Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Jumat, 29 Juli 2011

KEMUNCULAN SANKHACUDA

Bagian 3:
Rsi yang Agung Kasyapa Muni adalah putra dari Prajapati (nenek moyang) Marici dan cucu dari Dewa Brahma, dan sangat terpelajar. Daksa, prajapati lainnya, memberikan tiga belas putrinya untuk dinikahkan. Salah satu istri dari Kasyapa Muni dikenal dengan nama Danu. Dia sangat menarik dan suci, dan Kasyapa Muni merawat dia dengan cinta dan pengabdian. Danu melahirkan banyak anak yang hebat, salah satunya adalah Vipracitti, yang sangat kuat dan berani.

Anaknya Dambha adalah seorang pemuja besar Tuhan Visnu dan yang bisa mengendalikan diri. Tapi ia tidak bisa melahirkan anak, maka ia menjadi cemas. Oleh karena itu, untuk memperbaiki situasi tersebut, dia pergi ke hutan dan melakukan pertapaan yang keras (Puskara) selama seratus ribu tahun. Di sana, dia duduk dalam posisi stabil dan mengucapkan mantra Krsna, dengan latihan japa. Pada saat melakukan pertapaan, suatu cahaya tak tertahankan melesat keluar dari kepala Dambha dan tersebar kemana-mana. Cahaya tersebut sangat panas, sehingga semua para dewa, bijak dan Manu terbakar oleh panas tersebut. Termasuk, dewa Indra yang terkemuka, mereka semua mencari tempat berlindung di tempat tinggal dewa Brahma.

Sesampainya di tempat tinggal dewa Brahma, mereka menyampaikan pujian dan kemudian memberitahukan situasi. Setelah mendengar tentang hal itu, dewa Brahma, mengajak semuanya ke planet Vaikuntha ke tempat tinggal Sri Visnu, hanya Beliau yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Di sana, dengan tangan tercakup hormat, mereka menyampaikan pujian kepada Tuhan pemelihara dan Tuhan penguasa dari tiga dunia. Para dewa kemudian bertanya, "Ya Tuhan, kami tidak tahu apa yang menyebabkan ini. Mohon beritahu kami.. cahaya apakah itu yang telah menghanguskan kami?"

Sri Visnu tersenyum dan penuh kasih berkata, "Wahai para dewa, jangan takut, tetap tenang dan tegar. Tidak akan terjadi banjir dan bukan saat peleburan alam semesta. Asura Dambha (raksasa), salah seorang pemuja Saya, telah melakukan pertapaan untuk mendapatkan seorang anak. Saya segera akan memberkati dia dan keadaan pasti akan tenang.

Mendengar hal tersebut, dewa Brahma dan para dewa yang lainnya kembali ke alam mereka.

Tuhan Visnu kemudian pergi ke tempat pertapaan (Puskara) dimana Dambha sedang melakukan pertapaan yang keras. Melihat Dambha terus mengulang nama-Nya, Sri Visnu menghibur dia dan bertanya, ” berkat apa yang Anda inginkan dariKu?

Dambha menyampaikan sembah sujud, dengan pengabdian yang tulus dia memuji Tuhan berulang kali. Lalu ia berkata, "O Tuhan dari semuaNya, O yang mataNya seindah bunga padma, terimalah sembah sujud hamba kepada Anda. O” Tuhan dari dewi Laksmi, O” Tuhan dari tiga dunia, mohon berkarunialah kepada diriku. Tolong beri saya anak yang kuat dan berani yang akan menjadi pemuja Anda, yang tak terkalahkan oleh para dewa, dan menjadi penakluk tiga dunia. "

Tuhan Visnu memberitahu Dambha untuk menghentikan pertapaan kerasnya, lalu memberi karunia kepadanya, dan menghilang. Setelah Tuhan Visnu menghilang, Dambha menyampaikan sembah sujud ke arah tersebut dan pergi ke rumahnya. Kemudian dalam beberapa hari, setelah mendapat karunia istrinya hamil. Dari kehamilanya memancarkan suatu cahaya yang menerangi rumah yang di tempatinya. Jiwa yang berada di rahimnya adalah Sudama, salah satu sahabat terkemuka Tuhan Krsna's gembala sapi yang telah dikutuk oleh Srimati Radharani.

Ketika istri yang suci Dambha melahirkan seorang putra, dia tampak sangat gembira, Dambha mengundang para bijak ke tempatnya dan membuatkan suatu upacara ritual. Mereka semua bergembira dan, pada hari yang menguntungkan, sang ayah memberikannya nama Sankhacuda. Anak laki-laki tersebut menjadi tumbuh besar di rumah ayahnya seperti sebuah bulan yang setengah terang. Pada masa kecilnya ia belajar semua tradisi, adat istiadat, perintah dan larangan, dan menjadi sangat ahli. Terlibat dalam permainan anak-anak, ia sangat disayangi oleh orangtuanya dan menjadi favorit semua anggota keluarganya.

Kemudian, untuk mendapatkan karunia dari dewa Brahma, Sankhacuda melaksanakan pertapaan dalam waktu yang lama. Dia konsentrasi pada pikirannya, mengendalikan indra2 dan organ tubuhnya, dan mengucapkan mantra yang diberikan oleh gurunya, Jaigisavya. Akhirnya, dewa Brahma pergi ke Sankhacuda untuk memberinya berkat. dewa Brahma bertanya, "Katakan anugerah apa yang Anda inginkan."

Melihat dewa Brahma, raja Danava membungkuk rendah hati dan memujinya. Lalu ia berkata, "Mohon supaya saya tak terkalahkan oleh para dewa, dan juga memungkinkan saya untuk menikah dengan Tulasi.

"Baiklah," jawab Brahma. Lalu ia memberi Sankhacuda sebuah kesaktian sebuah jimat dari Tuhan Sri Krsna. Kesaktian ini, disebut Sarvamangalamaya (Penakluk Dunia), dianggap sebagai yang paling baik dari semua hal menguntungkan di dunia, karena akan menjamin kemenangan di mana-mana.

Brahma melanjutkan, "Sekarang Anda harus pergi ke Badarikasrama. Dewi Tulasi sedang melakukan penebusan dosa seorang diri disana dan Anda harus menikah di sana.. Dia adalah putri dari Raja Dharmadhvaja." dewa Brahma lalu menghilang.

Setelah mendapatkan hasil dari pertapaan, Sankhacuda mengikat jimat yang paling berharga tersebut di lehernya. Dia kemudian berangkat ke Badarikasrama, wajahnya berseri-seri dengan sukacita.......(bersambung)....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar