Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Selasa, 21 Juni 2011

BAGIAN 5: PENGANGKATAN BUSUR

Setelah Rama bertarung dengan raksasa Marica dan Dusana, Visvamitra tidak kembali ke Ayodhya, melainkan ia memberitahukan mereka, “Akan ada sebuah korban suci api besar di Mithila.” Raja Janaka sedang berkuasa. Lalu Visvamitra berkata, “Sebuah korban suci yang besar dan semua resi dan pandit akan datang ke sana. Aku akan membawa kalian ke sana sehingga kalian dapat melihatnya.” Dalam perjalanan begitu banyak kejadian terjadi, ini adalah kejadian yang sudah terkenal. Ahalya, istri dari Resi Gautama yang telah dikutuk menjadi batu, dan ia tidak akan terbebas sampai Ramacandra menyentuhnya dengan kaki padmaNya. Maka ia akan kembali hidup. Jadi kejadian itu terjadi dalam perjalanan dari Ashrama Visvamitra ke Mithila, Mithila negeri Janaka dikenal sebagai Mithila karena jauh sebelum Janaka ada seorang raja dalam dinasti Iksvaku. Vasistha adalah guru untuk begitu banyak generasi, dan raja pada saat itu ingin melaksanakan sebuah yajna. Vasistha sebelumnya telah setuju untuk melaksanakan sebuah yajna untuk Indra di planet-planet surga, jadi ia memberitahukannya, “Aku akan menyelesaikan yajna ini, kemudian aku akan kembali dan melaksanakan yajna untukmu.” Sang raja tidak mengatakan apapun. Ia tidak ingin mengecewakan Vasistha, ia adalah seorang penyembah yang agung.

Vasistha pergi ke planet surga dan sebelum ia kembali sang raja memanggil resi lainnya, Gautama dan saudaranya, dan ia menyertakan mereka sebagai pendeta dan menyelesaikan yajnanya. Dia tidak memberitahukan mereka bahwa Vasistha hanya ada di planet surga. Vasistha kembali. Sangat cepat ia menyelesaikan yajnanya, ia bahkan tidak menunggu untuk menerima bayaran untuk itu. Dia memberitahukan Indra, “Simpan saja dalam kredit dan aku akan mengambilnya belakangan.” Sangat cepat ia kembali, tetapi ketika ia kembali ia melihat brahmana itu keluar dari tempat itu dengan sapi. “Apa yang terjadi di sini?” ia bertanya. “Oh yajna besar.meskipun demikian,  itu semua telah berakhir sekarang. Kami hanya mengambil dakshina dan sekarang kami pergi.” Jadi Vasistha menjadi sangat kecewa. Dia memanggil sang raja dan berkata, “Apa ini? Pertama kau katakan padaku bahwa aku harus melakukan yajna, jadi aku menyelasaikan tugasku di planet surga dengan sangat cepat dan bahkan mengecewakan Indra dan kumpulannya, dan aku telah datang ke sini karena aku adalah Kula-gurumu, guru spiritual keluargamu. Jadi bagaimana ini pantas bahwa kau telah membawa orang lain dan melaksanakan yajna?” Sang raja masih tetap diam, tidak mengatakan apapun. Sebenarnya Vasistha tidak seharusnya pergi ke planet surga untuk melaksanakan yajna sebab ia adalah guru keluarga bagi dinasti Iksvaku. Jadi jika Iksvaku sedang menjalankan sebuah yajna ia sudah seharusnya untuk melaksanakan hal itu sebagai yang pertama, dan jika perlu ia dapat pergi ke planet surga. Jadi itu sebenarnya sebuah kesalahan di pihak Vasistha, sebab ia sedikit serakah dari bayaran yang ia akan dapatkan dari planet surga. Seorang brahmana seharusnya tidak serakah. Dengan melakukan itu, sebuah masalah besar terjadi. Apa masalahnya? Vasistha menjadi begitu marah dan ia mengatakan kepada raja, “ Kau menjadi nirdeha.” Deha berarti “Badan ini” dan nir berarti “tanpa”. Jadi “ kau akan menjadi tanpa badan”. Selama ini sang raja mentolerirnya, tetapi sekarang ia berkata “Apa ini? Aku harus melaksanakan yajnaku tepat waktu, dan kau pergi ke sana karena kau serakah. Sekarang kau sedang mengutukku.” Jadi sang raja menjadi marah kepada Vasistha dan berkata, “Kau juga menjadi nirdeha.” Jadi pada saat yang bersamaan, kedua badan menghilang, dan keduanya menjadi nirdeha. Ketika Vasistha menjadi nirdeha ia pergi ke sana kemari dan kemudian satu kelompok resi yang sedang bermeditasi membawanya dan menempatkannya di dalam sebuah pot untuk waktu yang lama sampai ia mendapatkan badan lainnya. DI dalam pot yang sama roh resi lainnya juga disimpan. Mereka menjadi saudara. Untuk itulah Vasistha dikenal sebagai kumbha-muni, resi yang keluar dari sebuah pot, dan kumbha-muni yang lainnya adalah Agastya. Ia seukuran jempol. Bukan ukuran jempol kita, tetapi jempol para dewa, jadi ia jauh lebih tinggi dari kita. Di Dvapara-yuga orang-orang sepuluh kali lebih tinggi, makan sepuluh kali lebih besar, usia hidup juga sepuluh kali lebih lama, dan di Treta-yuga itu seratus kali.

Jadi sekarang kita hidup seratus tahun, di Dvapara-yuga mereka hidup 1000 tahun, di Treta-yuga 10.000 tahun dan usia hidup di Satya-yuga 100.000 tahun. Jadi itulah mengapa di Satya-yuga prosesnya adalah meditasi, sebab jika anda hidup 100.000 tahun, apa masalahnya menghabiskan 30.000 tahun bermeditasi? Agastya hidup selama semua yuga-yuga. Dia bahkan masih hidup sekarang di wilayah selatan india. Ada sebuah gunung di selatan india yang disebut gunung Kozwalla, dan di gunung Kozwalla ada sebuah gua, dan sastra mengatakan bahwa Agastya masih ada di sana. Resi ini adalah chiran-jiva, berarti sampai pada masa hidup Brahma mereka juga hidup. Jadi Agastya dan Vasistha datang dari pot yang sama. Dengan cara ini Vasistha mendapatkan badannya, dan orang ini yang telah menjadi nirdeha tidak bisa mendapatkan badan disebebkan kutukan resi, tidak ada seorangpun berusaha memberikan sebuah ruangan buatan seperti yang didapatkan Vasistha. Tabung uji ini bukanlah sesuatu yang baru. para resi telah melakukannya berabad-abad. Mereka mengambil sperma dan menempatkannya di dalam sebuah pot, menciptakan suasana buatan dan itu akan tumbuh di dalamnya dan menjadi orang suci. Dua resi ini menjadi bayi tabung uji coba, tetapi orang lainnya tetap menjadi nirdeha dan ia tetap seperti itu untuk waktu yang lama, dan kemudian ia pergi ke planet surga dan dari sana ke dunia rohani. badannya masih ada di sana, jadi semua orang-orang suci di negeri itu akan mengaduk badan itu begitu tidak ada dinasti. Seperti di dalam Srimad-Bhagavatam ada sebuah kisah bagaimana badan dari Vena dikocok dan Prthu Maharaj datang.  Jadi pegadukan ini telah dilakukan, dan pegadukan ini disebut Mithi. Ketika pengadukan tubuh itu anda harus menyimpan telapak kaki dari badan orang itu dan ambil kakinya kemudian aduk itu. Jadi inilah mengapa itu disebut Mithila, dan orang yang telah keluar dari badan itu adalah disebut Mithi Janaka. Ja berarti “lahir” dan janaka berarti “orang yang terlahir melalui pengadukan” Jadi Mithi Janaka berarti “orang yang terlahir dengan pengadukan badan seseorang.” Dan Mithi Janaka ini, ia tidak ingin berada di Ayodhya disebabkan semua martabat yang dimiliki keluarga. Jadi ia meninggalkan Ayodhya dan menciptakan kerajaan yang terpisah, dan kerajaan itu dikenal sebagai Mithila, Karena Mithi Janaka menciptakan kerajaan itu untuk itulah disebut Mithila. Dan semua putranya dikenal dengan nama Janaka. Dia adalah Janaka, kemudian Janaka I, Janaka II, Janaka III dan seterusnya, Janaka memiliki kekayaan yang besar di istananya. Kekayaan ini adalah busur yang telah digunakan oleh Mahadeva, Siva, dalam perang antara dirinya dan Visnu.

Suatu ketika ada sebuah pertempuran antara Siva dan Visnu. Tidak ada penyebab akan hal ini, itu hanya kegembiraan Narada Muni. Dia suatu ketika ada di dalam pertemuan para dewa yang dipimpin Indra, dan Indra memuji Mahadeva. Dia berkata, “Siva memiliki tiga mata, dan api keluar dari mata ketiganya dan semua itu.” Jadi Narada Muni berkata, “Ada begitu banyak Siva, di dalam setiap alam semesta ada sebelas Siva. Tuhanku berbeda. Ia tidak memiliki mata ketiga tetapi Dia mengetahui segalanya.“ Kemudian Indra berkata, “Tidak, tidak, tidak kau tidak tahu. Visnu sudah baik, dia adalah avatara, tetapi Siva orang yang sangat kuat.” “Jika demikian” Narada berkata, “Mengapa tidak kau pergi dan meminta Siva untuk bertempur dengan Visnu? Maka kita akan melihat siapa yang lebih kuat.” Kemudian Indra berpikir, “Itu akan menjadi hal yang baik untuk dilakukan,” jadi ia pergi ke Kailash. Banteng Siva, Nandi bertanya, “Apa yang kau lakukan di Kailash? Tempat ini dimaksudkan untuk orang yang bermeditasi.” Nandi adalah seorang yogi yang agung, dan seorang astrologis juga. Dia melihat Indra dan mengetahui akan ada masalah, jadi ia berkata, “Keluar dari Kailash. Kau adalah penikmat, jadi apa yang kau lakukan di sini?” Indra berkata, “Tidak, tidak aku hanya datang ke sini untuk darshana kepada Siva tanpa motivasi apapun.” Nandi berkata, “Aku adalah seorang astrologis, dan aku dapat melihat di wajahmu bahwa kau telah datang ke sini untuk menciptakan masalah. Jangan memberikan masalah apapun kepada tuanku, ia dengan damai bermeditasi.” Kemudian Indra berkata, “Biarkan saya masuk Nandi.” Jadi ia diizinkan. Ketika ia masuk, Siva sedang dalam meditasi mendalam. Indra datang ke sana dan berdoa kepada Mahadeva begitu banyak, dan akhirnya Siva membuka matanya. “Indra! Mengapa kau ke sini? Tidak ada masalah terjadi. Aku tidak berpikir bahwa kau ke sini untuk memintaku untuk bertarung dengan seseorang.” Indra berkata, “Aku harus katakan bahwa aku hanya mengunjungi Kailash untuk memintamu untuk bertarung dengan seseorang, tetapi kali ini bukanlah seorang raksasa.” “Lalu siapakah dia?” Mahadeva bertanya, “Baik kami memiliki sedikit perdebatan,” Indra berkata. “Diriku dan Narada. Aku berkata bahwa kau adalah yang paling kuat, tetapi Narada berkata bahwa Visnu adalah yang paling kuat.” Siva berkata, “Kau lihat japa-mala yang kupegang ini? apakah kau tahu apa yang aku lakukan dengan ini? Apakah kau tahu apa yang aku ucapkan?” “Aku dengar bahwa kau mengucapkan nama Rama,” Indra menjawab. Siva berkata, “Jadi aku mengucapkan nama Rama. Kemudian kau bertanya siapa yang paling kuat. Jika aku lebih kuat dariNya, maka ia pasti mengucapkan namaku. Tetapi hal itu tidak akan pernah terjadi, aku mengucapkan namaNya.” Indra berkata, “Itu benar, itulah Purana, tetapi aku ingin melihatnya.” Siva berkata, “mengapa kau ingin melihatnya? aku beritahu kau, Dia adalah yang peling kuat dan semua kekuatan berasal dariNya. Aku hanya menghancurkan alam semesta ini, itulah semua kekuatan yang aku punya.” Lalu Indra berkata, “Meskipun kau mengatakan hal ini, aku tidak mempercayainya” “Mengapa kau tidak mempercayainya?” “Karena kau begitu kuat bahwa kau dapat membakar benteng yang sedang terbang di angkasa.” Kemudian Siva berkata, “Aku tahu apa yang kau cari. Kau ingin memiliki suatu pertunjukkan. Jadi kau pergilah ke Visvakarma dan minta kepadanya untuk membuatkan busur kepadaku. Aku seorang babaji, tetapi kau memintaku untuk bertarung. Jadi setidaknya berikan aku senjata.” Jadi Visvakarma menggunakan kekuatan mistiknya dan membuat sebuah busur. Busur ini sangat besar bahwa 300 orang harus membawanya. Sebenarnya itu ada di dalam sebuah kereta. Kereta itu memiliki begitu banyak roda, dan 300 orang harus mendorongnya untuk bergerak satu inci, dan kemudian mereka harus beristirahat untuk setengah jam. Jadi inilah ukuran busur itu. Busur Itu juga tidak bertali, talinya terpisah. Jadi itu dibawa ke hadapan Siva. “Ini adalah sebuah busur yang baik,” Siva berkata dan mengangkatnya. Ketika ia mengangkatnya semua dewa pingsan. Itu adalah sebuah busur yang besar dan Siva mengangkatnya dengan sangat mudah. Kemudian Indra berkata, “Lihat? Aku katakan padamu, ia sangat kuat. Jangan berpikir ia hanya seorang babaji bermeditasi. Ia memiliki begitu banyak kekuatan.” Siva kemudian memasang talinya dan berkata, “Baiklah, aku siap.” Kemudian ia pergi ke Brahma dan bertanya, “Mohon bawa Sri Visnu untuk sebuah pertempuran.” Jadi Brahma pergi ke lautan susu dan bermeditasi. Visnu sedang duduk di sana di Svetadvipa, dan ia berkata kepada Laksmi, “Aku berpikir apa yang menyebabkan Brahma memanggil untuk saat ini?” Laksmi berkata, “Mungkin ada beberapa raksasa di sana.” Bagaimana raksasa dapat datang tanpa sepengetahuanKu? Tidak ada raksasa di sana,” Tuhan berkata. “Maka Kau pasti juga mengetahui mengapa ia memanggil Anda,” Laksmi berkata. “Ya, Aku tahu. Ia ingin memintaKu untuk bertarung melawan Siva.” “Oh”, Laksmi berkata. “Aku ingin melihatnya.” “Maka Aku harus melakukannya,” Tuhan berkata. Kemudian Dia bangun dari tempat dudukNya dan ia datang ke sisi lain dari Lautan susu. Dia berkata, “Baiklah Brahma, Aku siap.” Dan kemudian Indra berkata, “Tetapi ada satu syarat- Anda jangan membawa busur apapun atau apapun dari dunia rohaniMu. Kami akan memberiMu sesuatu dari dunia ini. Kalau tidak Anda akan mengalahkannya dengan mudah, kami tahu itu. Kami ingin pertempuran secara langsung berhadap-hadapan.” Jadi Visvakarma membuat busur lainnya. Busur Siva disebut Mahesh-chappa, dan busur Visnu disebut Visnu-chappa. Keduanya dibuat oleh Visvakarma dan mempunyai kekuatan yang setara. Keduanya persis sama. Keduanya adalah kopian. Jadi Visnu datang dan berkata, “Tidak masalah aku akan membawanya.” Lalu Dia membawa busur itu, dan Dia datang dan mengangkatnya. Ketika Dia mengangkat busur itu, karena Dia memiliki seorang rekan kekalNya disebut Sarnga, yang merupakan busurNya, dan ketika Visnu menyentuh busur apapun Sarnga akan datang ke dalam sana dan busur itu menjadi Sarnga-dhanu. Dia mengambil busur itu dan Sarnga masuk. Tidak ada yang dapat melihat hal ini. Jadi Dia datang dan Siva ada di sana, dan begitu Visnu ada dalam pandangan Mahesh, Siva mempersembahkan sembah sujudnya dan menepuk tangannya, berguling di lantai dalam kebahagiaan yang besar. Indra berkata, “Apa yang terjadi?” Ia berpaling kepada Narada Muni dan berkata, “Pergi dan katakan padanya untuk menghentikan pelayanannya dan bertempur!” Narada Muni pergi kepada Siva dan berkata, “Anda telah lupa bahwa seharusnya ada pertempuran. Anda telah berserah.” Kemudian Mahesa berkata, “Mohon, berikan karunia kapadaku sehingga aku dapat bertarung dengan Anda.” Visnu memberikan karunia kepadanya, “Baiklah. Kau dapat bertarung melawanKu.” Jadi mereka bertempur, bertempur, bertempur dan itu berlangsung untuk waktu yang lama. Akhirnya Siva meletakkan busurnya dan lari dari medan perang, dan segala jenis astra keluar dari Sarnga, dan Siva lari menjauh. Dia berlari, dan ia berteriak kepada Indra, “Aku katakan padamu! aku katakan padamu! sekarang aku dalam masalah!” Tentu saja Visnu tidak marah, Dia hanya tersenyum. Tetapi kemudian semua dewa berdoa kepada Visnu, “Mohon hentikan peperangan. Kami membutuhkan Siva.” Jadi perang itu telah selesai, dan Siva telah terselamatkan. Visnu mengambil busurNya dan memberikan kepada seorang resi bernama Rcika. Rcika memberikan busur itu kepada Jamadagni, resi agung lainnya. Jamadagni adalah ayah dari Parasurama, jadi busur Visnu itu akhirnya datang kepada Parasurama. Parasurama sedang memegang busur ini. Tentu, dia tidak membutuhkan ini, sebab ia memiliki kampaknya yang mana kemudian ia gunakan untuk membunuh ksatriya dua puluh satu kali. Dan busur milik Siva diberikan kepada salah satu Janaka. Bukan Janaka yang asli yang berasal dari pengadukan.

Tujuh generasi setelahnya ada satu Janaka yang disebut Devarata Janaka. Dia sangat menarik para Deva jadi dia dikenal sebagai Devarata. Devarata mendapatkan busur Siva dan ia menyimpannya di istana sebagai objek pemujaan. Dengan cara ini itu turun temurun di dalam keluarga dan Janaka ini yang mana kita berurusan dengannya juga memuja busur ini. Dia tidak memiliki seorang anak pun, jadi mereka menyarankan padanya untuk melaksanakan ahola-yajna. Kau ambil bajak dan gambar garis di sekeliling istana. Ketika anda memindahkan bajak itu, itu akan tersangkut di lumpur, dan setiap kali ia tersangkut anda harus menyumbangkan emas kepada pendeta. Dan setiap pergerakan yang kau lakukan itu akan tersangkut, jadi anda harus memberikan emas. Ketika semua Brahmana merasa puas, anda pindahkan lagi dan ketika itu tersangkut anda harus memberikan emas lagi. Dengan cara ini anda memberikan banyak sumbangan dan anda mendapatkan banyak karunia sehingga anda akan mendapatkan anak. Jadi Janaka melakukan hal itu, menggerakan bajak dan memberikan emas. Di satu tempat itu tersangkut, dan setelah memberikan emas, masih saja bajak itu tidak mau bergerak. “Pasti ada batu besar di sana,” semua orang berkata, jadi mereka menggali dan menemukan sebuah kotak. Dan di dalam kotak ada seorang bayi, seorang bayi wanita, dan ia terlihat sama seperti Laksmi. Dia dikenal sebagai Janaki, putri Janaka, dan ia tumbuh di istana. Dia berumur enam tahun. Janaka memiliki saudara, dan ia memiliki tiga orang putri. Jadi empat putri ini berlari di sekitar dan bermain di istana. Suatu ketika mereka membuat tongkat dengan pengait untuk mengambil bunga dari pohon. Jadi Janaki berusaha untuk mendapatkannya, tetapi entah bagaimana ada sebuah pohon mistis di sana, dan kapan pun  ia berusaha mencapainya, pohon itu tumbuh. Seseorang ada di dalam pohon itu. Jadi Janaki tidak bisa mendapatkannya dan dia satu-satunya putri di dalam dinasti, jadi ia menjadi sangat frustasi. “Aku ingin mendapatkannya, dan aku tahu apa yang akan aku gunakan untuk mendapatkannya.” Dia berlari ke ruangan puja (sembahyang), dan di dalamnya ada busur ini di dalam kotak. Dia membuka kotak itu dan mengambil busur itu di tangannya, kemudian ia berjalan keluar dengan busur itu. Ketika prajurit melihatnya mereka jatuh pingsan. Tiga ratus orang yang telah mendorong kereta, dan gadis kecil ini sedang memegang busur . Siapapun yang masih tersadar berlari kepada Janaka dan berkata, “Apakah kau tahu apa yang terjadi? Putri kecilmu memegang busur dewa Siva!” “Kirim orang ini ke dokter” Janaka berkata. “Ada yang salah dengan kepalanya.” lalu wanita lain datang dan berkata, “Ya, Ya, itu benar! Dan jika anda ingin melihat datang cepatlah.” “Ada apa dengan orang-orang ini?” Janaka berkata. Kemudian ia memanggil dokternya. “Kirim 1000 lemon ke istana. Dan letakkan paling sedikit 500 lemon di kepala orang-orang ini, untuk menenangkannya.” Dan kemudian menteri Janaka datang berlari dan berkata, “tidak, itu bukanlah candaan. Aku baru saja melihatnya sendiri.” Kali ini Janaka berkata, “Itu pasti benar, “ jadi ia datang berlari, dan hal terakhir yang ia lihat adalah Janaki mengangkat busur ke dalam kotak. Kemudian ia datang kehadapan Janaka seperti ia tidak melakukan apa-apa. Ketika ditanya oleh Janaka, ia dengan polosnya berkata bahwa ia tidak melakukan sesuatu yang luar biasa. Tetapi Janaka telah melihat hal itu terjadi, dan ia pergi kepada menterinya dan berkata, “putriku pasti dihantui oleh beberapa hantu raksasa-brahmana besar, lebih kuat dari dewa Siva. Kalau tidak demikian, tidak mungkin ia mampu untuk mengangkatnya?” Kemudian para menteri berpikir tentang hal itu dan berkata, “Janaka, kami pikir putri anda adalah Maha-Laksmi. Dari semua ciri-ciri bentuk tubuhnya, kami dapat mengerti dia tidak lain adalah Laksmi Sendiri. Dan jika ia adalah Laksmi, dan secara alami tuannya adalah Narayana. Sekarang masalah anda adalah, bagaimana kau akan mendapatkan Narayana untuk menikahinya? Tidak ada Narayana di sini.” Kemudian Janaka bangun dengan sebuah ide. Dia berkata, “Siapapun yang dapat mengangkat busur ini dan memasang talinya akan menikahi putriku.” Semua menteri tertawa. Mereka berkata, “Dengan cara ini putri anda akan tetap tidak menikah. Karena Siapa di bumi ini yang memiliki kekuatan untuk melakukan hal ini?” Janaka berkata, “Narayana biasanya tahu bahwa Laksmi ada di sini. Dia tidak akan membiarkanya dalam keadaan tidak menikah. Laksmi juga tidak bermaksud untuk mengambil sannyasa wanita atau apapun itu. Tidak. Narayana pasti dan harus datang ke sini.” Jadi setiap orang tersentak. Mereka berkata, “Apa yang dilakukan orang ini? Ini sama saja dengan berkata, ‘tidak ada seorang pun dapat menikahi putriku’”. Bagaimanapun juga, hal ini berlangsung, dan yajna sedang dilaksanakan. Ciri-ciri khusus dari yajna ini adalah mereka akan membawa busur dan meletakkannya sebagai darshana, dan raja ksatriya dapat mencobanya.

Jadi Visvamitra mengetahui hal ini, dan ia memberitahukan kepada Rama dan Laksmana, “Ini adalah busur yang digunakan oleh dewa Siva, dan jika Kau ingin melihatnya, aku akan membawaMu ke sana.” “Kami harus melihatnya,” mereka berkata. Rama dan Laksmana datang ke sana, semua ksatriya datang, mereka melihat busur itu dan Janaka memberitahukan Visvamitra, “Anda harus memanggil murid anda yang muda untuk datang dan melihat ini.” Jadi Ramacandra datang dan melihatnya, dan Laksmana berkata, “Cobalah.” Janaka mengumumkan, “Jika siapapun ingin berusaha mengangkat dan memasangkan tali pada busur ini dan mendapatkan putriku, maka silahkan datang.” Jadi satu atau dua orang ksatriya yang sangat sombong datang. Yang satu tidak dapat mengangkatnya, dan yang satunya lagi tangannya terjepit di antara lantai dan busur, dan dia harus ditarik keluar. Saat itu seluruh pertemuan menjadi gelap dan bumi berguncang. Mereka mendengar seseorang tertawa dengan keras. Kemudian Janaka memegang tangan Visvamitra dan berkata, “Katakan padaku sekarang apa yang terjadi.” Visvamitra berkata, “Ini pasti seorang raksasa. Sebentar lagi ia akan masuk.” Tiga menit kemudian ada kilatan cahaya, dan di antara cahaya datang Trilokeshvara, Ravana. Dia telah merencanakan bahwa sebelum ia datang, dua raksasa lainnya akan mendahului dirinya dan mengumumkan, “Trilokeshvara Ravana datang.” Setiap orang ketakutan, “apa yang dilakukan raksasa ini lakukan di pertemuan kita?” Kemudian Ravana muncul. “Apa svayamvara ini? kalian semua orang-orang lemah. Kalian bahkan tidak dapat mengangkat busur ini! Kalian harus tahu siapa saya. Aku Ravana, dan aku telah mengangkat Kailash dengan dewa Siva ada di dalamnya. Ini hanyalah sebuah busur. Ini busur dewa Siva, dan dewa Siva, seluruh keluarganya, semua pasukan hantunya dan setan dan seluruh gunung kailashdiangkat olehku, dan aku terbang ke Lanka. Inilah kekuatanku.” Semua orang berpikir, “Dia dapat dengan mudah mengangkat busur ini” Jadi Ravana datang, dan ia menempatkan kedua tangannya di setiap sisinya, dan ia mengangkat busur itu. Semua orang terkagum-kagum. “Ah! Dia telah mengangkat busur itu!.” Kemudian dewa Siva di Kailash berpikir, “Apa yang terjadi?” Aku tidak meninggalkan busur itu untuknya. Aku meninggalkannya untuk Rama.” Kemudian dewa Siva masuk ke dalam busur dan menekan ke bawah. Ravana terjepit. Hal itu juga terjadi ketika ketika ia mengangkat gunung Kailash, ketika ia menurunkannya ia terjepit. Sekarang ia juga terjepit. Dia menangis dan memohon, dan akhirnya dewa Siva melepaskannya, dan ia dapat melepaskan tangannya. Kemudian Rama datang, tetapi ia tidak menggunakan dua tangan, hanya satu tangan. Dia meletakkan kakinya di sisi satunya lagi dan ia mengambil talinya. Dan ia menariknya, busur itu patah menjadi dua bagian. Setiap orang bertepuk tangan, dan bunga-bunga berjatuhan dari surga. Kemudian Ramachandra menikahi Sita, dan ketiga gadis lainnya menikah dengan, Bharata, Satrughna dan Laksmana. Dan mereka kembali ke Ayohdya.

Pada perjalanan pulang kembali langit menjadi gelap dan bumi berguncang, dan semua burung berhenti bernyanyi. Dasaratha bertanya kepada Visvamitra, “Apakah Ravana datang lagi?” “ Tidak, ini adalah Parasurama,” Visvamitra berkata. “Dia masih sejauh seratus mil, itulah mengapa ini bergetar. Dia marah.” Dasartha berkata, “Apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan melakukan sesuatu untuk melindungi kami?” Dan ia bertanya kepada Vasistha juga. Mereka menjawab, “Dalam hal ini kami punya satu pendapat. Biasanya kami punya dua pendapat, tetapi sekarang kami hanya punya satu pendapat. Kami akan berbaring dan menutup mata kami karena Parasurama sedang datang.” Jadi mereka berbaring dan menutup mata mereka, dan Parasurama datang mendekat semakin dekat dan semakin dekat, dan kemudian ia melakukan umkaranya. Setiap ia melangkah ia melakukan, “Oom!Oom!” Dan oleh suara ini semua tentara Dasaratha pingsan, dan gajah-gajah berteriak. Dengan keterikatannya kepada Rama, Dasaratha tidak pingsan, karena ia ingin menjaga Rama. Akhirnya ketika Parasurama datang, hanya dua orang yang sadar, orang-orang dengan kesadaran tertinggi, Rama dan Laksmana. Bahkan Bharata dan Satrughna ada di tanah. Rama melihat kepada Laksmana dan berkata, “Kau telah merencanakan sesuatu?” Kemudian Parasurama datang dan berkata, “Siapa Rama ini?” Ramachandra berkata, “Itu adalah engkau. Kaulah satu-satunya Rama, Kau adalah Parasurama. Siapa lagi Rama?” Parasurama berkata, “beberapa anak kecil dari dinasti Iksvaku, betapa lancangnya ia telah mematahkan busur dewa Siva? Aku telah mengendalikan ksatriya begitu banyak. Aku telah menghabisi mereka semua. Dan sekarang orang lain telah datang. Dia harus tahu bahwa aku masih di sini.” Ramacandra berkata, “Tidak, tidak, Apa masalahnya? Aku tidak mematahkannya, tetapi busurnya lemah bahwa aku hanya mengangkatnya saja dan itu patah menjadi dua.” Parasurama berkata, :MaksudMu bahwa Kau begitu kuat dan busur dewa Siva lemah? Jadi para ksatriya menjadi kuat lagi, dan aku tidak akan meninggalkannya seperti itu. Jika kau berpikir kau begitu kuat, maka mengapa kau hina dewa Siva? Kau tidak berpikir bahwa kau telah melakukan suatu kesalahan (Aparadha)? Dia adalah Mahesha yang agung dan kau mematahkan busurnya! Dan bagaimana Janaka ini melakukan Svayamvara seperti ini, bahwa seseorang harus memasang tali pada busur Siva? Jadi ia juga adalah seorang penipu. Sekarang lagi aku akan mulai dan aku akan menghabisi kalian semua. Menghabisi Dasaratha, menghabisi Janaka, menghabisi setiap orang.” Kemudian Ramacandra berkata, “Ya, banyak orang seharusnya dihabisi, tetapi itu seharusnya dilakukan olehKu.” Parasurama berkata, “Sekarang Kau bersaing denganku?” Dia mengambil kampaknya dan berkata, “Kau lihatlah ini.” Rama dan Laksmana memberikan sembah sujud. “Mengapa kau memberikan namaskara kepada kampakku?” Parasurama bertanya. Mereka menjawab “karena kampak itu telah membunuh semua ksatriya jahat. Itu adalah senjata terkenal. Itu adalah senjata Visnu, dan kami ada di dalam dinasti Surya jadi kami harus memberikan sembah sujud kami.” Jadi Parasurama menjadi kebingungan. Pada satu pengertian mereka memerintahkan, dan kemudian mereka memberi sembah sujud. “Ada sesuatu di sini yang tidak dapat aku ungkap,” Parasurama berkata. “Jadi aku akan memberikan mereka ujian." Kemudian ia memanggil mereka. "jika Kau begitu berani dan begitu kuat, aku akan memberikan Kau busur Visnu. Coba kita lihat apakah Kau dapat memasangkan tali padanya.” Ramacandra berkata, “Apapun yang kau berikan, Aku akan menerimanya, dan apapun yang kau katakan Aku akan lakukan atas karuniamu.”

Lalu Parasurama menutup matanya dan mengangkat tangannya. Dia sedang mengundang Sarnga-dhanu, busur asli dari Visnu. Dia memanggil dan memanggil, tetapi busur itu tidak datang. Kemudian ia membuka matanya, dan ia melihat bahwa Rama sudah memegangnya, dan busur itu sudah dipasang tali. Kemudian ia berkata, “Kau adalah sumber semua kekuatan. sekarang aku mengerti bahwa itu adalah Kau bukan aku. Kaulah Rama, aku bukan Rama. Jadi aku tidak ada kekhawatiran, dan aku hanya akan melakukan meditasi. Itulah yang sedang aku lakukan, tetapi Narada datang padaku dan berkata, apa yang kau lakukan Parasurama? Para ksatriya sudah menjadi kuat lagi. Dan dia memberitahukanku bahwa beberapa raja, dia tidak mengatakan siapa, dia hanya mengatakan bahwa beberapa raja memiliki seorang putra, dan putra ini telah mematahkan busur Siva. Dia tidak pernah mengatakan bahwa itu adalah Kau.” Kemudian Parasurama mempersembahkan sembah sujudnya, dan Ramacandra berkata, “Sekarang apa yang harus Aku lakukan? aku telah memasang busurnya, aku telah menempatkan panah padanya. Aku membutuhkan sasaran. Aku adalah Rama. PanahKu dan kata-kataKu tidak pernah salah. Panah ini harus memiliki sasaran. Jadi di mana harus Aku tujukan? Katakan padaKu. (sayangnya cerita terpotong).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar