Ucapkan:

Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Jumat, 19 Agustus 2011

RATHA YATRA (BAGIAN 2)


Terselamatkan dari Orang-orang Buddha

Pada abad ketiga SM, di kota purba Dravidadesa (sekarang dikenal sebagai Tamil Nadu, di India Selatan) terdapatlah seorang raja perkasa bernama Pandyavijaya. Pandya-vijaya punya seorang pendeta bernama Devesvara yang merupakan seorang penyembah-agung Sri Visnu. Dengan mengikuti perintah Devesvara, Raja Pandyavijaya menegakkan kembali sanatana-dharma. Pandyavijaya menyelamatkan Arca Jagannath, Balabadra, dan Subhadra dari cengkeraman orang-orang Buddha yang telah membawa pergi Arca-Arca tersebut. Pandyavijaya menyelamatkan Arca lalu menempatkan Mereka di atas sebuah ratha dan memulai Ratha-yatra. Ratha-yatra itu berjalan dari kuil Jagannath mula-mula yang juga dikenal sebagai Nilacala, menuju tempat yang dikenal sebagai Sundaracala. Di sana terdapat sebuah taman yang sangat indah untuk Sri Jagannath. (Limaratus tahun silam pada masa Mahaprabhu, di sana masih terdapat taman yang indah dan Mahaprabhu beristirahat di sana.) Setelah beberapa hari, Raja Pandyavijaya menempatkan kembali Arca di atas ratha lalu membawa Mereka kembali ke kuil mula-mula. Menurut sejarah duniawi, Ratha-yatra dimulai pada masa itu. Namun, menurut sejarah kitab suci—Skanda Purana—Ratha-yatra sudah dimulai ribuan tahun sebelumnya. Acara ketika Arca Jagannath, Baladeva, Subhadra diiring ke ratha dikenal sebagai Pandu-vijaya atau Pahandi-vijaya, mengikuti nama Raja Pandyavijaya. Para dayita, pelayan Sri Jagannath, lalu mengiring Arca dari satu bantal ke bantal lain.

Prahlada Menyelenggarakan Ratha-yatra

Dalam Bhavisya Purana disebutkan bahwa pada Satya-yuga Prahlada menyelenggarakan Ratha-yatra. Beliau menempatkan Mahavisnu di atas sebuah ratha lalu menariknya. Kemudian para dewa, siddha dan gandharva menyelenggarakan Ratha-yatra. Juga, pada zaman purba pada bulan Kartika ada Ratha-yatra Krishna. Tapi, menurut Skanda Purana tanggal pelaksanaan Ratha-yatra ditetapkan. Di sana dikatakan bahwa hari kedua dari empatbelas hari menjelang purnama pada bulan Asadha, pada Pusyami Naksatra, adalah hari pelaksanaan Ratha-yatra. Tapi, di ISKCON, kita dapat menyelenggarakan Ratha-yatra kapan pun. Kita melakukannya kapan pun sebab Srila Prabhupada memulai seperti itu. Mengapa beliau melakukan demikian? Beberapa orang mengkritik hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa para penyembah di ISKCON tidak mengikuti arahan kitab suci dan bahwa sebenarnya ada tanggal yang pasti untuk Ratha-yatra. Di Utkal ini, Orissa, kita tidak dapat menyelenggarakannya pada hari lain. Kita akan menghadapi banyak kritik karena Ratha-yatra yang termasyhur di Jagannath Puri berlangsung di sini dan itu dilakukan pada saat seperti yang disebutkan dalam Skanda Purana. Jadi, di sini kita tidak bisa menyelenggarakannya pada hari lain.

Makna di Balik Ratha-yatra

Hari sebelum Ratha-yatra disebut gundica-marjana, pembersihan kuil Gundica. Apa tattva di balik gundica-marjana? Mahaprabhu membersihkan dengan tangan-Nya Sendiri, bersama rekan-rekan-Nya, dan dengan demikian memperlihatkan kepada kita bagaimana cara menyucikan hati. Hati kita adalah tempat bersemayamnya Tuhan, hrdaya-simhasana. Tapi, jika hati kita tidak bebas dari pencemaran duniawi—kepalsuan, kepura-puraan, keinginan untuk kenikmatan duniawi, keinginan untuk terbebaskan, keinginan mendapat nama, kemasyhuran, prestise dan penghormatan—Tuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Semua hal ini bagaikan ilalang, pasir, dan batu kerikil.

Mahaprabhu membersihkan kuil duakali. Lalu, dengan pakaian-Nya Sendiri Dia menggosok lantai sehingga tidak tersisa noda sedikit pun. Demikianlah Mahaprabhu memperlihatkan bahwa hati kita harus bersih, jika tidak Tuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Itulah tattva di balik gundica-lila. Lalu, apa tattva di balik Ratha-yatra? Apa yang diungkap oleh Mahaprabhu?


anyera hrdaya mana, mora mana vrndavana,
‘mane’ ‘vane’ eka kari’ jani
tahan tomara pada-dvaya, karaha yadi udaya,
tabe tomara purna krpa mani

[Berbicara dalam suasana hati Srimati Radharani, Caitanya Mahaprabhu berkata:] Bagi kebanyakan orang, pikiran dan hati itu satu, tapi karena pikiran-Ku tidak pernah berpisah dengan Vrndavan, Aku menganggap pikiran-Ku dan Vrndavan itu satu. Pikiran-Ku itu sendiri sudah merupakan Vrndavan, dan karena Engkau menyukai Vrndavan, maukah Engkau menempatkan kaki-padma-Mu di sana? Aku akan anggap hal itu sebagai karunia lengkap dari-Mu.


tomara ye anya vesa anya sanga, anya-desa vraja
jane khabu nahi bhaya
vraja-bhumi chadite nare, toma na dekhile mare,
    vraja-janera ki habe upaya 
Para penduduk Vrndavan tidak menginginkan Engkau yang berpakaian layaknya seorang pangeran, tidak pula mereka ingin Engkau bergaul dengan kesatria-kesatria besar dari berbagai negeri. Mereka tidak dapat meninggalkan tanah Vrndavan, dan tanpa kehadiran-Mu, mereka semua sedang sekarat. Akan bagaimana jadinya keadaan mereka?


tumi-vrajera jivana, vraja-rajera prana-dhana,
tumi vrajera sakala sampad
krpardra tomara mana, asi’ jiyao vraja-jana
vraje udaya karao nija-pada
Krishna-Ku tercinta, Engkau adalah jiwa dan raga Vrndavan-dham. Khususnya, Engkau adalah nyawa Nanda Maharaj. Engkaulah satu-satunya kemewahan di tanah Vrndavan, dan Engkau penuh karunia. Mohon datanglah dan izinkan mereka semua tetap hidup. Berkenanlah menempatkan kembali kaki-padma-Mu di Vrndavan.

Sumber: Catatan facebook Uddhava Das pada 22 Juni 2011 "Makna rahasia Dibalik Ratha Yatra Sri Jagannath"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar