah taraf khusus Bhagavad-gita. Ia adalah ilmu Ketuhanan yang sempurna sebab disabdakan secara langsung oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna.

Hal-hal yang dibicarakan oleh Dhrtarastra dan Sanjaya, sebagaimana diuraikan dalam Mahabharata, merupakan dasar pokok filsafat yang mulia ini, dimengerti bahwa filsafat tersebut berkembang di medan perng Kuruksetra. Kuruksetra adalah tempat perziarahan yang suci sejak awal sejarah zaman Veda. Bhagavad-gita disabdakan oleh Tuhan pada waktu Beliau Sendiri berada di planet ini untuk membimbing manusia.

Kata dharma-ksetra (tempat pelaksanaan ritual-ritual keagamaan) bermakna, sebab di medan perang Kuruksetra, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sendiri hadir di pihak Arjuna. Dhrtarastra, ayah para Kuru, sangat ragu-ragu akan kemungkinan kejayaan putera-puteranya pada akhirnya. Dalam keraguannya dia bertanya kepada sekertarisnya yang bernama Sanjaya, "Apa yang dilakukan oleh mereka?" Dia yakin bahwa putera-puteranya dan para putera adiknya yang bernama Pandu sudah berkumpul di Medan Perang Kuruksetra tersebut karena mereka sudah bertekad untuk berperang. Namun pertanyaan Dhrtarastra bermakna. Dia tidak menginginkan kompromi antara putera-putera dan keponakan-keponakannya, dan dia ingin memastikan nasib para puteranya di medan perang, Oleh karena perang tersebut direncanakan di Kuruksetra, yang disebut dalam ayat-ayat lain dari Veda sebagai tempat sembahyang - bahkan bagi penduduk surga sekalipun - Dhrtarastra takut sekali mengenai pengaruh tempat suci tersebut terhadap hasil perang itu. Dia menyadari bahwa tempat suci Kuruksetra akan mempengaruhi Arjuna dan para putera Pandu dengan cara yang menguntungkan, sebab watak mereka semua saleh. Sanjaya adalah murid Vyasa; karena itu, atas berkat karunia Vyasa, Sanjaya dapat melihat Medan Perang Kuruksetra, walaupun dia berada di dalam kamar Dhrtarastra. Karena itu, Dhrtarastra bertanya kepada Sanjaya mengenai keadaan di medan perang. 

Para Pandava dan para putera Dhrtarastra adalah anggota keluarga yang sama, tetapi hati Dhrtarastra diungkapkan di sini. Dhrtarastra sengaja hanya mengakui putera-puteranya sendiri sebagai para Kuru, dan dia memisahkan para putera Pandu dari warisan keluarga. Karena itu, kita dapat mengerti kedudukan khusus Dhrtarastra dalam hubungannya dengan keponakan-keponakannya, yaitu para putera Pandu. Di sawah, alang-alang yang tidak diperlukan dicabut. Begitu pula, sejak awal pembicaraan hal-hal ini pada medan keagamaan Kuruksetra di hadapan Sri Krishna, ayah dharma, tumbuh-tumbuhan yang tidak diperlukan seperti Duryodhana putera Dhrtarastra, dan lain-lainnya akan dimusnahkan dan orang-orang taat sepenuhnya pada prinsip-prinsip keagamaan, dipimpin oleh Yudhisthira, akan dinobatkan oleh Krishna. Inilah makna kata-kata dharma-ksetre dan kuru-ksetre, disamping maknanya dari segi sejarah dan Veda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar