Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Senin, 08 Agustus 2011

CINTA YANG BERTIMBAL BALIK


Ada seorang wanita penjual ikan keliling pedesaan yang memiliki sebuah kios di pasar desa. Suatu hari seorang bangsawan, mengunjungi pasar, ia menemukan bahwa wanita itu menimbang ikannya dengan sepotong batu bulat. Hal itu menemukan rasa penasarannya dan pada saat mendekati kios, dia melihat bahwa batu pemberat itu adalah sebuah salagrama sila. Terheran-heran, ia menanyai wanita itu tentang hal ini. Wanita itu menjawab bahwa dia menemukan bahwa batu ini sangat cocok dan membantu dari semua sudut pandang. Wanita itu memberitahukannya bagaimana suatu hari ia melewati desa dan melihat batu itu muncul keluar dari tumpukan tanah liat. Dia mengeluarkannya dari tumpukan tanah itu, membersihkannya dan membawanya pulang. Disaat dia sedang membutuhkan pengukur berat untuk timbangan di kiosnya, dia mulai mennggunakkannya untuk tujuan itu. Jadi batu itu tetap tinggal bersamanya. Tetapi cukup penasaran, semenjak ia menemukannya segalanya tampak mudah baginya dan dia tidak memiliki masalah. Juga ia merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Semua ini, wanita itu yakin, ada sesuatu yang telah dilakukan oleh batu itu. Bangsawan itu, seorang yang terpelajar dan orang yang saleh, menawarkannya sejumlah uang yang tidak pernah ia kira dapat memilikinya dalam satu tumpukan, sebagai pertukaran untuk batu itu. Tetapi, wanita itu tidak siap untuk berpisah dengan batu itu. Dia kemudian menjelaskan kepada wanita itu, bahwa itu bukanlah batu biasa, tetapi Krishna Sendiri dan dengan memperlakukan-Nya begitu buruk, di dalam lingkungan yang seperti neraka, ia telah melakukan sejenis dosa terburuk, yang mana ia akan menderita hukuman yang berat.

Namun, ia tidak dapat menghindar. Wanita itu sangat cinta terhadap batu itu dan berpisah dengan batu itu hanyalah kesedihan baginya. Padahal kenyataannya batu itu tidak meningkatkan standar hidupnya. Wanita itu masih tinggal di dalam gubuk miskin yang sama, seperti sebelumnya. Dia tidak mengenakan sari sutra apapun, tetapi terus ada dalam kain kotor yang sama. Batu itu telah memberinya kesan bahwa batu itu hidup. Wanita itu buta huruf dan sepenuhnya tidak berpendidikan, tidak memiliki pemikiran tentang roh, Tuhan, dan hal-hal seperti itu. Dia tidak dapat memikirkan atau menganalisa persoalan yang berbelit-belit. Tetapi sebuah keyakinan yang kuat telah muncul dengan sendirinya di dalam pikirannya, bahwa batu ini adalah sesuatu yang gaib dan memiliki kemampuan yang tidak ada bandingnya. Dan batu hidup itu, berwarna hitam, dengan sebuah mulut kecil termangap, telah datang padanya dengan rencanaNya Sendiri, tetap bahagia sepenuhnya di dalam keranjang ikan kotor, kumal berbau busuk. Keduanya puas luar biasa dalam pertemanan satu sama lain, tenggelam dalam cinta yang bertimbal balik. Betapa mengagumkan cinta ini, tidak tahu sebab atau alasannya.

2 komentar: